Akhirnya kita sampai juga di rumah , alhamdulillahhh kita selamat tanpa ada yang mengganggu selama di perjalanan dari Cirebon sampai rumah di Jogjayakarta tak henti-hentinya aku membaca ayat-ayat Kursi ,di Cirebon Sri ingin pulang terus , tentu saja aku juga meyakinkan Sri agar istirahat sebentar dan jika sudah tenang bisa kembali lagi ke Cirebon. Aku,adikku dan Sri paginya ke Megelang ke rumah Sri, setelah kuceritakan semua akhirnya orang tua Sri mengerti dan kita kembali ke Jogyakarta , besoknya aku harus kembali lagi ke Cirebon karena masih banyak yang harus aku kerjakan disana jangan sampai 6 bln hilang sia-sia.
Besok harinya aku berangkat lagi ke Cirebon dengan naik kereta api, kali ini aku berangkat sendiri karena aku sudah tahu jalan di Cirebon, sama halnya seperti aku datang yang pertama sekitar 4 jam lama perjalanannya tapi yang beda aku langsung dari Stasiun ke tempat kostku di Jln. Suryakencana.
Keesokan harinya aku mulai menulusuri untuk mencari bahan skripsiku karena aku sudah merasa cukup berkeliling, pertama aku pergi ke Pabrik Makanan Ternak tentu saja aku mendapat surat pengantar dari Kepala Pelabuhan sehingga aku diterima disana. Pagi itu aku berangkat ke Pabrik Pupuk Makanan Ternak, aku kesana menggunakan pakaian seragam PDH lengkap beserta assosiorisnya agar dikenali walau seragam tidak di strika tapi jadilah, setelah dicuci bersih lalu aku lipat dan kuletakkan dibawah bantal,hasilnya lumayan mirip distrika, tak ada rotan akapun berguna istilahnya ....
Setelah bertanya ke mba Beda tentang alamat yang aku dapat dari Kepala bag. Humas dimana letaknya serta bagaimana harus kesana.... akhirnya aku berhasil sampai disana , ternyata lumayan jauh dari kota, aku perhatikan Pabrik Pupuk Makanan Ternak cukup besar. Aku melangkahkan kakiku ke bagian security dan akhirnya dengan diantar security aku dipersilahkan menunggu diruang tunggu tamu untuk ber-jumpa dengan Manager Perusahaan , barang tentu aku sudah menyiapkan banyak pertanyaan karena aku tidak ingin membuang waktuku yang berharga.
Aku baru tahu dari Sekretarisnya ternyata Managernya orang Jerman, setelah menunggu beberapa saat, Sekretarisnya mempersilahkan aku untuk masuk kedalam ruangan. Aku berjabatan tangan dengan pak Manager dan si Mister menyebutkan namanya Alexander, di panggil Mr. Alex pintar, dia fasih berbahasa indonesia sehingga memudahkan aku dalam berkomunikasi. Aku keluarkan pena dan kertas dari dalam mapku dan aku sudah siap menulis apa saja yang di terangkan Mr. Alex.
Aku perhatikan Mr. Alex sudah berumah tangga terlihat dari jari manis memakai cincin Perkawinan , berpenampilan santai dengan kemeja putih lengan panjang digulung setengah lengan, kepala agak botak ,berwarna pirang ,kulit putih ,bermata coklat serta berhidung mancung lumayan dan umurnya masih terbilang muda serta ganteng pikirku. Dari keteranga Mr. Alex ternyata Pabrik Pupuk Makanan ternak kerjasama Indonesia - Jerman, karena untuk mengangkut barangnya diperlukan Kapal besar maka dari itu Kapal tidak bisa merapat di Pelabuhan sehingga diperlukan Tongkang untuk pemuatan ke Kapal yang letaknya agak jauh dari Pelabuhan otomatis bisa menambah biaya pengangkutan , tanpa terasa aku selesai PKL disana selama dua hari, aku pamit pada Mr. Alex serta me-ngucapkan banyak terima kasih atas bantuannya. Berikutnya aku akan menelusuri ke AMKL ( Expedisi Muatan Kapal Laut ) yang mewakili pengurusan barang sejak dari Pelabuhan sampai ke Kapal. Aku lupa nama EMKLnya yang jelas aku akan kesana dan mungkin aku disana selama dua minggu.
Keesokan harinya aku menuju ke kantor EMKL disana aku diterima dengan senang hati oleh pimpinan EMKL merangkap pemiliknya , kantor yang sederhana tapi cukup nyaman, hanya ada pegawai sekitar 4 orang pegawai salah satunya mba Lastri yang berasal dari Jogjayakarta aku banyak belajar tentang pekerjaan di EMKL dari mba Lastri, dalam sekejap aku akrab dengannya.
Aku diperlakukan seperti karyawan layaknya aku masuk pagi hari dan aku pulang sore hari, serta aku dapat jatah minum seperti karyawan lainnya kadang aku dapat nasi bungkus juga, lumayan sebagai penyambung hidupku untuk tidak mengeluarkan uang jadi hemat. Kadang malam hari perutku keroncongan karena aku makan cuman sekali itu juga makan mie instan yang kubeli di warung mba Beda , aku jadi lemes bukan main dan aku harus kuat besok, aku ingin cepat tidur tapi susah banget mata untuk dipejamkan. Badanku bolak balik mirip ikan dipanggang.. yachh ...... Allah cepat dong tidur agar perutku yang lapar tidak berasa lapar lagi, akhirnya mataku terpejam dan keesokan paginya segar kembali. Aku sarapan hanya teh manis panas itu juga sudah cukup, aku harus hemat sampai datang uang bulanan dari orang tuaku sebesar Rp 25.000,- untuk th 1983 dicukup-cukupin walau sebenarnya tidak cukup. Aku terima kiriman uang via Pengiriman Pos jadi tidak repot. Seringkali hampir akhir bulan uang bulananku hampir habis akhirnya aku hanya nasi dan krupuk itu juga cuman sekali, pernah begitu pulang dari PKL aku jalan dibawah teriknya matahari dan perut yang lapar sementara aku tidak punya uang aku hanya bisa menghirup sedapnya wangi makanan dari restaurant , yang aku lihat mereka makan dengan lahapnya sementara itu aku hanya bisa menelan ludah dan badanku begitu lemas karena sore kemarin aku tidak makan, paling nanti aku makan hanya mie instan karena hanya itu yang aku punya sampai menunggu kiriman datang dari orang tua. Beginilah nasib anak kost yang hidup pas-pasan.
Kadang aku beli nasi Lengko, nasi lengko makanan khas Cirebon terbuat dari nasi,toge,tempe goreng dan daun kucay,bawang goreng dan saus kecap serta sambel kacang . Nikmat sekali ..... pagi hari di depan gang rumah ada yang jual serabi diisi dengan tempe goreng, ini sangat khas karena berbeda dengan serabi pada umumnya yang memakai gula santan.Kalau di Cirebon serabi yang memakai gula santan nama- nya serabi cinca. Jadi ngomong makanan nichhh ..... ok, aku lanjut ceritanya.
Aku praktek di Pelabuhan dan aku senang melihat-lihat kegiatan bongkar muat barang,tongkang dan banyak para kuli pelabuhan hanya memakai kaos oblong bekerja dengan kulit coklat kena sinar matahari serta bermandi keringat mereka giat bekerja demi menafkahi anak istri mereka. Di Pelabuhan mereka bekerja dibawa yayasan khusus untuk pekerja sehingga mereka terorganisir.
Hari ini aku aku diajak untuk naik kapal boat , tanpa ragu aku terima tawaran karena aku ingin tahu cara kerja boat memandu kapal untuk masuk pelabuhan.
Aku senang sekali diizinkan untuk mencoba kemudi , ini pertama kalinya dan sangat menarik. Untuk hari aku mencari data hanya setengah hari dan ketika pulang di tengan jalan yang berdebu dan panas , langkahku terhenti oleh motor besar " Tik .... ayo saya antar " senyumnya mengambang diatas motor besarnya.
Kulihat Haryanto menawarkan boncengan seperti biasa " Terima kasih, engk jauh kok Har " seperti biasa jawabanku menolak. Lalu diapun berlalu dengan sepeda motornya Ketika datang ke kostsanku aku selalu minta agar tidak lama-lama sebab pak Rt yang didepan rumah curiga walau pintunya aku buka lebar-lebar,akhirnya Hariyanto tidak pernah datang lagi.
Sri entah mengapa sudah beberapa hari ini dirumah saja, melamun,menangis dan kalau ditanya hanya menagis tidak mau cerita ini yang membuatku bingung,akhir nya dia minta pulang ke Muntilan. aku sudah nasehatin tapi dia tetap aja ingin pulang dan katanya tidak perduli dengan PKL yang penting pulang.
Karena dia menangis terus makanya aku antarkan pulang karena aku sudah berjanji pada bapaknya akan kuserahkan kembali pada orang tuannya, masalah nanti seandainya dia datang lagi untuk melanjutkan PKL itu bukan tanggung jawabku lagi.
Akhirnya kita pulang ke Jogyakarta karena kereta sudah tidak ada lagi ,kita menuju ke Terminal ternyata Bis yang langsung jogyakarta sudah berangkat, jadi ada nya Bis yang tidak langsung ke Jogyakarta yang langsung tidak ada terpaksa kita naik juga , saya lupa waktu itu dikota mana.
Bis melaju diatas aspal selama diatas bis aku tidak banyak bicara dan kali ini Sri tidak menangis lagi tapi dia minta kembali lagi ke Cirebon mustahil aku berhenti dan kembali , aku takut nanti begitu kembali ke Cirebon dia minta kembali lagi jadi menurutku lebih baik kuntarkan kembali pulang dan setelah tenang silahkan kembali lagi ke Cirebon jadi tidak menjadi beban lagi untukku karena dititipkan oleh orang tua nya, semua itu aku jelaskan ke Sri " Aku takut nanti bapak marah Tik " katanya dengan bingung " Serahkan ke saya nanti aku jelaskan kepada bapakm " kalau sudah tenang kembali lagi Sri " aku berusaha meyakinkan Sri dan akhirnya dia mau menerima saranku, kalau aku lihat Sri kelihatannya sedang dalam keadaan labil.
Kita diturunkan dikota yang sesuai kesepakatan , hari mulai gelap karena tidak ada Bis yang menuju ke Jogyakarta akhirnya kita terpaksa naik Mini bis yang hanya untuk sekitar 8 orang dengan supir apa boleh buat terpaksa.
Kita sampai di Jogyakarta tengah malam dan penumpang yang didalam Mini bis tinggal 5 orang dimana wanitanya kita berdua akhirnya kita sampai di Persimpa-ngan Jetis " Mbak kita hanya bisa sampai sini " aku dengan agak sedikit marah berkata " lho...... mas menurut perjanjian sampai ditempat sesuai yang disepakatin " "saya khan.... tidak tahu kalau tempat mbae ternyata masih jauh " " aku tidak kalah sengit menjawab " Enggak jauh kok mas paling 10 menit lagi " aku berusaha meyakin kan agar diantar, karena aku pikir masak tega membiarkan dua wanita berjalan ditengah malam, " Baik mba saya antar tapi mba harus tambah duit lagi " waahhhhh ini sudah enggak benar .. pikirku, dia pikir kita bisa diperas lalu " Kalau gitu aku tu-run disini aja, lebih lebih baik kita jalan aja " dengan jengkel aku dan Sri beranjak keluar dari Min ibis , ada yachhh.... manusia tega sama wanita membiarkan berjalan ditengah malam dan yang lebih parah lagi malah mau diperas l, duniaaa... duniaaa.. duit menggelapkan hati manusia, rasa kemanusian tidak ada lagi.
Keesokan harinya dengan persiapan yang matang aku sudah mempersiapkan materi yang aku akan ambil dan kira-kira apa yang akan ditanya oleh Kepala bagian Humas. oohhh yacchhh .. surat dari Dosenku untuk Kepala Pelabuhan sudah aku beri -kan sayangnya kata beliau belum ada lowongan pekerjaan.
Aku dan Sri menghadap kepala bagian Humas dan sudah kuduga pertanyaan ada seperti sama dengan pertanyaan yang kemarin ditanyakan kepala pelabuahan , hanya kali ini kita banyak pengarahan dan bimbingan apa saja yang harus kita telusuri sesuai dengan judul skripsi yang kita buat.
Aku memilih judul " DAMPAK EKSPORT MAKANAN TERNAK BAGI INCOME NEGARA "
dan aku mulai menyusuri Pelabuhan serta melihat-lihat sekelilingnya serta aku banyak mendapat pinjaman buku-buku tentang Pelabuhan Cirebon serta pekerjaan apa saja berhubungan dengan Administrasi Pelabuhan.
Selama aku dan Sri memakai seragam maka alhamdulillahhh .. kita aman, orang-orang pelabuhan yang ada disekitarnya tidak berani mengganggu kita.
Pelabuhan Cirebon ternyata Pelabuhan Rakyat dimana banyak kapal-kapal rakyat bersandar disana dan kedalaman pelabuhannya hanya berkisar 5 meter, sehingga untuk kapal besar tidak bisa bersandar di pelabuhan jadi jika memuat barang atau bongkar barang dibutuhkan tongkang .
Sama halnya ekspor makanan ternak ke Eropa , Kapalnya tidak bisa merepat ke pelabuhan. eksport makanan ternak di ekspor ke Jerman dan pabriknya ada di kota Cirebon ,aku akan menelusurinya serta mencari tahu banyak untuk menyusun skripsi yang akan kubuat. Dalam beberapa hari aku banyak belajar dan mencari informasi di sekitar pelabuhan dan ketika aku dan Sri berada di kantor Pelabuhan
kita bertemu dengan seorang taruna yang sama seperti kita sedang PKL namanya Haryanto, dia kuliah di AKS IV Solo, aku perhatikan Haryanto seorang dari keluarga mapan terlihat dari penampilannya serta berkendaraan motor besar yang barang tentu mahal harganya. Haryanto berbadan kuru ,tinggi tidak tampan tapi wajahnya mencerminkan playboy hal ini didukung dengan cara dia berbicara dengan lawan jenisnya serta dengan kekayaan yang dia punya sudah barang tentu kekayaan orang tuanya karena dia masih berstatus mahasiswa yang belum bisa menghasilkan uang. Itu sekelumit pengamatanku pertama kali aku bertemu dengannya, aku harus waspada instingku mengatakan begitu.
Aku suka berteman tapi kalau untuk lebih aku tidak berpikir karena aku masih kuliah. Tapi sebagai wanita normal ingin punya pacar dan yang selalu memperhatikan dan bisa untuk sharing.
Untuk temanku yang baru kukenal ini terus terang aku tidak tertarik dan murni aku hanya untuk berteman, Haryanto minta alamat dimana aku dan Sri Tinggal.
Benar saja dengan insting playboynya dia berkunjung ke rumah kost kita dan ia berkenalan juga dengan mba Beda, karena kita di rumah semua wanita dan diseb- rang rumah kita adalah rumah pak RT sepertinya dia curiga karena didatangi seorang laki-laki sehingga aku membuka pintu lebar-lebar ketika Hariyanto datang dengan motor besarnya karena pak RT mulai curiga dikarenakan Hariyanto sering mengunju- ngi kita. Pernah ketika aku pergi dan di rumah hanya ada Sri dan mba Beda , Dia enggak masuk kerumah dan cepat pergi, ini menimbulkan kecurigaan mba Beda " Tik kemarin pas kamu pergi Hariyanto datang tapi dia enggak lama langsung pergi, kelihatannya dia suka sama kamu " "Aku menjawab " mungkin karena Sri enggak banyak ngomong mba, makanya dia kurang dekat " " enggak juga Tik, pengamatan mba Beda , dia suka sebab kelihatan dari tingkah lakunya kalau dia ngobrol sama kamu " mba Beda berusaha meyakinkan.
" acchhh........ mba Beda bisa aja " jawabku lalu aku melangkahkan kakiku ke kamar sambil berkata " mba aku mau tidur yacchhh ..."
Mba beda kalau ketika aku dirumah dan mba Beda mau belanja untuk warung -nya dia selalu minta tolong aku untuk menjaga warung , dengan senang hati aku membantunya ; untuk harga aku selalu melihat daftar harga yang di pasang dibalik kaca etalase. Selama kita PKL kita kadang mengalami kesulitan untuk mengetik, dan ter- paksa kita pergi ke Gereja tidak jauh dari rumah mba Beda, disana penjaga gereja dengan senang hati meminjamkan mesin tik untuk Sri karena yang butuh Sri aku; hanya mengantarkan Sri saja penjaga gereja tahu kalau Sri beragama kristen dan aku islam, dia memberikan brosur tentang agama kristen pada Sri dan Aku. Aku terima saja tapi aku tidak berniat membacanya , penjaga gereja dengan ramah mem- persilahkan kita untuk datang lagi jika membutuhkan pertolongan untuk pengetikan dengan senang hati dia akan meminjamkan mesin tiknya pada kita. Kita hanya bisa mengucapkan terima kasih.
Aku berpikir tidak akan kesana lagi dan aku bilang ke Sri jika perlu dan terpaksa pergi kesana lagi lebih baik pergi sendiri aku tidak mau menemanin karena aku tidak nyaman, mba Beda juga memperingatiku jangan kesana lagi memperingatkanku.
Haryanto sekarang sering datang ke kostku dan sering curhat tentang pacarnya, bagaimana dia menggaet wanita dengan mudah dll. Tentu saja aku jadi pendengar yang baik dan sesekali aku memberi komentar dari ceritanya aku jadi tahu dia itu bagaimana sifat. Sering aku kalau pulang dari Pelabuhan Hariyanto ingin me-ngantarkan aku pulang tapi aku tidak mau aku milih jalan kaki tochhh........... tempat tinggalku tidak jauh hanya beberapa menit jalan kaki.
Haryanto sering mengajak aku untuk jalan-jalan ke Linggar jati dengan motor tapi selalu kutolak dengan halus karena aku tidak mau jadi korban playboynya, kartu-nya sudah ada ditanganku jadi aku waspada jika berhadapan dengan dia.
Ohhhh yacchhh...... aku pergi ke Pelabuhan tidak bersama dengan Sri lagi kita berpisah karena sesuai judul skripsi yang kita ambil; tapi walaupun begitu kita masih satu kost dan satu kamar.
Alhamdulillahhh kita dapat kost yang tidak jauh dari Pelabuhan, di pusat kota dan dekat dengan Pasar Pagi, yaitu pasar sayuran,pakaian dll.
Cirebon terkenal dengan Nasi lengkonya kebetulan tidak jauh dari tempat kita ada yang jual nasi lengko murah dan enak, maklumlah kantong mahasiswi uangnya terbatas pada waktu itu aku minta dikirim Rp 25.000,- per bulan sebetulnya pada waktu itu kurang tapi aku tidak ingin memberatkan orang tuaku, karena orang tua harus membiayai tiga anak yang kuliah, aku harus super hati-hati untuk mengeluar-kan uang untuk makan jadi aku lebih banyak masak sendiri dengan kompor yang di-pinjamkan dari mba beda.
Sejak itu aku dekat sama mba Beda, umur mba Beda beberapa tahun lebih tua dariku sehingga mba Beda sering curhat padaku. Kalau dengan Sri dia tidak dekat mungkin karena Sri kurang supel dan agak tertutup sering melamun.
Kelihatannya Sri seperti punya beban tapi tidak diceritakan, aku sebagai teman dekatnya juga tidak tahu banyak tentang kehidupan pribadinya.
Yang aku tahu hanya Sri tinggal di Muntilan disuatu Desa dan dia masuk kristen sejak SMP sedang seluruh keluarganya beragama Islam serta dia punya pacar dimana sang pacar tidak mengizinkan dia PKL jauh ke Cirebon itu saja yang aku tahu.
Nachhh .....mba Beda tahu kalau Sri berbeda agama dan Sri taat menjalankan agamanya dan mba Beda orang yang ta'at beragama juga;dia keturun - an Arab lahir di Indonesia, aku perhatikan di Cirebon banyak keturunan Arab.
Orang tua mba Beda tinggal di Pekarungan tidak jauh dari rumah mba Beda jalan kaki dari Jln. Surya Kencana( rumah mba Beda) motong jalan sekitar 10 menit.
Aku sangat menghormati mba Beda dan aku cepat kenal orang dalam sekejap aku sudah banyak kenal dengan murid-murid kursus jahit yang kebanyakan juga keturunan arab.Di Pekarungan banyak keturunan Arab disana.
Mba Beda cerita padaku kalau dia menikah karena dijodokan dan anehnya kata mba beda begitu ketemu langsung suka dan tak lama kemudian langsung menikah. Suaminya juga keturunan Arab dan setelah menikah hanya dalam beberapa minggu ditinggal karena sang suami harus kembali lagi ke Arab dimana masa cutinya sudah habis, bilangnya sang suami bekerja sebagai supir disana dan sudah lama bekerja di Arab Saudi, sang suami masih ingin mengumpulkan uang untuk modal di indonesia.Saat ini apa boleh buat mba Beda merelakan sang suami kembali bekerja dan mba Beda menerima kiriman per bulan dari suami.
Sudah kukatakan mba beda wanita cantik dan ditambah dengan bentuk body yang aduhai... pinggul besar dan pinggang kecil serta tinggi, laki-laki pasti ingin mempersunting , tak heran suami mba Beda begitu lihat langsung jatuh cinta.
Mba Beda pernah memperlihatkan photo suaminya dan aku lihat mereka pasangan yang serasi sebab yang laki ganteng dan yang perempuan cantik, hanya saat ini mereka belum bisa bersatu kendala ekonomi dan cita-cita mereka untuk kehidupan mereka selanjutnya. Mba Beda punya adik yang masih sekolah di SMP namanya Seda berhidung mancung,kulit putih ,tinggi untuk ukuran seusianya dia termasuk bongsor dan berambut kriting seperti mba Beda hanya bedanya Seda berambut kriting kribo seperti Ahmad Albar penyanyi yang terkenal pada waktu itu.
Hari senin aku dan Sri mulai PKL kebetulan tidak jauh dari tempat tinggal kita yaitu di Pintu Gerbang Pelabuhan II jalan kaki sekitar 15 menit.
Pagi itu dengan semangat kita berangkat dengan menggunakan seragam PDH beserta perlengkapannya, begitu sampai di Pintu Gerbang kita dihampiri sama penjaga Pintu Gerbang serta ditanya indentitasnya " Maaf mba.. mba dari mana ?
tanya kedua penjaga dengan sopan serta mata penuh dengan keinginan tahuannya, dengan sigap aku keluarkan Kartu Taruna serta Surat Pengantar dari Kampus yang ditujukan ke Kepala Pelabuhan untuk PKL selama 6 bulan.
Setelah mereka membaca surat dan indentitas kita dengan sopan mereka mempersilahkan kita masuk.
Perlu dikatahui untuk masuk ke lingkungan Pelabuhan tidak sembarang orang boleh masuk tanpa ada keperluan .
Akhirnya kita ke Kantor Pelabuhan, lumayan lama kita menunggu giliran untuk masuk menemui Kepala Pelabuhan karena beliau banyak tamu apa lagi hari senin tentu super sibuk setelah hari minggu libur.
Kini giliran aku dan Sri menghadap, setelah ditanya dengan berbagai pertanya kenapa memilih PKL di Pelabuhan Cirebon dll akhirnya Kepala Pelabuhan menganjurkan untuk menghadap ke Kepala bagian Humas serta mempersiapkan judul Materi yang akan kita ambil agar memudahkan kita kemana saja kita akan PKL nantinya serta akan mendapat surat Pengantar .
Hari pertama yang melelahkan untukku selain panas hawa di Pelabuhan juga banyak yang akan dikerjakan besok harinya barang tentu harus disusun apa saja yang akan jadi bahan pertanyaan besok harinya.
Aku,adikku dan Sri siang hari berangkat ke Cirebon dengan naik Kereta api , sesuai petunjuk mbah Noto kalau rumah bulek Tati tidak jauh dari stasiun Kereta dan bisa ditempuh dengan becak serta mbah Noto bilang kalau cucunya tidak ada di Cirebon tapi di kota lain tapi instingku mengatakan kalau dia ada di Cirebon, sama halnya sebelum aku ke Cirebon aku bemimpi melihat rumah didekat jalan bentuk rumahnya panjang dan kulihat seorang ibu memakai baju panjang sedang menyapu oleh karenanya aku tunggu ada apa gerangan nantinya setelah tiba di Cirebon.
Sekitar beberapa empat jam di kereta akhirnya kita sampai di Cirebon,ini untuk yang kedua kalinya aku dan Sri menginjakkan kaki di Cirebon, kita mencari becak dengan menggunakan dua Becak aku berdua Sri dan adikku di becak satunya lagi, setelah memberikan alamatnya ke tukang becak akhirnya kita diantar ke tempat yang dituju dan setelah tiba ternyata diluar rumah kulihat mas Ari sudah duduk di teras rumah, seakan-akan sedang menunggu nacchhhh... ternyata benar instingku.
Mas Ari mempersilahkan kita masuk kerumah dan disana ada bulek Tati yaitu ibu dari mas Ari setelah bercakap-cakap sebentar kita diantar sama bulek kamar untuk sementara kita nginap dan esok harinya kita berencana mencari tempat kost.
Adikku bilang " Mba nanti kita cari tempat kost yang tidak jauh dari Pelabuhan, sehingga mba Tik dan Sri tidak perlu transport " aku setuju saja , walau adikku lebih muda dariku aku selalu menghargai apapun yang sekiranya baik.
Prinsipku ide bagus akan kuterima dari siapapun dari yang lebih muda.
Setelah makan malam aku pamit ke mas Ari,om dan bulek untuk pamit tidur karena besok kita akan mencari tempat kost semoga besok dapat sehingga aku tidak perlu lama di rumah bulek Tati. Adikku dan mas Ari masih ngobrol di luar sedang aku dan Sri di kamar, aku tidak banyak ngobrol sama mas Ari kita ngobrol formil.
Esok harinya kita pamit untuk mencari tempat kost, semuanya aku serahkan ke adikku jadi dia sebagai pemimpinnya " Hari ini kita harus menemukan " kata adikku. " ok.. aku setuju , semangat ! "
Diterik matahari dan hawa panas Cirebon kita berjalan kaki dengan bertanya dimana ada terima kost akhirnya kita tiba disebuah rumah dekat pinggir jalan, bentuk rumahnya panjang dan jadi satu dengan warung sembako.
Begitu ngobrol dengan pemilik warung seorang wanita muda cantik, berhidung mancung,kulit kuning langsat,matanya bagus dengan bulu mata lentik serta memakai tutup kepala dari kain, dia menawarkan untuk menerima kost walau sebenarnya selama ini dia tidak pernah menerima kost-kostan katanya. Jadi dia terima aku dan Sri untuk teman di rumahnya.
Nama pemilik warung dan rumah itu Zubaidah karena lebih tua dari kita maka kita memanggilnya mba Beda. Mba Beda selain buka warung dia juga membuka jahitan dan membuka kursus menjahit,muridnyaada beberapa orang.
Mba Beda tinggal sendiri, suaminya bekerja di Saudi Arabia dan mba Beda belum punya anak. Setelah ada kesepakatan mengenai biaya kost per bulan dan akhirnya kita pulang ke rumah bulek Tati lagi untuk mengambil barang-barang kita yang ada disana, hari itu juga aku dan Sri mulai tinggal di rumah mba Beda. Aku satu kamar dengan Sri , ranjang serta peralatan lainnya dari mba Beda.
Kita juga disediakan kompor jadi kita bisa masak. Adikku kembali lagi ke Jogyakarta dan meninggalkan kita di Cirebon, alhamdulillahhh.... hanya dalam sehari kita sudah mendapatkan tempat untuk tinggal selama 6 bulan.
Aku dan Sri belum mulai ke Pelabuhan karena masih dalam rangka beres-beres setelah selesai kita duduk di warung mba Beda ;tiba-tiba datang seorang wanita tinggi berbaju panjang, aku tertegun serasa pernah melihat orang dimana yacchhh .? aku baru ingat ternyata ibu ini adalah orang yang ada didalam mimpiku dan aku baru tahu wanita itu ibu dari mba Beda. Setelah aku ceritakan tentang mimpiku ke mba Beda " Subhanallah.. ternyata kita memang sudah berjodoh yacch Tik, tadinya saya tidak berniat terima anak kost tapi entah kenapa saya terima anak kost " kata mba Beda dengan semangat dan dengan mata berbinar-binar .
" Iyaaa mba .. padahal aku mencari enggak dapat-dapat eecch ternyata dapatnya disini " kataku menimpali mba Beda.
Commentaires
1. Fanny39 le 12-07-2019 à 15:05:23 (site)
Merci, bon vendredi et bon week end en cet été 2019