Akhirnya omku yang tinggal di Tegal Parang mengikuti jejak bapakku pindah ke Ke Kemayoran tapi di Bendungan Jago tidak jauh dari rumah kita. Omku menyewa rumah dan omku sudah pindah dengan pekerjaan barunya. omku tidak sulit untuk mendapatkan pekerjaan baru sebab omku punya keahlian dibidang Tata Buku.
Ini membuat kita jadi senang karena ada keluarga yang dekat, jadi kita mudah untuk saling berkunjung jalan kaki ke rumah omku hanya 15 menit.
Kadang aku menginap dirumah omku, aku belajar sepeda dilapangan depan rumah omku dengan menggunakan sepeda anaknya, hanya dengan sehari aku bisa menggunakan sepeda walau dengan lutut babak belur karena aku jatuh menaabrak pagar rumah orang he he he
Seperti biasa dengan pekerjaan bapakku yang tidak menentu uang sekolah masih selalu nunggak dan seperti biasa mendapat surat teguran dari Sekolah tapi untung ada omku mereka selalu menolong untuk pekerjaan bapakku dan kadang membantu untuk kehidupan keluarga kita. Melihat hal ini emakku(nenek) mendapat pekerjaan menjadi tukang masak untuk seorang Apotiker disana, kebetulan Apotiker disana seorang bujangan dan akhirnya untuk mencuci pakaiannya diserahkan ke ibuku .......,lumayan untuk tambah-tambah ekonomi keluarga.
Pernah aku diajak emak ketempat kerja dan aku disena hanya melihat emak bekerja serta membantu mana yg aku bisa kerjakan,aku tidak betah hari serasa lama harus nunggu sore kebetulan hari itu aku libur sekolah. Aku makan enak tapi aku selalu ingat adik-adikku dan kakakku apakah mereka makan enak seperti diriku.... walau tiap hari sepulang kerja emak selalu membawa makanan enak ke rumah, tapi makan siang dengan makanan enak terasa hambar di lidahku ,di rumah kita selalu makan nasi dengan sepotong krupuk kadang dengan terasi goreng tersa nikmat.
Akhirnya sorepun tiba,aku dan emak pulang kita pulang jalan kaki karena tidak punya uang untuk transport kita jalan kaki sekitar satu jam.
Hanya sekali aku ikut emak kerja sebab aku tidak betah untuk berdiam diri disana.
Kehidupan yang sangat miskin membuat aku makin giat belajar, aku ingin jadi orang pintar,ingin bisa cari uang untuk membantu ibu bapakku dan keluargaku. Jika aku membanti ibu memasak sambil bekerja aku belajar berbagai cara aku lakukan agar aku jadi anak pintar di kelas, alhamdulillahhh usahaku tidak sia-sia dan aku jadi juara kelas. Aku selalu ikut kegiatan sekolah dan aku di kelas selalu jadi bendahara kelas intinya aku jadi pusat perhatian teman-temanku karena aku ringan tangan membantu mereka. Setiap upacara aku selalu ditunjuk jadi pemimpin membawakan lagu National istilahnya : Derigen.
Makanan faforitku di Sekolah jajanan sekolah namanya krupuk mie,krupuk yg digoreng pakai pasir biasanya pas pagi aku selalu yang pertama beli aku suka krupuknya masih garing dan sambalnya masih merah dengan warna cabe hhmmmmmmmmm ... nikmatnya krupuk langsung dumasukkan dalam panci yang penuh dengan sambal,krupukku berwarna merah dengan samabal nikmattttnya .....
Karena aku jadi juara kelas kebetulan aku rangking 1 ,rangking 2 temanku Nurhais,Rangking 3 temanku Endang, akhirnya kita bertiga dipilih untuk ikut Acara Cerdas Cepat di TVRI kita latihan terus dan kita berusaha untuk menjadi juara 1 nanti yang berharap agar Sekolah kita menjadi dikenal.
Tibalah waktunya untuk kita mengikuti program Cepat Tepat di TVRI secara langsung, aku,Nurhais,Endang dan guru beragkat ke Stasiun TVRI sebelum acara dimulai kita singgah dulu di Kantin TVRI, guru bilang yang tampl di TV aku dan Nurhais sedang Endang menjadi cadangan. Waktu untuk siaranpun tiba, kita menuju kesebuah ruangan dimana banyak lampu sorot agak sedikit silau dimata lampu, aku dan Nurhais duduk berdua bersama dengan pasangan kompotisi dari SD lain, aku lupa nama SDnya jadi kota ada tiga pasang. Disana ada jurinya juga tapi aku lupa berapa orang yang aku ingat Pembawa Acaranya kak Teddy Resmisari cantik.. aku selama ini hanya bisa melihat kak Teddy yang terkenal lewat kaca TV , serasa mimpi aku bisa berada disana dan melihat kak Teddy secara langsung. Untuk menghilangkang kegugupanku dan detak jantung yang begitu cepat serta agar bisa menjawab pertanyaan aku berdoa terlebih dahulu minta ke Allah agar diberi ketenangan dalam menjawab dan dapat juara 1.
Akhirnya acarapun tiba , bismillahirraomanirrohimmmm semoga berjalan lancar aku berkaata dalam hati dngan hati berkecemuk aku berusaha menenangkan perasaan agar bisa menjawab semua pertanyaan.
Akhirnya acarapun berjalan lancar aku dan Nurhas bisa menjawab setiap pertanyaan dengan lancar, tapi keberuntungan belum berpihak kepada kita walaupun demikian kita cukup berpuas diri dengan memperoleh Juara ke 2 alhamdulillahhh kita harus tetap bersyukur ke Allah atas semua yang diberikan. Kata guruku kompotisi bilangnya seruuuu.... ini adalah pengalamanku yang super indah yang seumur hidup ku yang tak pernah kulupakan. Dalam semalam aku dikenal diseluruh Indonesia karena aku tampil di TVRI .Ooohhh yaaa ....kita Juara 2 mendapat Buku Gambar,tinta untuk menggambar dan uang sebesar Rp 15.000,-
Aku tidak melihat hadiahnya tapi pengalamanku aku berada di TV. Sejak itu aku selalu pergi ke SD lain untuk Petandingan Kepintaran antar SD sebagai wakil dari S SD Muhammadiyah 45 dan aku tambah semangat belajar. Berbagai cara metode untuk belajar agar aku menjadi anak pintar.
Aku yang sebelah kanan paling besar
menggunakan pakaian dari tante
Mardio yang membuat Teti marah.
Walaupun aku tidak jadi anak tante tapi tante masih selalu mengajakku kemana-mana. Kadang aku tidur di rumah tante dan tidur bersama Teti, ada cerita lucu ketika aku tidur berdua sama Teti, begitu paginya Teti bolang kepadaku kalau malam ketika tidur aku menamparnya, aku tersenyum karena aku tidak bersa telah menaparnya ketika tidur.
Photo diatas adalah photo aku,adikku Edi dan adikku Ririn, kakakku tidak ada di photo sebab dia paling malas untuk diambil photonya.
Seperti biasa aku di rumah tante bekerja seperti biasa membantu tante memasak,bersih-bersih,pergi ke pasar dll dan kalau tiba waktunya aku pamit untuk pergi ke Sekolah.
Untuk beberapa saat biaya sekolah teratasi ,pihak sekolah tidak mengirim surat peringatan menunggak biaya sekolah, tibalah saatnya tante mereperasi rumah yang ditingkat atas yang diatas untuk karyawan om Edi tinggal. Om Edi membuka usaha percetakan di bekas dapur tante , otomatis dapurnya pindah di dekat ruang tengah .
Aku naik keatas ruangan yang diatas, karena diatas sedang dalam perbaikan telapak kakiku menginjak paku,sebuah paku yang menancap disebuah kayu untung pakunya tidak menancap ditelapak kakiku tapi meninggalkan bekas dan berdarah. Aku hanya membersihkan telapak kakiku tanpa berusaha mengeluarkan darah dengan cara memencet agar karat yang telah masuk keluar.
Besok harinya badanku demam dan kakiku bengkak serta terasa panas;
Aku tidak bisa bekerja dan sekolah,ibuku bingung dengan saran seseorang ibuku pergi ke orang pintar karena mau kedokter ibuku takut tidak punya biaya dan orang pintar itupun menyarankan agar bekas kaki yang terkena paku diberi terasi atau sabun cuci. Dan ibuku mengikuti apa yang diperintah orang itu, tapi tetap saja tidak sembuh, sekarang aku baru tau fungsi terasi atau sabun cuci ternyata untuk membersihkan karat jika kita kena paku tapi itu dipakai jika baru saja kena. Untukku sudah terlambat, walhasil telapak kakiku bertambah parah. Telapak kaki yang kena paku , kaki sebelah kiri. Karena tiap malam aku menangis dan tidak bisa tidur serta kakiku tambah bengkak akhirnya ibuku mengantakan aku ke Pukesmas dan mengatakan telapak kakiku kena inpeksi paku yang berkarat sama dokter aku diberi obat dan salep . Alhamdulillahhh berangsur-angsur rasa sakit mulai berkurang tapi kakiku masih bengakak dan susah untuk berjalan. lalu sama ibuku atas saran seseorang beli telur kodok sebab masih terasa panas dan senut-senut seperti kalau kita bisulan. Setelah diberi telur kodok alhamdulillahhh terasa adem dan enakan.
Hari berikutnya aku ke Pukesmas lagi dan telapak kakiku mengeluarkan cairan bau tapi bengkaknya sudah mulai berkurang sama dokter diberi salep warna hitam dan air kompres berwarna kuning serta kapas . Kata dokter telapak kakiku didalamnya sudah membusuk karena impeksi. aku beruntung ibuku super sabar dengan telitinya setiap hari ibuku merawat kakiku bengkaknya sudah kempes dan diatas kulir telapak kaki berlubang sedalam 2 cm tanpa jijik ibuku membersihkan lubangnya , jangan ditanya bauuunya.... bau sekali dan warnanya seperti kornet. Setiap hari dibersihkan dan diberi salep oleh ibuku. Berangsur-angsur telapak kakiku sembuh dan dengan telaten ibuku mengajarkan aku jalan, aku berjalan tertatih tatih bagai anak kecil yang baru belajar jalan, alangkah senangnya aku bisa jalan lagi.
Bagaimana aku tidak bahagia karena selama sebulan aku tidak bisa jalan dan tidak bisa Sekolah. aku sudah rindu sama teman-teman.
Alhamdulilllahhh akhirnya aku bisa sekolah lagi dan aku tidak berkerja lagi di rumah tante. Aku bekerja di rumah tante hanya selama setahun.
Setelah aku tidak bekerja lagi di rumah tante, aku hanya di rumah dan sekolah serta aku mencoba jualan makanan kecil setelah pulang sekolah di halaman kosong tempat anak-anak bermain, dengan meja kecil dan jongkok alias dingklik yang terbuat dari papan, aku jualan kripik singkong balado dan kacang kedelai peda manis bikinan ibuku. aku juga jual di sekeloh ketika jam istirahat dengan menawarkan ke teman-temanku. Lumayanbisa untuk tambah tambah beli buku Sekolah.
Aku mengambil jualan dari ibuku Rp 20,- dan aku jual Rp 25,- lumayan setiap bungkus aku dapat untung Rp 5,-
Kadang aku disuruh sama tetangga untuk belanja ke pasar Gembreng, mungkin mereka malas untuk pergi ke Pasar terutama kalau habis hujan, Pasar Gembreng becek dengan warna hitam dan bau, kadang aku pulang dari pasar sandal aku taruh di tas belanja dan sebagai gantinya kakiku penuh dengan belok berwarna hitam, kalau dilihat dari jauh seperti pakai sepatu boot berwarna hitam he he he
Semuanya aku nikmatin dan bersyukur aku dipercaya dan aku dapat upah dari mereka. Alhamdulillahhhh...... rizki datang dari mana saja.
Dengan sabar tante mengajarkan aku cara mengepel,masak ,memotong sayuran lain-lain pekerjaan rumah tangga,walau pekerjaan rumah tangga biasa kukerjakan dirumah tentu beda,apa lagi seumurku yang masih duduk di Sekolah Dasar masih perlu banyak berlajar dan bimbingan.
Karena kesungguhanku dalam bekerja,maka tante dan om Mardio sangat sayang kepadaku,kalau pergi aku sering diajak. Dan tante memperkenalkan kami berdua kepada karabatnya " ini Teti dan ini Tuti " kadang tante sering mengajak aku pergi tanpa Teti sehingga membuat Teti iri padaku. Teti bilang kepadaku tucchh kamu ikut mami aja,kamukan anak kesayangan mami,aku tidak bisa menjawab apa-apa ,hanya bisa diam seribu bahasa.
Pernah waktu Lebaran Idul Fitri ,tante memberikan baju bekas Tetti yang masih bagus dan baju bekas itu aku pakai untuk merayakan Idul Fitri, walhasil Teti menceritakan ke seluruh teman-temanku bahwa aku memakai baju bekas dari Teti. aku tidak perlu marah sebab kenyataan aku bukan orang punya dan kedua orang tuaku tidak mampu membelikan baju baru untuk Lebaran,sudah bisa makan saja sudah alhamdulillahhh.
Karena aku sering diajak pergi sama tante dan om, pada suatu hari tante bilang kediriku kalau tante ingin mengangkat anak . Tapi aku pikir itu tidak mungkin aku mau sebab aku tidak mau bermasalah dengan Teti yang lebih dahulu menjadi anak adopsi mereka,maka aku jawab ke Tante " Tidak mau dan terima kasih."
ooohhh yaaachhh waktu aku sekolah dulu aku punya Tas, tasnya pada waktu itu dinamakan "Tas president" mirip tas orang kantoran pada waktu itu, kita anak SD pada suka memakainya,alias Tas terkenal pada masanya. Kalau memakai Tas tersebut pokoknya wahhhhh he he he...
Bentuk seperti ini tas waktu aku Sekolah.
Kali ini emak berusaha kembali untuk jualan, aku enggak tau uangnya berasal dari mana yang jelas yang aku tahu mbah gendut adik bungsu emak selalu membantu. Mbah gendut kalau gajian atau bossnya pulang dari luar negeri selalu ketempat kita membawa makanan dan memberi uang ke kita, betapa baiknya mbah gendut pada kita.
Kali ini emak mencoba jualan gado-gado,dengan meja kecil dan tampah untuk meletakkan sayuran dan dingklik kecil kita kita berjualan pinggir jalan besar di dekat jembatan Haji Ung. banyak lalu lalang kendaraan disana serta orang hilir mudik maklum jalan besar jadi rama tentunya. Tapi memang bukan milik kita disana kita jualan disana tidak bertahan lama. aku selalu membantu emak dan ibuku juga tapi usaha kita tetap saja mengalami jalan buntu.
Sementara usaha bapak juga masih belum bisa diandalkan. Jika bapak dapat rizki maka yang utama ibu beli beras,prinsip ibu juga sudah ada nasi maka tenang karenaa nasi kebutuhan utama. Ibu suka menyuruh aku untuk menukarkan beras ke warung yang jual lauk pauk ditukar sayur ,atau tempe atau yang lainnya.Kadang aku malu karena aku yang sering ditugaskan sama ibu untuk menukarnya karena seringnya ke warung tsb, sehingga aku untuk bilang ke yang punya warung menunggu pembeli lain pergi, karena aku tau diri bukan pembeli tapi orang butuh menukar beras dengan lauk pauk hal ini tidak pernah dilakukan dengan orang lain selain keluarga kita,alhamdulillahh pemilik warung mengerti dengan keadaan kita yang miskin. Ketika bapak mempunyai rizki yang berlebih ibu ke pasar membeli bahan-bahan untuk masak makanan istimewa.
Hari ini ibu masak tumis sawi caisin dan sambal ikan merah, wahhh enak sekali makananku hari ini.... tapi aalah mak sedang enak makan, nasi sudah habis di baskom ,aku masih lapar..... aku hanya bisa memandang bakul yang sudah kosong kubersihkan bakul nasi ada sisa-sisa nasi menelmpel disana.
Dengan kemiskinan kita barang tentu bapak banyak utang, utang untuk kebutuhan kita makan dan bayar uang sekolah, hal ini membuat keperhatinan tetangga kita tante Mardioh. Pernah bapak minta bertanya ke guru ngajiku pak Haji Ilyas. Sebab setiap seminggu sekali aku ikut ngaji tentang hadist bersama-sama ibu-ibu dan wanita yang lebih tua dan barang tentu di situ akau yang paling kecil sebab masih SD. Aku bertanya walhasil aku ditertawakan dengan orang-orang dipengajian.
Pada suatu hari aku dipanggil sama tante Mardio, Tut mau enggak kamu kerja dirumah tante ? aku jawab mau tante , tapi bagaimana sedang aku masih sekolah.
Tante menjawab " Enggak apa Tut, kalau sekolah pagi bisa kerja di rumah tante habis sekolah, kalau sekolah siang kerjanya bisa sebelum sekolah, jadi disesuaikan sama waktu sekolah Tuti, khan lumayan utk bayar sekolah. kerjanya bersih-bersih rumah,ngepel dan bantu masak tante "aku bilang ke ibu dan ibuku menzinkan.
Mulai sejak itu aku bekerja di rumah tante, ketika makan tante menyiapkan sepiring nasi beserta lauk pauk dan sayur semangkok sesuai yang dimasak hari itu. Tapi kadang jatah makananku kubawa pulang untuk dinikmati seluruh keluarga.
Allhamdulillahhh agak terbantu juga ekonomi keluarga walau tidak seberapa.
Karena kita miskin maka ketika Hari Raya Idul Fitri cukup memakai pakaian yang beli di tukang loak. Bagi kita sudah cukup menyenangkan.
Aku bekerja dirumah tante dengan sungguh-sungguh karena aku tidak mau berhenti sekolah dikarenakan tidak ada biaya.
Kehidupan kita di Kemayoran benar-benar susah, sekamar untuk tujuh orang jika malam kamar disulap jadi tempat tidur dan siang hari disulap jadi ruang tamu dan dapur .
Pekerjaan bapak aku tidak tahu pastinya, sedang bapak harus menyekolahkan dua orang anak aku dan masku. Kita pindah ke Sekolah swasta di SD Muhammadiyah 45 di Kemayoran di Kelurahan Serdang. Kemayoran teramasuk Jakarta Pusat.
Kemayoran pada waktu itu merupakan Airport jadi pastinya bising dengan suara pesawat yang akan naik dan turun yang lewat diatas rumah dan ini barang tentu TV akan terganggu dan bergaris-garis. TV pada waktu itu hanya dua warna hitam dan putih. Tidak semua orang memilikinya dan chanel hanya satu chanel TVRI.
Aku kalau lihat TV di rumah tetangga di rumah pak Yusup,rumahnya dipojok sebelah rumah tante Mardio. Rumahnya bagus terbuat dari semen,rumah gedong kecil mungil dan tidak terlihat dari jalan karena tertutup dengan rumah tante Mardio.
Aku pindah ke SD Muhammadiyah ketika naik kelas 3 dan masku kelas 4 , kehidupan kita benar-benar susah kadang kita kena tegur dari sekolah karena terlambat bayar uang sekolah. Kadang aku diajak ibu kerumah mbah gendut untuk pinjam uang untuk bayar sekolah atau untuk makan karena penghasilan bapak tidak menentu kadang dapat uang kadang tidak. Kita jalan kaki dari Kemayoran ke Kota dimana mbah gendut kerja dan bertempat tinggal. Haus dan panas kita lalui demi sesuap nasi untuk makan esok hari. Kita tidak memikirkan rumah gedong,TV atau apapun dapat makan itu sudah alhamdulillahh.... untuk sholat aku selalu menggunakan kain emak , kain batik dan aku sematkan temiti sehingga bisa digunakan untuk mukena, untuk beli mukena keluarga tidak mampu. Ibu punya mukena satu yang selalu digunakan beramai-ramai dengan warna putih yang hampir pudar dan bagian kepala serta dagu penuh dengan bintik-bintik hitam karena telur nyamuk.
Ibu juga membuat makanan seperti kripik singkong pedas untuk dititip ke warung.
Aku kadang membawanya untuk dijual untuk ditawarkan keteman-teman untuk membantu ibu. Dan aku menerima untung ssebab dari ibu Rp 20,- dan aku menjualnya Rp 25,- Tapi tetap juga tidak mencukupi, pernah aku dan emak mencoba jualan dipasar Gambreng, emak ingin mencoba membantu dengan berjualan.
Hari pertama jualan untuk emak,emak pagi-pagi bangun mulai masak tiwul,cenil,lupis,jagung urap,gatol orang bilang jajanan pasar.
Dengan semangatnya emak menyiapkan diatas tampah dan daun-daun disiapkan dibakul. Dengan Sandal jepit hari itu aku dan emak pergi ke pasar kebetulan aku sedang libur sekolah sehingga bisa membantu emak,sampai dipasar Gembrong kita mencari kios yang tidak ada penghuninya " mak.. itu ada kios kosong " katapun
disana,tampah diturunkan dari kepala emak ,aku meletakkan bakul yang terbuat dari anyaman bambu yang berisi daun-daun dan lidi untuk orang yang beli .
Kita duduk dibale-bale kosong menunggu pembeli.
Lama sekali orang yang datang untuk membeli dan akhirnya ada beberapa orang membeli jualan kita. Kita dengan sabarnya menunggu pembeli,banyak orang lalu lalang tanpa menoleh dagangan kita kadang ada orang yang lewat hanya melirik saja. Jualan kita masih banyak aku melihat kelangit mendung aku pikir tidak lama lagi akan turun hujan, ternyata dugaanku benar tak lama kemudian hujan deras bagaikan diguyur dari langit,aku menggigil kedinginan karena hujan disertai angin. aku dan emak berusaha berlindung dikios kosong yang terbuka dan emak menutup jualannya dengan plastik besar agar tidak basah.
Hujan berhenti sore hari dan kita pulang dengan membawa jualan yang masih banyak,uang didalam gurita (kain panjang kecil yang ukurannya lebar 20 cm dan panjang sekitar 5 m dibelitkan dipinggang agar kain tidak melorot) emak hanya sedikit,aku ingin nangis melihat emak usahanya sia-sia tidak menghasilkan yang ada rugi. Akhirnya makanan dibagikan ke tetangga. Usaha emakpun sia'sia alias gagal total , ujian hidup masih menerpa kehidupan kita.
Commentaires