Aku tidur dan sesekali aku bangun serta merasakan sakit; aku berusaha tidur lagi ...... akhirnya aku jatuh tertidur dan bermimpi . Didalam mimpiku aku bertemu dengan seorang dokter tua,dokter tua itu berkata " Coba lihat dalam photo ini....... kamu sedang kesakitan nahan perutmu " dan aku lihat, aku sedang menekan perut dalam posisi setengah duduk sama seperti sebelum yang aku lakukan waktu itu, lalu dokter itu melanjutkan lagi berkata ," Nanti saya suntik agar sembuh " kata dokter tua. Akupun bangun dari mimpi dan alhamdulillahhhh begitu bangun perutku tidak terasa sakit lagi dan badanku terasa segar seakan-akan tadi malam tidak terjadi apa-apa , subhanallahhhhhh ... Allah memberikan kesembuhan lewat mimpi dan aku teringat dokter tua yang ada dalam mimpiku sudah dua kali datang, pertama datang ketika aku sakit di jogyakarta dan setelah mimpi didatangi dokter tua yang sama aku esok harinya sembuh dan yang kedua kalinya datang lagi ketika aku keracunan di Cirebon. Inilah mimpi yang jadi kenyataan.
" Sudah sembuh Tik ? " tanya mba Beda " Sudah mba " jawabku " kalau belum sembuh lebih baik pulangnya ke Jogyakarta diundur saja" katanya lagi.
Lalu aku terangkan tentang mimpiku dan sekarang aku sehat wal'afiat serta segar bugar, setelah pamitan dengan tetangga kiri kanan serta pak RT yang didepan rumah akupun pergi ke Stasiun untuk kembali ke Jogyakarta.
Kulihat jam 9.00 kereta masih belum berangkat kereta terlambat , tiba-tiba seorang pemuda menghampiriku, kita berkenalan namanya Rusli , dia akan ke Jogyakarta juga , satu tujuan denganku. Lumayanlah aku punya teman ngobrol dijalan walau sebenarnya tidak terlalu lama untuk sampai tujuan. Paling sore baru sampai ke Jogyakarta sekitar jam 4.00 atau jam 5.00 sore.
Akhirnya kereta tiba dan ketika aku akan memanggil kuli kebetulan bawaanku lumayan banyak tapi tiba-tiba saja dia meraih tasku dan membawanya kedalam kereta , dia sedang menunjukkan perhatiannya pada seorang padaku.
Aku mengikuti Rusli dari belakang sambil mencari nomor tempat duduk kita karena no duduk kita berselebahan.
Akhirnya u dan Rusli menemukan tempat duduk, sepanjang jalan kita banyak ngobrol ternyata dia seorang mahasiswa disalah satu Perguruan tinggi di kota yang sama dan dia lahir di Cirebon, Rusli seorang pemuda yang baik dan aku lihat dari caranya berbicara beda dengan temanku Hariyanto yang playboy.
Karena asiknya kita ngobrol tanpa terasa akhirnya kereta tiba di Stasiun Jogyakarta dan akhirnya kita berpisah dan kita tidak pernah ketemu lagi, karena kita tidak saling tukar alamat. Mungkin karena asik ngobrol dan aku juga tidak ingin ada yang datang karena aku tinggal dengan bulek bukan di rumah orang tuaku sendiri.
Begitu sampai di rumah kulihat di rumah sudah tidak ada adikku kiranya kata Warti adikku pindah dari rumah bulek karena cek cok dengan om... aku kurang tahu pastinya penyebabnya apa. Sekali lagi mimpiku di Cirebon tentang adikku menjadi kenyataan, sesuai dengan yang ada dalam mimpiku.
Adikku katanya tinggal di Jlagran di belakang Malioboro, ngekos. Aku sedih .... karena adikku pergi dari rumah om dan bulek dengan cara tidak baik,akupun kalau tidak ingat bapakku mungkin akupun sudah pindah lama, aku masih banyak pertimbangan.
"Coba ulurkan tangan sebelah kiri " katanya lagi, aku mengulurkan tanganku sebelah kiri, lalu engko mencermati telapak tanganku kaca pembesarnya " Nok suaminya orang jauh " katanya.
" Maksud engko jauh gimana " kataku sambil tertawa, karena semua ramalannya kuanggap tidak ada artinya, kuanggap hanya candaan saja.
" Orang jauh seperti Cirebon - Jogyakarta " jawab si engko, aku pikir kalau untuk sekarang Cirebon - Jogyakarta bukan termasuk jauh.
"Suaminya bagus dan baik, tapi nok bisa dua kali " katanya, " aacchhh yang benar " jawabku, kali ini engko ragu lagi, lalu dia mencermati telapak tanganku lagi untuk meyakinkan " oohhhh hanya sekali " kali ini dia menjawab dengan penuh keyakinan.
" Sebelum nok kembali ke jogyakarta , nok akan sakit " kali ini aku tidak berkata apa-apa lagi, aku pikir sudah cukup lama di tempat engko sehingga perjalananku ke Pasar tertunda , " engko maaf , aku mohon diri mau ke pasar " lalu engko mempersilakan jika aku ingin ke Pasar. Setelah mengucapkan terima kasih dan pamitan aku pergi ke Pasar untuk membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang besok paginya.
Sorenya aku ke Pekarungan untuk berpamitan karena aku besok pagi berangkat naik kereta yang jam 09.00 pagi jadi aku takut tidak sempat berpamitan pada orang tua mba Beda dan adiknya si Se'dah.
Di Pekarungan aku diajak makan " Tik makan yuk " kata mba Beda , lalu mba beda mengeluarkan nasi lauk pauk salah satunya ikan pindang " Tapi kalau ikan pindang-nya pahit jangan dimakan yacchh " kata mba Beda dan mba beda menyuruhku untuk mencicipinya " Bagaimana ? pahit enggak ? aku mengambil sedikit dan mencobanya " enggak pahit kok mba, enak " kataku meyakinkan.
Sesudah makan aku seperti biasa membantu cuci piring setelah itu aku ngobrol sebentar dengan Se'dah dan yang lain sambil menunggu mba Beda seperti biasa dari rumah ibunya ada saja yang dibawa, akhirnya kita pulang seperti biasa motong jalan.
Malam itu aku ngobrol agak lama dengan mba Beda dan dia berpesan untuk selalu kirim khabar padanya. Lalu aku berpamitan untuk tidur, aku menuju ke kamar dan kulihat semua sudah kurapikan semua kedalam tas begitupun oleh-olehnya sudah kumasukkan besok aku tinggal berangkat menuju Jogyakarta.
Malam itu aku langsung tidur , tapi aku kebangun tiba-tiba saja perutku mual dan keringat dengin membasahi dahiku serta perutku berkeringat juga, ada apa dengan diriku ini. Aku bergegas ke Toilet lalu aku kembali lagi ke kamar, dikamar perutku malah bertambah mual dan mau muntah lalu aku ke toilet lagi dan kembali lagi ke kamar, aku berusaha untuk tidak ke toilet lagi keringat dingin masih membasahi tubuhku dan aku mengambil Cream Remason agar perutku tidak mual lagi dan kutekan perutku dengan bantal dalam pisisi setengah duduk....... yaacchhh Allah ada apa dengan diriku aku tak tahan lagi; lalu aku membangunkan mba Beda apa boleh buat aku menggangu tidurnya yang nyenyak .
Aku berjalan menuju kamar mba Beda dengan keringat dingin membashi baju, perut bertambah mual,mau muntah dan ke belakang aku ketok kamar mba Beda sambil memanggilnya " tok ! tok tok ! mba ... mba... " suaraku lemah tapi untungnya dia dengar alu aku ceritakan apa yang aku rasakan, tak tahan lagi aku ke belakang lagi ke toilet sementara itu mba Beda memasak air serta membuatkan air hangat dicampur dengan gula pasir dan garam, "Minumlah ini Tik , agar kamu tidak kekurangan cairan,ini namanya oralit " dengan patuh aku meminumnya, lalu mba Beda berkata agar tidur, " Mungkin kamu keracunan ikan pindang " " bisa jadi mba" jawabku. Lalu aku berusaha tidur lagi dan sebelum pergi mba Beda berpesan agar kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk membangunkannya, aku mengucapkan terima kasih dan meminta maaf sudah mengganggu tidurnya.
Lalu aku berusaha untuk tidur tapi tiba-tiba perutku sakit lagi dan ingin kebelakang lagi aku berusaha untuk tidak kebelakang, keringat dingin keluar lagi dan Remason kuraih tidak jauh dati tempatku,cepat-cepat kuletakkan cream ke perutku keringatku tambah banyak " yaacchhhhh ... Allah jika memang aku harus meninggal disini aku siap tapi kalau memang tidak tolong sembuhkan " aku berdoa sambil berusaha menahan sakit akhirnya aku tertidur.
Hari ini aku mulai melihat operasional pemuatan barang ke Kapal, dengan salah satu karyawan Perusahaan kita menuju Pelabuhan dimana banyak buruh Pelabuhan memuat barang ke Tongkang yang akan dibawa ke Kepal.
Lalu aku diajak naik ke kapal Boat untuk melihat Kapal besar yang baru tiba dan melihat apa saja yang dilakukan serta dokumen apa saja yang harus ditanda tangani. Ditengah laut dengan dibantu seseorang aku naik ke Kapal besar, dimana disana ada Bea Cukai yang sedang memeriksa dokumen-dokumen kapal dan aku juga tahu sesorang memberikan satu box Rokok Merk Luar Negeri hmmmmm... aku tersenyum melihat semuanya benar apa yang dikatakan teman; duit dan sesuatu yang lainnya semua sebagai pelancar. Tapi aku pikir tidak semuanya orang seperti itu semuanya tergantung sama orangnya, tapi yang dihadapanku sema cerita mereka aku tahu semoga ini hanya oleh-oleh.
Pernah aku kenal beberapa ABK yang berlabuh di Pelabuhan dan mereka pernah main ke tempat kostku, dari cerita mereka tidak jauh berbeda yang aku saksikan hari ini. Dari situ aku semakin tidak tertarik bekerja di Pelabuhan, sudah kukatakan kalau aku salah mengambil tempat kuliah.
Akhirnya selesai sudah PKL diPerusahaan Jakarta Loyd dan aku harus kembali lagi ke Kantor Pelabuhan , aku pikir tidak perlu ke bagian Bea Cukai karena aku anggap sudah cukup bahan materi untuk Skripsiku.
Aku berpamitan kepada Kepala Pelabuhan dan mengucapkan terima kasih serta menerima surat sebagai tanda bahwa PKL sudah selesai waktunya untuk kembali ke Kampus Jogyakarta. Sebelum Pulang ke Jogyakarta aku menyempatkan diri untuk beli oleh-oleh di Pasar Pagi. oohhh yacchhhh.... dalam beberapa hari ini hatiku tidak enak seperti ada sesuatu tejadi dengan adikku ditambah dengan aku bermimpi yang
buruk tentang adikku di Jogyakarta, pertanda apakah ini ?
Aku sekarang sudah bebas dari tugas , waktuku kuhabiskan untuk persiapan pulang dan mba Beda bilang dia tidak akan menerima anak kost lagi.
Seperti biasa jika aku ke Pasar Pagi dan ke Pekarungan aku selalu motong jalan yang sama jika ke Pekarungan aku belok ke gang sebelah kiri tapi jika ke Pasar Pagi ini aku belok sebelah kanan lewat pabrik Roti dan aku lewat jalan pintas lagi, kali ini langkahku dihentikan oleh seorang lelaki tua ,berambut putih ,bermata sipit dan berkulit kuning kebanyakan orang cina; tinggi sedang-sedang saja.
Mba Beda pernah bilang kalau dia seorang Peramal , banyak orang-orang bermobil dan orang kaya datang ke rumahnya untuk minta diramal, kali ini aku bingung dan heran ada apa si engko memanggilku dan minta agar aku mampir ke rumahnya, karena tetangga sebagai pendatang tidak mungkin kutolak, akhirnya aku mampir dan si engko mempersilahkan aku duduk di ruang tamu.
Si engko bertanya " Namanya siapa Nok " Nok adalah panggilan untuk anak gadis di Cirebon, " Tuti engko " jawabku singkat , " Nama lengkapnya ? tanya si engko lagi, aku bertanya dalam hati ada apa gerangan dengan si engkok ini ? aku terus terang tidak percaya dengan ramalan dan gratis aja aku enggak mau minta diramal apa lagi bayar seperti mereka yang datang kesini, " Tuti sunaryati " jawabku.
Lalu aku berpikir lagi , mungkin si engko penasaran dengan kehidupanku sebagai pendatang, keingin tahuannya besar sama halnya mba Beda pernah diramal ketika mba Beda baru pindah dan sebagai tetangga baru, sama halnya aku , mba Beda tidak percaya juga dan dijawab dengan senyum saja.
Lalu si engko meminta aku mengkurkan telapak tanganku yang sebelah kanan, " Nok pernah patah hati sekitar dua kali atau tiga kali " katanya dengan yakin dan aku tersenyum , " Benarkan ? " aku jawab dengan tersenyum " Bagaimana patah hati enkok, wong pacaran aja belum pernah he he he " " acchhhh... masak ? " katanya,
" iyaaa enko " kali ini dia agak kurang percaya dengan ramalannya sendiri karena jawabanku. Aku memperhatikaannya masih dalam keadaan agak kebingungan.
Hari senin adalah hari prtama kali aku PKL di Jakarta Loyd, pertama aku bertemu dengan Pemimpin Perusahaan dan aku disini selama dua minggu.
Karena hari senin aku mendapat satu gelas kacang hijau seperti karyawan lainnya, setiap harinya aku diperlakukan seperti karyawan karena aku PKL maka hanya setengah hari tidak sampai sore , sama halnya seperti aku di EMKL tidak full time. Perusahaan ini juga terletak dalam lingkungan Pelabuhan dan Perusahaan ini mengurus ekspor dan impor , karena aku berhubungan dengan ekspor makanan ternak maka yang aku pelajari berhubungan dengan ekspornya terutama berkaitan dengan pengangutan kapalnya sejak diterima dari Gudang ke Kapal adalah tugas dari Perusahaan Jakarta Loyd. Ada kejadian lucu di bagian gudang ketika aku Pkl di EMKL , disana aku lihat untuk pengeluaran barang dari gudang dan barang akan dimuat ke kapal harus ada tanda tangan dan setelah ada tanda tangan barang boleh keluar dari gudang. Jika barang lama di Gudang maka akan banyak mengeluarkan sewa gudang.
Karyawan dari perusahaan berkata " Untung ada kamu Tik kali ini kita enggak ngasih duit biasanya kita kasih duit baru bisa terima tanda tangan " " lho kok begitu " kataku dengan keheranan " yacchhhh begitulah , di pelabuhan semua serba duit, terpaksa kita nyogok tidak ada pilihan agar cepat tanda tangan" aku sudah mengerti pantas aja perusahaan EMKL dibutuhkan uang banyak, kalau tidak akan gulung tikar.
Baiklah aku lanjutkan lagi aku PKL di Jakarta Loyd, disini aku diberi tahu caranya pengangkutan barang via kapal oleh salah satu karyawan dan aku diberi copy dokumen yang diperlu dll, kali ini aku masih dikantor belum terjun langsung melihat pemuatan barang ke Kapal katanya nanti kalau materi teori sudah cukup baru diajak kelapangan untuk melihat secara operasional.
Di Cirebon kehidupanku berjalan seperti biasa , 6 bulan terasa lama dan penuh dengan penderitaan aku harus hemat , kadang aku beli serpihan Roti untuk pengganjal perutku diwaktu malam hari. Kebetulan Pabrik roti tidak jauh dari tempat tinggalku dan aku membeli serpihan roti dengan harga murah, lumayan yang penting kenyang.
Disaat aku duduk-duduk bersama mba Beda diwarungnya disore hari, tiba Sri berdiri dihadapanku , aku termangu memandangnya ssementara itu dia mengulurkan tangannya kepada mba Beda dan aku " Apa khabar Tuti ? " dia menyapaku sambil tersenyum. Aku membalas uluran tangannya serasa berkata " Khabar baik " masih dalam situasi tak percaya apa benar ini Sri , kali ini aku lihat Sri dalam keadaan segar bugar dan muka berseri beda dengan Sri terakhir aku temui.
Dia bercerita sekarang dia sudah sehat, tidak labil lagi dan ingin melanjutkan PKL-nya yang tertunda dan dia tinggal di bulek Tati. Aku bilang dia bisa main ke tempatku jika dia pulang dari PKL.
Selama aku tinggal di Cirebon sore hari aku sering diajak pengajian di Pekarungan dimana sebagian besar yang hadir keturunan Arab. Disana aku mendengarkan ceramah dan ketika pulang aku diajak mba Beda mampir ke rumah orang tuanya di Pekarungan. Tak heran aku dekat dengan keluarga orangtua mba Beda,kadang aku diajak makan dengan masakan khas Arab, sop ala Arab memakai kacang hijau dan memakai kunyit dan nasi Kebuli yang khas.
Kadang mba Beda minta tolong padaku untuk mengantarkan sesuatu ke orang tuanya , tak heran jalan ke Pekarungan dengan jalan pintas lewat gang, aku sampai hapal karena sering lewat disitu dan juga aku suka nonton TV di tetangga dekat gang rumah tempat kostku , aku banyak kenal dengan tetangga disana ada juga yang jual keredok,lotek serta sayur asam ala Cirebon yang sudah matang murah meriah jadi sesuai dengan kantongku.
Di depan seberang rumah aku juga banyak kenal tetangga, pernah aku dan mba Beda jadi saksi sepasang suami istri yang dinikahkan lagi via Khotib di rumah mba Beda. Kata mba Beda jika sepasang suami berantam dan salah satunya mengatakan CERAI maka kehidupannya tidak akan bahagia, bisa jadi rizkinya seret,susah dapat pekerjaan dll. Itu juga yang dialami salah satu tetangga kita.
Kata mba Beda lagi setiap berantam mereka selalu mengatakan CERAI dan atas anjuran mba Beda akhirnya mereka dinikahkan dengan memanggil khotib .
Alhamdulillahhh ... setelah dinikahkan kembali beberapa hari kemudian sang suami mendapatkan pekerjaan dan mereka hidup bahagia.
Jika aku punya dapat kirima ,aku kadang aku beli makanan yang special yang jelas bukan berupa daging atau ayam karena untukku itu termasuk mewah.
Selama hidup di Cirebon merupakan hidup yang penuh keprihatinan dari situ aku banyak belajar harus hemat,rasanya kelaparan dll.
Dari dulu aku punya prinsip jika aku susah keluarga tidak boleh tahu karena aku tidak ingin merka kuatir cukup mereka tahu yang bahagia saja.
Aku tidak ingin menyusahkan keluarga walau aku tidak punya uang, intinya lebih baik memberi daripada meminta. Aku selalu ingin membahagiakan keluarga itu yang selalu keinginanku.
Tujuanku adalah dapat pekerjaan nantinya, walaupun kadang aku mengimpikan seorang pacar yang nantinya untuk pendamping hidupku dan untuk orang yang yang satu itu.... aku tidak mengharap banyak mengingat dia sudah punya tunangan walau kelihatannya dia suka padaku tapi dia kelihatannya sudah terlanjur tunangan Memang sich....mbahnya mengharap agar aku menjadi cucumantunya, tapi sekali lagi yang menjalankan yang bersangkutan, didalam ketidak pastian aku ingin mengetahui jodohku orang mana, aku sholat tahajud dan minta petunjuk Allah siapa gerangan jodohku dan alhamdulillah Allah memberi petunjuk dengan mimpi. Didalam mimpiku seorang lelaki yang tidak kukenal berkata, kalau aku punya jodoh " Kalau gitu siapa jodohku ? " " ada aja.... " kata lelaki itu dan aku penasaran " Apakah orang jawa ? " " bukan " jawab lelaki itu , " kalau gitu orang Sumatera ? " aku bertanya lagi dengan penasaran " tidak juga " kata lelaki itu lagi " kalau gitu siapa ? " rasa penasaranku belum terjawab juga lalu lelaki itu berkata lagi " Pokoknya kamu ada jodohnya " akhirnya aku terbangun, setelah terbangun aku termenung di pembaringan intinya pendampingku bukan orang jawa maupun orang Sumatera, tapi siapa yaacchhh ?
apakah ini petunjuk dari Allah, hanya Allah yang tahu . Aku bermimpi sebelum aku berangkat ke Cirebon, semua kuserahkan ke Allah.
Kulanjutkan ceritaku di Cirebon, kali ini aku ada janjian dengan mba Sulatri hari minggu untuk berlibur ke Linggar Jati, mba Lastri bilang kalau Linggar Jati banyak orang berkunjung kesana karena selain hawanya segar karena pegunungan disana Faforit para muda mudi untuk pacaran disana.
Betul juga sesampainya disana ternyata banyak pasangan muda mudi ada yang sedang duduk duduk dibawah pohon ada yang berjalan sambil bergandengan tangan tapi ada juga rombongan keluarga , faktor cuaca dingin pegunungan serta pemandangan alamnya yang masih alami serta hawanya yang segar jauh dari polusi kendaraan makin betah untuk berlama-lama disana.
Untuk sampai kesana perjalanan cukup lama perjalanannnya, Linggar Jati terletak di Kuningan termasuk Jawa Barat sedangkan Cirebon merupakan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, maka dari itu bahasanya campuran bahasa sunda yang kasar dan bahasa jawa tengah yang kasar. Kita di Linggar Jati tidak begitu lama setelah berkeliling dan makan siang kita putuskan untuk kembali ke Cirebon karena kita tidak mau kemalaman dijalan, kita juga perlu untuk istirahat agar besok bekerja segar kembali.
Seninnya aku seperti biasa lagi ke kantor EMKL seperti biasa aku sebentar lagi aku selesai di EMKL ,oleh karenanya hari minggu kemarin aku dan mba Sulastri ke Linggar Jati sebagai acara perpisahan. Akhirnya aku bertemu dengan pemimpin merangkap pemilik EMKL lagi untuk berpamitan karena sudah selesai untuk PKL di sana, aku mengucapkan terima kasih sekali karena sudah diterima dengan baik.
"Tuti jika nanti susah mencari kerja hubungi saya , kerja saja disini " kata pemilik EMKL " terima kasih atas tawarannya pak " aku pun berpamitan dengan mba Sulastri dan pegawai lainnya. Besoknya aku akan lanjutkan lagi PKL ke Jakarta Loyd yaitu exopedisi angkutan laut yang mengurusi angkutan ke Kapal Laut.
Commentaires