Aku yang sebelah kanan paling besar
menggunakan pakaian dari tante
Mardio yang membuat Teti marah.
Walaupun aku tidak jadi anak tante tapi tante masih selalu mengajakku kemana-mana. Kadang aku tidur di rumah tante dan tidur bersama Teti, ada cerita lucu ketika aku tidur berdua sama Teti, begitu paginya Teti bolang kepadaku kalau malam ketika tidur aku menamparnya, aku tersenyum karena aku tidak bersa telah menaparnya ketika tidur.
Photo diatas adalah photo aku,adikku Edi dan adikku Ririn, kakakku tidak ada di photo sebab dia paling malas untuk diambil photonya.
Seperti biasa aku di rumah tante bekerja seperti biasa membantu tante memasak,bersih-bersih,pergi ke pasar dll dan kalau tiba waktunya aku pamit untuk pergi ke Sekolah.
Untuk beberapa saat biaya sekolah teratasi ,pihak sekolah tidak mengirim surat peringatan menunggak biaya sekolah, tibalah saatnya tante mereperasi rumah yang ditingkat atas yang diatas untuk karyawan om Edi tinggal. Om Edi membuka usaha percetakan di bekas dapur tante , otomatis dapurnya pindah di dekat ruang tengah .
Aku naik keatas ruangan yang diatas, karena diatas sedang dalam perbaikan telapak kakiku menginjak paku,sebuah paku yang menancap disebuah kayu untung pakunya tidak menancap ditelapak kakiku tapi meninggalkan bekas dan berdarah. Aku hanya membersihkan telapak kakiku tanpa berusaha mengeluarkan darah dengan cara memencet agar karat yang telah masuk keluar.
Besok harinya badanku demam dan kakiku bengkak serta terasa panas;
Aku tidak bisa bekerja dan sekolah,ibuku bingung dengan saran seseorang ibuku pergi ke orang pintar karena mau kedokter ibuku takut tidak punya biaya dan orang pintar itupun menyarankan agar bekas kaki yang terkena paku diberi terasi atau sabun cuci. Dan ibuku mengikuti apa yang diperintah orang itu, tapi tetap saja tidak sembuh, sekarang aku baru tau fungsi terasi atau sabun cuci ternyata untuk membersihkan karat jika kita kena paku tapi itu dipakai jika baru saja kena. Untukku sudah terlambat, walhasil telapak kakiku bertambah parah. Telapak kaki yang kena paku , kaki sebelah kiri. Karena tiap malam aku menangis dan tidak bisa tidur serta kakiku tambah bengkak akhirnya ibuku mengantakan aku ke Pukesmas dan mengatakan telapak kakiku kena inpeksi paku yang berkarat sama dokter aku diberi obat dan salep . Alhamdulillahhh berangsur-angsur rasa sakit mulai berkurang tapi kakiku masih bengakak dan susah untuk berjalan. lalu sama ibuku atas saran seseorang beli telur kodok sebab masih terasa panas dan senut-senut seperti kalau kita bisulan. Setelah diberi telur kodok alhamdulillahhh terasa adem dan enakan.
Hari berikutnya aku ke Pukesmas lagi dan telapak kakiku mengeluarkan cairan bau tapi bengkaknya sudah mulai berkurang sama dokter diberi salep warna hitam dan air kompres berwarna kuning serta kapas . Kata dokter telapak kakiku didalamnya sudah membusuk karena impeksi. aku beruntung ibuku super sabar dengan telitinya setiap hari ibuku merawat kakiku bengkaknya sudah kempes dan diatas kulir telapak kaki berlubang sedalam 2 cm tanpa jijik ibuku membersihkan lubangnya , jangan ditanya bauuunya.... bau sekali dan warnanya seperti kornet. Setiap hari dibersihkan dan diberi salep oleh ibuku. Berangsur-angsur telapak kakiku sembuh dan dengan telaten ibuku mengajarkan aku jalan, aku berjalan tertatih tatih bagai anak kecil yang baru belajar jalan, alangkah senangnya aku bisa jalan lagi.
Bagaimana aku tidak bahagia karena selama sebulan aku tidak bisa jalan dan tidak bisa Sekolah. aku sudah rindu sama teman-teman.
Alhamdulilllahhh akhirnya aku bisa sekolah lagi dan aku tidak berkerja lagi di rumah tante. Aku bekerja di rumah tante hanya selama setahun.
Setelah aku tidak bekerja lagi di rumah tante, aku hanya di rumah dan sekolah serta aku mencoba jualan makanan kecil setelah pulang sekolah di halaman kosong tempat anak-anak bermain, dengan meja kecil dan jongkok alias dingklik yang terbuat dari papan, aku jualan kripik singkong balado dan kacang kedelai peda manis bikinan ibuku. aku juga jual di sekeloh ketika jam istirahat dengan menawarkan ke teman-temanku. Lumayanbisa untuk tambah tambah beli buku Sekolah.
Aku mengambil jualan dari ibuku Rp 20,- dan aku jual Rp 25,- lumayan setiap bungkus aku dapat untung Rp 5,-
Kadang aku disuruh sama tetangga untuk belanja ke pasar Gembreng, mungkin mereka malas untuk pergi ke Pasar terutama kalau habis hujan, Pasar Gembreng becek dengan warna hitam dan bau, kadang aku pulang dari pasar sandal aku taruh di tas belanja dan sebagai gantinya kakiku penuh dengan belok berwarna hitam, kalau dilihat dari jauh seperti pakai sepatu boot berwarna hitam he he he
Semuanya aku nikmatin dan bersyukur aku dipercaya dan aku dapat upah dari mereka. Alhamdulillahhhh...... rizki datang dari mana saja.