Akhirnya kita sampai juga di rumah , alhamdulillahhh kita selamat tanpa ada yang mengganggu selama di perjalanan dari Cirebon sampai rumah di Jogjayakarta tak henti-hentinya aku membaca ayat-ayat Kursi ,di Cirebon Sri ingin pulang terus , tentu saja aku juga meyakinkan Sri agar istirahat sebentar dan jika sudah tenang bisa kembali lagi ke Cirebon. Aku,adikku dan Sri paginya ke Megelang ke rumah Sri, setelah kuceritakan semua akhirnya orang tua Sri mengerti dan kita kembali ke Jogyakarta , besoknya aku harus kembali lagi ke Cirebon karena masih banyak yang harus aku kerjakan disana jangan sampai 6 bln hilang sia-sia.
Besok harinya aku berangkat lagi ke Cirebon dengan naik kereta api, kali ini aku berangkat sendiri karena aku sudah tahu jalan di Cirebon, sama halnya seperti aku datang yang pertama sekitar 4 jam lama perjalanannya tapi yang beda aku langsung dari Stasiun ke tempat kostku di Jln. Suryakencana.
Keesokan harinya aku mulai menulusuri untuk mencari bahan skripsiku karena aku sudah merasa cukup berkeliling, pertama aku pergi ke Pabrik Makanan Ternak tentu saja aku mendapat surat pengantar dari Kepala Pelabuhan sehingga aku diterima disana. Pagi itu aku berangkat ke Pabrik Pupuk Makanan Ternak, aku kesana menggunakan pakaian seragam PDH lengkap beserta assosiorisnya agar dikenali walau seragam tidak di strika tapi jadilah, setelah dicuci bersih lalu aku lipat dan kuletakkan dibawah bantal,hasilnya lumayan mirip distrika, tak ada rotan akapun berguna istilahnya ....
Setelah bertanya ke mba Beda tentang alamat yang aku dapat dari Kepala bag. Humas dimana letaknya serta bagaimana harus kesana.... akhirnya aku berhasil sampai disana , ternyata lumayan jauh dari kota, aku perhatikan Pabrik Pupuk Makanan Ternak cukup besar. Aku melangkahkan kakiku ke bagian security dan akhirnya dengan diantar security aku dipersilahkan menunggu diruang tunggu tamu untuk ber-jumpa dengan Manager Perusahaan , barang tentu aku sudah menyiapkan banyak pertanyaan karena aku tidak ingin membuang waktuku yang berharga.
Aku baru tahu dari Sekretarisnya ternyata Managernya orang Jerman, setelah menunggu beberapa saat, Sekretarisnya mempersilahkan aku untuk masuk kedalam ruangan. Aku berjabatan tangan dengan pak Manager dan si Mister menyebutkan namanya Alexander, di panggil Mr. Alex pintar, dia fasih berbahasa indonesia sehingga memudahkan aku dalam berkomunikasi. Aku keluarkan pena dan kertas dari dalam mapku dan aku sudah siap menulis apa saja yang di terangkan Mr. Alex.
Aku perhatikan Mr. Alex sudah berumah tangga terlihat dari jari manis memakai cincin Perkawinan , berpenampilan santai dengan kemeja putih lengan panjang digulung setengah lengan, kepala agak botak ,berwarna pirang ,kulit putih ,bermata coklat serta berhidung mancung lumayan dan umurnya masih terbilang muda serta ganteng pikirku. Dari keteranga Mr. Alex ternyata Pabrik Pupuk Makanan ternak kerjasama Indonesia - Jerman, karena untuk mengangkut barangnya diperlukan Kapal besar maka dari itu Kapal tidak bisa merapat di Pelabuhan sehingga diperlukan Tongkang untuk pemuatan ke Kapal yang letaknya agak jauh dari Pelabuhan otomatis bisa menambah biaya pengangkutan , tanpa terasa aku selesai PKL disana selama dua hari, aku pamit pada Mr. Alex serta me-ngucapkan banyak terima kasih atas bantuannya. Berikutnya aku akan menelusuri ke AMKL ( Expedisi Muatan Kapal Laut ) yang mewakili pengurusan barang sejak dari Pelabuhan sampai ke Kapal. Aku lupa nama EMKLnya yang jelas aku akan kesana dan mungkin aku disana selama dua minggu.
Keesokan harinya aku menuju ke kantor EMKL disana aku diterima dengan senang hati oleh pimpinan EMKL merangkap pemiliknya , kantor yang sederhana tapi cukup nyaman, hanya ada pegawai sekitar 4 orang pegawai salah satunya mba Lastri yang berasal dari Jogjayakarta aku banyak belajar tentang pekerjaan di EMKL dari mba Lastri, dalam sekejap aku akrab dengannya.
Aku diperlakukan seperti karyawan layaknya aku masuk pagi hari dan aku pulang sore hari, serta aku dapat jatah minum seperti karyawan lainnya kadang aku dapat nasi bungkus juga, lumayan sebagai penyambung hidupku untuk tidak mengeluarkan uang jadi hemat. Kadang malam hari perutku keroncongan karena aku makan cuman sekali itu juga makan mie instan yang kubeli di warung mba Beda , aku jadi lemes bukan main dan aku harus kuat besok, aku ingin cepat tidur tapi susah banget mata untuk dipejamkan. Badanku bolak balik mirip ikan dipanggang.. yachh ...... Allah cepat dong tidur agar perutku yang lapar tidak berasa lapar lagi, akhirnya mataku terpejam dan keesokan paginya segar kembali. Aku sarapan hanya teh manis panas itu juga sudah cukup, aku harus hemat sampai datang uang bulanan dari orang tuaku sebesar Rp 25.000,- untuk th 1983 dicukup-cukupin walau sebenarnya tidak cukup. Aku terima kiriman uang via Pengiriman Pos jadi tidak repot. Seringkali hampir akhir bulan uang bulananku hampir habis akhirnya aku hanya nasi dan krupuk itu juga cuman sekali, pernah begitu pulang dari PKL aku jalan dibawah teriknya matahari dan perut yang lapar sementara aku tidak punya uang aku hanya bisa menghirup sedapnya wangi makanan dari restaurant , yang aku lihat mereka makan dengan lahapnya sementara itu aku hanya bisa menelan ludah dan badanku begitu lemas karena sore kemarin aku tidak makan, paling nanti aku makan hanya mie instan karena hanya itu yang aku punya sampai menunggu kiriman datang dari orang tua. Beginilah nasib anak kost yang hidup pas-pasan.
Commentaires
Merci, bon vendredi et bon week end en cet été 2019