Curup sepi sekali terutama dimalam hari, tidak ada Tv dan hanya suara jangkrik hiburan kita ,tidak ada orang lalu lalang padahal Jln. Kartini adalah jalan No. dua.
Di Curup orang tidak ada yang punya TV karena saluran TV tidak sampai ke kota kecil yang letaknya di daerah pegunungan.
Dalam bulan puasa Ramadan kita isi seperti biasa dengan puasa , buka puasa, sholat traweh dan sholat subuh di masjid.
Aku dan kakakku akhirnya didaftarkan oleh mbah di SMP PGRI 98 di Lapangan Setia Negara, aku kelas 1 dan kakakku kelas 2 dan kita mulai sekolah setelah Hari Raya Idul Fitri .
Bapak dengan bantuan mbah Ida diterima menjadi karyawan percetakan Pemda sebagai karyawan honorer alhamdulillahhhhh saat ini yang penting kerja walau tahu berapa gaji Honorer barang tentu tidak cukup untuk kebutuhan keluarga dan barang tentu juga kehidupan kita saat ini disokong oleh mbah.
Emak tidak tinggal diam melihat keadaan ini ,emak berencana berjualan kali ini dia ingin menyalurkan bakat bisnisnya dan sesuai dengan uang yang masih disimpannya ingin berjualan gado-gado untuk istilah Curup Lotek dan rujak. Aku menyarankan ke emak untuk jualan Ketoprak Ala pok Neneng yg di Kemayoran dimana bumbunya langsung ulek ,tapi emak ragu takut tidak laku " aku yakin mak pasti laku, sebab sesuai selera orang sini" aku meyakinkan emak dan akhirnya emak menyetujui saranku.
Karena berhubung masih bulan Ramadan jadi rencana setelah Idul Fitri dan barang tentu harus menyiapkan segala keperluan seperti kaca etalase,kursi untuk orang makan dan lain-lain.
Akhirnya Idul Fitripun tiba dan ini pertama kalinya kita meerayakan Idul Fitri bersama mbah dan mbah banyak tamu di rumahnya saya membantu mbah menyiapkan minuman jika tamu datang, mbok Musirah menyiapkan gelas-gelas kecil untuk diisi sirup dan segala makanan ringan tersedia di atas meja ruang tamu serta berbagai bolu tersedia disana juga.
Mbah adalah Bidan terkenal maka tak heran banyak tamunya dan embah dapat makanan atau bingkisan Idul Fitri dari non muslim , tetanggal sebelah rumah mbah orang cina dan non muslim mereka sering keluar masuk rumah mbah dengan bebas sebab pembatas rumahnya dibuat pintu penghubung dengan rumah embah begitu juga rumah belakang mbah rumah Nyek yang salah satu anaknya diangkat anak angkat oleh mbah , dapur enyek sebelahan dengan dapur mbah , enyek barang tentu sudah bukan orang asing untuk mbah. Mereka bebas keluar masuk di rumah mbah begitupun tetangga sebelah kanan rumah mbah , teleransi dalam beragama sudah ada sejak dulu walau berbeda agama kita saling menghormati dan menghargai agama masing-masing. Ketika Idul Fitri banyak non muslim datang berkunjung ke rumah embah, maka tak heran embah banyak menyiapkan kue dan minum.
Aku hanya bisa memandang kue-kue yang enak sebab seperti kue bolu lapis ,kue kering keranjang ditengahnya selai nanas,kastengel dan lain merupakan kue pertama kali yang aku nikmati. di Jakarta kita Idul Fitri paling ibuku bukin biji Ketapang,kue gabus,Rengginang.
Untuk mengambil aku tidak berani jika disodorkan aku baru mau makan, beruntung mbah memberikan berbagai jenis kue sehingga jika ada tamu datang ke rumah kita, kita punya kue walau kita belum punya tamu paling tetangga yang punya rumah.
Kue yang makan kita sendiri sepuasnya he he he
Hari ini kita pindah kerumah yang baru, aku dan saudara-saudaraku membantu barang-barang untuk kepindahan kita.
Kita jalan kaki karena tidak jauh dari rumah mbah lebih kurang hanya 5 menit.
Rumah kita yang baru adalah rumah yang terbuat dari papan, dimana pemiliknya orang Rejang Lebong aku lupa namanya seorang laki-laki berkulit putih dan tinggi sedang serta seorang yang ramah yang selalu tersenyum , sedang istrinya berkulit putih juga lebih tinggi dari suaminya serta ramah juga. Anaknya ada beberapa orang ada juga yang sepantar dengan diriku.
Satu rumah dibagi dua dengan pemilik rumah, dari luar rumah kelihatan datar, tapi untuk dibelakangnya di dapur turun menggunakan tangga terbuat dari papan. Dapurnya agak luas dan disana ada tungku yang terbuat dari semen untuk masak memakai kayu serta disebelahnya ada kamar mandi yang menyatu dengan toiletnya terbuat dari kayu juga serta dialirkan dari air yang mengalir dari Got depan rumah yang airnya mengalir dengan deras. Disamping sumur air got kecil mengalir tanpa henti, di Curup got dinamakan siring.
Rumah yang nyaman dan enak untuk ditempati, yang jelas lebih besar dari kontrakan kita yang di Kemayoran yang hanya sekamar. Dirumah ini ada ruang tamu,kamar satu dan ruang depan. dengan halaman depan yang lumayan untuk menanam bunga.
Alhamdulillahhhhh walau pindah dari kota besar yang ramai dan banyak hiburan beda jauh dengan yang kini ,kota kecil tanpa hiburan tanpa TV karena belum ada chanel TV disini tapi aku suka karena walau kota kecil tapi nyaman dan damai serta hawanya dingin karena kota kecil berpegunungan dan sayur-mayur yang segar.
Malam itupun adalah hari pertama kita tidur di rumah kontrakan ang baru, suasananya sepi berbeda jauh dengan kota Jakarta yang ramai dan aku ingat ini adalah awal bulan Ramadan sehingga aku harus bangun untuk sahur, ibu dan emak sudah terlebih dahulu bangun untuk menyiapkan makanan untuk sahur.
Aku,kakakku(Nano) dan kedua adikku Edi dan Ririn serta bapakku masih tidur.
Hawa yang dingin membuat kita nyenyak tidur ditambah kemarin kita bekerja keras sehingga membuat kita lelah " Tut.. bangun.. aku tidak bergerak .. Tut bangun .." ibuku menggoyang-goyang tubuhku lebih keras dan akhirnya dengan malas aku membuka mataku aku kedinginan kuraih kain untuk menutupi tubuhku dan aku menuju dapur dimana disana ada meja makan dari kayu dan kursi kayu, aduhhhhh.. dinginnya kursi ini, lalu disusul dengan kakakku, serta kedua adikku dan bapakku tidak lupa bapakku didepan sudah tersedia kopi hangat itu sudah kebiasaan bapakku ketika bangun. Akhirnya kita makan sahur dengan tempe goreng dan sayur bening caisin, aku memandang sayur bening caisin hawa dingin begini makan sayur bening dengan malas kusendok nasi bercampur sayur bening, kalau tak ingat untuk energi puasa esok harinya aku malas untuk makan.Akhirnya selesai juga makanku dalam keadaan ngantuk dan kedinginan. aku membantu membereskan meja makan dan aku menuju keruang tamu aku duduk dalam keadaan kedinginan apa lagi sebab kursi tamu terbuat dari rotan tapi beruntung lantainya terbuat dari papan jadi hangat dikaki. Dengan duduk kaki dilipat dan berselimut kain dan setengah tidur aku duduk sambil menunggu suara azan subuh. Masjid lumayan tidak jauh sekitar 8 menit jalan kaki sehingga suara azan masih bisa terdengar ke rumahku. Akhirnya suara azan berkemundang terdengar sahdu dan merasuk dijiwaku diiringi hawa dingin serta suasana yang sepi membuat suara azan begitu nyaman dan merdu. Lalu aku kekamar mandi menuruni tangga , aku menimba air sumur ternyata air sumur lumayan tidak sedingin yang kubayangkan dan aku mulai wudhu.
Setelah aku selesai sholat subuh ibuku bilang kita boleh tidur lagi sementara itu emak dan ibuku pergi keluar untuk melihat dan belanja sebab tidak jauh dari rumahku dekat pos polisi dan sekitar disepanjang jalan kata pemilik rumah berjejer orang berjualan bermacam-macam sayuran aku ingin ikut tapi aku malas dinginnya aku tak tahan. Emak dan ibu ingin mencoba dan melihat serta ingin membeli untuk sayuran pembuka puasa hari ini.
Aku melanjutkan tidurku begitu juga kedua adikku dan kakakku melanjutkan tidurnya. Kira-kira jam 8.00 aku bangun dengan malasnya aku masih dalam keadaan kedinginan aku menuju ruang depan dan aku megintip dari balik pintu kaca melihat keluar, suasana diluar masih diselimuti kabut dan aku lihat beberapa orang lewat membawa belanjaan dengan tas berisi sayuran dan aku lihat juga ada beberapa orang lewat dengan membawa belanjaan dengan bronang yang diikatkan seutas tali lebar dan disematkan di kepala, aku heran alangkah kuatnya wanita itu membawa bronang dengan kekuatan di kepala. Ini pemandangan yang belum pernah kulihat di Jakarta.
Bronang terbuat dari anyaman bambu untuk membawa barang-barang bisa kayu bakar,sayuran dll.
GAMBAR BRONANG
Hari pertama kita tinggal di rumah mbah Ida, kita tidur di loteng atas. Mbah Ida adalah sosok sorang wanita mandiri,tegas dan berwibawa. Aku sangat takut dengan mbahku. Mungkin karena aku belum terbiasa dengan mbahku.
Aku dulu pernah bertemu dengan mbahku waktu umur beberapa bulan jadi masih bayi ketika itu, malah sempat embah meminta agar aku tinggal bersama dengannya tapi ibuku tidak mengizinkan karena anak perempuan baru diriku.
Mbahku tinggal bersama pembantu setianya mbok Musirah, mbok Musirah tidak punya anak maupun suami ,dia terkenal masakannya enak, Neni anak adopsi sejak bayi dan umurnya dibawahku, dia sepantar dengan adikku yang laki-laki dan satu lagi mbah kakung mbah Baduan Sato dia selalu membaca buku dan Al'quran di ruang tamu depan TV atau di ruang depan dekat pot-pot bunga dengan tatapan muka yang garang seaka-akan dia tidak suka dengan kehadiran kita.
Ooooohhh ada lagi mbok cuci nama sebenarnya aku tidak tau tapi kita memanggilnya mbok cuci, orangnya kecil tapi lincah dan suka ngomong, aku suka dia orang menyenangkan sehingga aku cepat kenal dengannya. Mbok cuci tidak tidur di rumah mbah tapi dia kerja pagi setelah selesai pekerjaannya dia pulang. Pekerjaannya bersih-bersih rumah,ngepel,nyuci baju dan menggosok pakaian.
Mbah sudah pensiun dan andalan penghasilan mbah dari uang pensiun dan buka praktek di rumah. Pasien mbah banyak karena mbah Bidan pertama dan di Curup sehingga banyak yang mengenalnya. Mereka tidak tau kalau mbah punya anak kandung jadi ketika bapakku dan keluarga pindah di Curup mereka menyangka bapakku adalah anak angkat mbah, padahal terbalik justru yang mereka kenal selama ini dan yang tinggal bersama mbah adalah anak angkat mbah. Hanya om Wasol yang keponakan dari mbah Baduan. Tapi sekarang mereka sudah tidak tinggal sama mbah hanya Neni saja yang tinggal bersama mbah.
Sekarang kembali ke aku, aku tidak banyak berbicara karena aku tidak bisa berbicara bahasa Curup jadi aku lebih banyak diam dan memperhatikan mereka berbicara aku ingin berbicara banyak tapi aku takut karena aku berbicara bahasa Jakarta asli.
Besok kata mbah kita akan pindah ke rumah yang telah disiapkan oleh mbah ,sebuah rumah kontrakan yang tidak jauh dari rumah mbah sama-sama di jln. Kartini selisih
7 rumah dari rumah mbah.
1. fanfan76 le 28-01-2019 à 22:07:09 (site)
Bonsoir Tuti, je ne comprends pas l indonėsien, mais longue vie à votre blog, fanfan
2. tutisunaryati le 14-02-2019 à 16:35:52 (site)
Merci beaucoup pour comementaire mon ami. Bon après midi.
Akhirnya kedua orang tuaku memutuskan pindah ke Curup dengan harapan perubahan hidup disana dan dekat dengan mbah Ida, ibu dari bapakku yang selama ini aku belum pernah bertemu dengan mbah Ida.
Memang secara Sekolah pindahnya ke Curup serba nanggung sebab aku kelas 1 dan masku kelas 2 kita beberapa bulan lagi akan kenaikkan kelas, tapi apa boleh buat situasi menyebabkan kita harus pindah.
Pada hari yang ditentukan dan kira-kira th 1974 kita berangkat hanya membawa baju-baju dan tas-tas yang kita punya. Kita Berangkat dari Jakarta naik bis menuju Pelabuhan Merak dari Merak kita menyebrang Selat Sunda menggunakan Kapal Ferry , ini pertama kalinya aku mengalami perjalanan jauh menggunakan kapal laut. Angin laut berhembus kencang dan membuat badan menggigil. Banyak orang-orang di deck kapal dengan beralas koran ada yang duduk dan ada yang tidur.
Sementara itu Anak Buah Kapal /ABK lalu lalang menawarkan makanan dan minuman tapi kita tadak beli sebab uang bapak tidak banyak jadi harus hemat ,lagi pula kita banyak bekal makanan dari bude cawang,mbah gendut dan keluarga om . Jadi sudah cukup. Harga di Kapal untuk makanan cukup mahal dibandingkan dengan harga normal.
Hanya dalam beberapa jam Kapalpun merapat, sambil menunggu izin kapal merapat kebetulan hari masih pagi banyak orang beradiri di deck kapal melihat banyak anak-anak kecil dan orang dewasa berada di laut sambil berteriak " om lemparkan uang logamnya om ! ada beberapa orang melemparkan uang logam ke laut dan dengan lincahnya mereka menyelam dan berebut uang logam dengan mulutnya, ini suatu pemendangan yang menakjubkan. dibutuhkan keahlian serta kecekatan dan keahlian untuk memperebutkan uang logam dengan mulut mereka.
Akhirnya tiba para penumpang turun kedarat, kita dengan sabar menunggu giliran keluar dari kapal, mobil-mibil pribadi,truk pengangkut.
Pagi itu Pelabuhan Panjang Lampung terasa segar banyak orang perempuan ,laki-laki bahkan anak-anak menawarkan makanan untuk sarapa pagi. Bau Pelabuhan dan bau air laut terasa bercampur,badan terasa tidak enak karena belum mandi apa boleh buat namanya juga dalam perjalanan jauh.
Bapak ngasih petunjuk ke kita dimana stasiun kereta karena kita berencana naik kereta sampai ke Linggau dan dari Linggau naik bis ke curup.
Akhirnya kita tiba di stasiun dan keretapun mulai berjalan, kereta yang tidak bagus tapi lumayan yang penting sampai ketujuan dan biaya murah.
Di setiap stasiun kereta berhenti dan banyak orang menjajakan makanan dan minuman ada yang lalu lalang di dalam kereta dan ada yang lalu menawarkan dari luar lewat jendela. Berbagai macam ditawarkan dari makakan,minuman,permainan anak dll.
Akhirnya emak beli makan untuk kita beli nasi bungkus untuk kita 7 orang, emak dan ibu terkejut ternyata begitu dibuka nasinya hanya sekepal hanya daun pembungkusnya berlapis-lapis. Ternyata pembeli ditipu sama penjual.
Aku ,adikku-adikku dan masku sangat menikmati perjalanan dengan kereta melihat hutan-hutan serta orang bekerja di sawah.
Ketika sampai di Stasiun yang banyak orang jualan Nanas aku bertanya ke bapak " Stasiun mana ini pak ? ini Prabumulih, disini terkenal dengan nanasnya ,nanasnya manis dan ibu membeli beberapa untuk oleh-oleh embah.
Akhirnya kereta berhenti di Stasiun Linggau dan kita melanjutkan perjalanan ke Curup dengan bis mini , didalamnya hanya sekitar 12 orang.
Linggau hawanya dingin beda dengan Jakarta yang panas sehingga kita menggigil. Aku melihat Linggau kota kecil,nyaman dan indah , ini benar-benar pengalaman yang tak terlupakan menginjakan kaki dari kota besar yang ramai ke kota kecil yang dingin,nyaman dan indah. Aku tidak banyak bicara sebab aku tidak bisa bahasa Sumatera.
Dengan Bis mini kitapun menuju Curup, dengan jalan berliku-liku karena pegunungan aku memandang keluar dan melihat rumah-rumah yang kita lewati bentuk rumah yang berbeda rumah-rumah panggung terbuat dari kayu.
Kita sampai di Curup ternyata hawanya begitu dingin, kota kecil lebih kecil dari kota Linggau. Kita sampai dan mbah Ida sudah menanti.
Akhirnya karena capek kita istirahat dulu di rumah mbah di Loteng belakang. Perjalanan jauh yang sangat melelahkan.
Kadang aku putus asa dengan keadaan kita yang miskin apakah aku akan bisa tetap sekolah mengingat untuk makan saja kita mengalami kesulitan,apakah aku akan selesai dan menamatkan SD ? itu yang selalu berkecemuk dalam pikiranku,disaat pikiranku melayang berbaring ditempat tidur orang tuaku, tiba-tiba aku melihat lampu teplok yang tergantung didinding di sebatang bambu dan kulihat d bambu berwarna merah walau belum semua hanya sebagian, aku amati lalu aku buru-buru bangun pembaringan cepat kukecilkan lampu Teplok dan kuambil air cucian piring di ember yang tidak jauh dari situ kusiramkan ke bambu dengan gayung dan akhirnya padam, ternyata bambu tempat untuk menggantung lampu teplok terbakar karena apinya kebasaran sehingga pelan-pelan bambu terbakar ... alhamdulillahhh terselematkan dari kebakaran, kejadian ini aku tidak ceritakan karena aku tidak ingin mereka menjadi panik,cukup aku saja yang penting aku sudah mengatasinya.
Guruku selalu bilang untuk mengambil Bea Siswa tapi apa mungkin sebab Sekolah Swasta , aku sudah berusaha semampuku tapi aku selalu yakin kata pepatah " Banyak jalan lain menuju Roma"
Banyak orang bilang aku pintar, tapi sebenarnya aku merasa tidak pintar hanya aku rajin belajar dan aku suka belajar dengan orang yang lebih besar dari seumurku.
Ujian Sekolah untuk SD tiba waktunya dan aku harus banyak belajar agar aku bisa Tamat Sekolah Dasar dengan nilai bagus.
Alhamdulillahhh akhirnya aku berhasil tamat dengan nilau bagus , orang tuaku menginginkan aku masuk SMPN 79 tapi aku enggak mau selain jauh sekolahnya SMPN 79 SMP favorit disitu banyak orang kaya dan para Selebriti sekolah disana , itulah mengapa aku tidak berminat mengingat aku miskin.
Akhirnya aku memilih SMP Muhammadiyah 27 sekolahnya satu tempat dengan SD tempatku yang sama dan ini diikuti dengan beberapa teman-temanku. Ooohhh yachhh aku dalam mengisi data untuk Izasah SD aku membuat kekeliuran untuk tahun kelahiran, aku menilisnya th 1960 seharusnya th 1961. Aku selisih sebulan dengan anak omku Aas, Aas januari dan aku February.
Aku sekolah di SMP Muhammadiyah 27,hari-hariku berjalan seperti biasa belajar,ibu menerima cucian orang lain untuk tambah-tambah ekonomi dan bapakku membantu om lumayan dapat untuk hidup sehari-hari serta seperti biasa orang tuaku dapat teguran dari pihak sekolah karena terlambat bayar uang sekolah, apalagi ditambah sekarang 3 anak yang bersekolah. Dua anak SMP dan satu SD.
Omku yang di Bendungan Jago aktif dalam organisasi Pemuda Karang Taruna , omku sebagai Pemimbimbing di Karang Taruna banyak berbagai kegiatan salah satunya Kursus bhs. Inggris gratis untuk segala umur dan aku barang tentu ikut sebab bahasa adalah kesukanku dan alhamdulillahhh aku bisa mengikutinya walau ditempat kursus kebanyakan diatasku alias lebih tua umurnya.
Aku ingat ketua dari Karang Taruna suka dengan adik omku yang sekolah di Sekolah Bidan, bulekku seminggu sekolah pulang ke rumah omku ,bulekku tinggal di Asrama. aku memanggilnya bulek Wuk.
Pernah malam-malam ketika mereka jalan-jalan aku diajak oleh bulekku dan aku digandengnya,aku anak yang penurut sehingga bulekku senang mengajakku jika mereka pergi seperti pergi ke Jakarta Fair yang setahun sekali diadakan aku diajak , aku memakai baju sederhana yang aku punya,karena aku tidak punya sepatu untuk pergi jadi aku memakai sepatu basket untuk sekolah "Tut kamu kok seperti mau olah raga " mata bulekku kearah sepatu basketku. aku tidak bisa menjawab apa-apa aku hanya tersenyum kecut karea aku tidak punya yang lain.
Entah kenapa bulekku putus hubungan dengan ketua Karang Taruna,aku tidak tahu karena itu ranah orang dewasa, aku yang masih SMP kelas satu pula belum tahu cinta-cintaan he he he
Beberapa bulan kemudian datang seorang pemuda dari Curup, aku tahu dari pembicaraan orang tuaku dia anak angkat mbahku ,dia baru tamat dari SMA dan ingin mencari pekerjaan di Jakarta, Omku banyak koneksi dan sudah banyak orang yang mendapatkan pekerjaan karena omku.
Di Jakarta Pemerintah sedang giat-giatnya mengadakan program Transmigrasi pada waktu Gubernurnya bapak Ali Sadikin dan Presiden bapak Soeharto.
Bagi warga jakarta yang mendaftar dan ikut Transmigrasi maka di Transmigrasi di tempat yang baru di luar Pulau jawa terjamin dari Pemerintah dari tanah yang akan digarap untuk pertanian,rumah serta bibitnya itu yang aku tau..
Pernah orang tuaku terbersit ingin ikut Transmigrasi dengan harapan siapa tahu hidup kita akan berubah kearah yang lebih baik dan keluar dari kemiskinan.
Tapi sebelum niat itu terlaksana ,tiba-tiba mbah di Curup meminta kita untuk pindah ke Curup agar dekat dengan mbah karena mbah ingin dekat dengan anak serta cucu-cucu kandungnya. Akhirnya setelah berdiskusi dengan seluruh keluarga kitapun berencana pindah ke Curup,emakpun tetap ingin ikut walau dia harus kehilangan pekerjaannya sebab emak tidak ingin jauh dengan anak dan cucu-cucunya.
Commentaires