Otobiografi

Hidupku

posté le 19-06-2019 à 15:24:09

           Hari pertama Neni datang aku dan dia  masih seperti dulu tidak dekat , jadi kita hanya say hallo saja. Akhirnya kita tidak banyak ngomong, tapi memang dari dulu di Curup aku tidak banyak  omong kecuali dengan orang-orang tertentu aku bisa banyak ngomong. jika aku berhadapan dengan orang yang belum kenal betul aku bingung untuk mulai pembicaraan jadi aku lebih banyak diam.

          Dia pasti ingin ketemu dan mengenal anak kandung/anak bungsu mbah Ida, aku belum tau pastinya dia sudah tahu apa belum kalau dia anak adopsi  yang jelas setiap idul Fitri bapak kandungnya sering berkunjung ke tempat mbah Ida.    

           Adikku akhirnya kuliah di Umprok 45 (Universitas Proklamasi 45 ) dan dia tinggal bersama kita, jadi kita tinggal bertiga di rumah bulek dan om ; aku dan masku akan Praktek Kerja Nyata selama 6 bulan , aku berencana ke Pelabuhan Cirebon dan kakakku ke Pelabuhan Pelembang , jadi akhirnya hanya adikku yang di rumah bulek ini otomatis mengurangi beban bulek.

          Kata Dosenku bapak Martono, kebanyakan begitu praktek  tidak pulang ke Kampus tapi mereka pada bekerja dan menyusun Skripsi serta ujian Skripsi nanti "  Nanti saya kasih surat Rekomendasi untuk Kepala Pelabuhan agar dapat pekerjaan disana Tuti " kata Dosenku.

          Sekarang di rumah bulek  datang Aris keponakan om yang datang dari  Sulawesi dia seleting sama dengan adikku , kelihataannya Aris cocok dengan adikku mereka dalam sekejap cocok satu sama lain dan Aris kuliah yang sama dengan adikku d i Umprok tapi aku lupa jurusan apa, maklumlah  kejadiannya sudah berpuluh tahun  laluhe he he he

          Tentang hubunganku dengan cucunya mbah Noto biasa aja tidak ada kemajuan,  memang sejujurnya aku mulai menyukainya tapi aku melihat pada dirinya seperti gayung bersambut tapi dia tidak maju jadi bungung daku dengan ketidak pastian., dibilang suka tapi dia enggak maju,dibilang tidak suka tapi banyak yang melihat dan mengatakan dia suka begitu juga aku merasakan yang sama intinya ketidak pastian yang tidak berakhir  menggantung......

          Akihirnya malam itu aku bermimpi melihat ular besar tapi anehnya ular itu berkepala dua yang satu mengarah diriku dan kepala satunya menuju kearah lainnya,  setelah beberapa  hari aku mendengar khabar kalau cucu mbah Nyoto sebenarnya suka tapi dia sudah bertunangan dengan keponakan istri  pamannya dan sudah tunangan selama 10 tahun, tunangannya orang Semarang.

          Mbah Noto bilang ke aku jika ke Cirebon mampir ke rumah ibunya mas Ari yaitu bulek Tati  anak mbah Noto dan mbah Noto memberikan alamatnya.

          Sebelum aku berangkat ke Cirebon aku  dan Edi kerumah Sri di Muntilan disana aku ketemu dengan orang tua Sri ,beliau  menitipkan anaknya padaku agar hati-hati disana karena Sri belum pernah jauh dari orang tuanya.

          Sepulang aku dari rumah Sri aku mempersiapkan diri apa saja yang harus aku bawa , baju seragam berserta perlengkapannya serta surat dari Dosenku untuk Kepala Pelabuhan serta Surat Pengantar selama aku PKL, serta rencana mana saja yang aku akan tuju untuk membuat skripsiku.

           Ooohhhh yacchhh .... ada kejadian lucu nichhh.. karena aku kecil orang ;tidak penyangka kalau aku kuliah , aku butuh mencari buku pelajaran bhs. Inggris tentu saja berkaitan untuk tingkat kuliah dan aku ditemani Warti , kita masuk ke Toko Buku Gunung Agung dekat Tugu. Disana aku mencari-cari buku yang aku cari , aku menuju ditempat yang ada bacaannya khusus Perguruan Tinggi dan aku melihat-lihat dan mencari yang aku cari, tiba seorang pria berseragam menghampiri diri kita  kiranya penjaga Toko " Mba maaf disini bukan untuk anak SMP, kalau mau cari khusus untuk SMP yang disebelah sana " sambil menunjukkan tangannya ke arah tulisan untuk SMP masih dalam keadaan bengong Warti lalu meralat " Mas... mba ini sudah kuliah makanya cari yang sebelah sini " lalu si penjaga toko menjawab "oohhhh... sudah kuliah tohhh.. sangka saya masih SMP, soalnya kecil " sambil agak heran dan malu diapun pergi. Ternyata punya badan kecil ada untung dan rugi , untungnya awet muda ruginya laki-laki tidak mau mendekat soalnya dianggap masih anak-anak.

 

 

 

 

 

 

 

 


 
 
posté le 16-06-2019 à 17:54:45

          Di kampus aku punya teman akrab namanya Sri, dia tinggal di Muntilan Magelang, setelah tingkat dua taruni tinggal 7 orang sebelumnya 11 orang. kiranya erosi mungkin merasa tidak cocok  sama halnya aku, tapi aku tetap jalan terus tidak punya pilihan atau mungkin karena alasan lain ntahlah aku tidak tahu dengan alasan mereka keluar.

          Sri sering main ke Blunyah sehingga bulek hapal, oohhh... yachhh di kampus  ada taruni yang paling cantik jadi favorit para taruna yang satu tingkat dengan aku , siapakah taruni yang jadi Bunga kampus ?  Marda Monalisa itulah orangnya sesuai dengan namanya yang indah berkulit kuning langsat, sedang saja tidak tinggi ,tidak pendek dan dengan paras muka yang tidak jemu untuk di pandang, aku saja yang wanita kagum apa lagi para taruna.

          Marda berasal dari Banjarmasin Kalimantan Selatan, karena kecantikannya tak heran sejak pelonco banyak kakak tingkat yang menaruh hati padanya mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan bunga kampus untuk dijadikan pacar dan akhirnya yang memenangkan  hatinya Marda, kakak tingkat namanya Parsatuan, dia berasal dari Sumatera utara ( orang Batak) sama seperti kak Roland hanya berbeda Marga, kalau kak Roland beragama kristen sedang kak Parsatuan agama islam, dia termasuk taat pada agama karena aku sering ketemu di Musolah ketika aku  akan sholat. Kak Parsatuan berkulit coklat gelap, tinggi rada kurus dan berpenampilan sederhana dan bisa ditagorikan tidak ganteng, banyak teman-temanku dan kakak tingkat kok Marda suka yacchhh...... kini aku baru tahu kalau wajah ganteng atau cantik bukan jaminan mendapatkan yang ganteng atau cantik juga, tapi kecocokan dan kenyaman  itu yang penting serta ganteng atau cantik itu relatif ditambah lagi berbudi baik , menarik itu yang paling utama karena tidak akan luntur. 

          Di Jogyakarta banyak tempat kursus bhs. inggris dan aku ingin menambah ilmuku ada tempat kursus di jln. Pakuningratan namanya International College dan aku mengambil jurusan Pre Elementary enggak lama hanya 3 bulan.

aku kursus seminggu 2 kali. lumayanlah untuk nambah ilmu mumpung di Jogyakarta, selain kota sepeda yoyakarta juga terkenal kota Pelajar.

          Tanpa terasa kursus Bhs. Iggris selesai dan aku mendapat Certifikat, lumayan untuk menambah mencari kerja nanti. Aku pengen ke Elementary tapi kendala biaya aku tidak mau memberatkan orang tuaku. Nanti jika aku punya uang aku akan Kursus lagi ke level berikutnya.

          Aku ingat pada hari dimana bulek agak marah, dia bilang ke diriku kalau dia kecewa sama ibu kandungnya yaitu mbah Ida, karena Neni akan melanjutkan kuliah di salah satu Akademi di yogyakarta , tapi dia akan ngekost. Bulek kecewa karena bulek tidak bisa kuliah serta tidak tinggal dengan ibunya. jadi  tidak dapat kasih sayang dari ibu kandungnya sedang Neni dapat kasih sayang penuh. Aku maklum siapapun akan kecewa dan marah, tapi kembali lagi mungkin ini sudah garis perjalanan hidup manusia dimana setiap manusia punya jalannya masingmasing.

          Akhirnya Neni datang ke yogyakarta dan menemukan Kuliah di Akademi, aku lupa nama Akademinya. Dulu aku ingat ketika aku masih SMP Neni selalu ngiri padaku ketika mbah memberiku uang sekolah hal itu yang membuatku tidak dekat dengannya.  Adikku Edi juga datang ke Yogyakarta ingin melanjutkan kuliah  dan akhirnya kuliah di Universitas Proklamasi 45 ( UP45 ).

          Sudah kubayangkan bagaimana beratnya orangtuaku membiayai tiga anak yang kuliah tapi untungnya yogyakarta biaya kuliah masih murah dibandingkan dengan jakarta,Bandung atau Surabaya. Tahun depannya tingkat tiga; aku dan masku akan Praktek Kerja Lapangan untuk menyusun Skripsi selama 6 bulan di Pelabuhan dan ini akan memakan biaya lagi, untuk itu aku akan mengambil di Pelabuhan Cirebon sedang kakakku di Palembang, ini baru rencana lagian ini masih menunggu tahun depan pikirku, kali ini aku dan masku berencana tidak satu tempat lagi mungkin dia tidak mau aku selalu jadi bayang-bayang untuk dirinya.

          Sejak dia tidak naik kelas di SMP dan kita satu leting dia mulai tidak suka padaku, aku selalu mengalah karena dia lebih besar dan SMA satu sekolah lagi walau beda jurusan dan aku menjadi juara satu , dia bertambah karena guru-guru dan teman-teman banyak yang tahu kalau kita kakak beradik setelah itu kuliah satu Akademi lagi tambah dia tidak suka karenanya aku merasa aku tidak punya pelindung , malah pernah salah satu Dosen , bapak Martono bilang " Tutik yang cocok jadi kakak harusnya kamu " wajar bapak Martono bilang seperti itu sebab setiap pengurusan Administrasi untuk kuliah atau yang lainnya kakakku tidak mau maju , jadi aku yang mengurus administrasi masku juga. Pernah aku dengar dari seseorang masku mengeluh katanya " Tuti bisa ini  itu aku tidak   dan bla bla .. " Pantas dia sering marah kalau sama aku, kiranya penyebab ini tochhhh...... 

          Sekarang aku baru tahu jika kakak adik satu leting tidak bagus jika Sekolah atau kuliah di kampus yang sama ini akan berakibat jelek untuk si kakak jika si adik selalu unggul dari dirinya dan dia tanpa disadari akan membenci adiknya karena ketidak berdayaannya, jadi tidak bagus untuk physikologi si kakak. 

 

           

 


 
 
posté le 14-06-2019 à 21:12:22

           Semakin hari semakin banyak pasien dik Ndaru, buka tetap hari sabtu dan minggu sebab tidak ingin dik Ndaru terganggu kuliahnya, akibatnya sabtu dan minggu sebelum subuh sudah banyak orang diluar rumah, aku dan Warti serta bulek harus bangun lebih cepat untuk menyiapkan segalanya.

          Hari libur sabtu, minggu aku super sibuk dari mulai bangun sampai malam hari sebab bulek sibuk di luar mengatur pasien yang mana lebih dahulu datang ,aku dan Warti sibuk di dapur kadang menyiapkan teh jika pasien itu masih keluarga.

          Keponakan om yang tinggal di Temanggung sekarang sering datang ke Blunyah ke rumah om kadang nginep , namanya Lis, dia kuliah disalah satu perguruan tinggi di Jogyakarta kadang sabtu Yanto menjemput Lis. lis berkulit sawo matang,rambut panjang lurus dan berperawakan kurus lemah gemulai.

Aku pernah diajak sama bulek Ros ke rumah Lis di Temanggung beberapa kali sehingga aku kenal betul dengan keluarga Lis, di Temanggung keluarga Lis termasuk kaya dan terpandang sebab bapak Lis yaitu adik om Kartoyo punya jabatan tinggi dalam bidang Pendidikan, aku lupa jabatannya.

          Selain ke Temanggung kadang aku dan masku ke Salatiga berkunjung ke rumah mbah Mrican jika pas libur semester . Aku senang ke Sala tiga disana aku pagi-pagi makan bubur candil,bubur sumsum,bubur ketan hitam, bubur pacar cina aku mengambil langsung dari kendil sebelum dibawa ke warung untuk dijual.

Bubur bikinan mbah Mrican enak, pelanggannya banyak biasanya enggak sampai tengah hari sudah habis jualannya.

          Mengenai kuliahku berjalan lancar, hanya aku tidak bisa menjadi juara dalam mata pelajaran sebab aku tidak banyak waktu untuk belajar dan kalau sudah malam ngantuk  apa lagi sekarang Kampusku sudah pindah di tidak di ATK lagi karena mahasiswa ATK sering berantam dengan mahasiswa AKS V, Kampus kita pindah di Jlagran sehingga aku kalau pulang sudah cepak karena aku pulang jalan kaki beda dengan masku, dia selalu pulang dibonceng sama temannya.

          Pernah aku pulang malam dari kuliah ketika sampai di Petinggen tiba-tiba berhenti sebuah mobil dan seseorang dari mobil  menawarkan " Mbak ayo.. naik sama kita-kita " aku ragu menerima tawarannya, karena aku tahu arah lurus adalah arah jalan sepi dan suasana sudah malam pula, kiranya orang menawarkan tumpangan  tahu kalau aku ragu " Aku khan tetangga rumah mba " orang itu meyakinkan aku, dari balik kaca mobil kulirik yang ada di dalam mobil , ternyata ada sekitar tiga pemuda didalamnya jadi semua sekitar lima pemuda, instingku mulai beraksi curiga dengan cepat aku jawab " Tidak terima kasih, rumahku dekat kok itu disana " lalu serentak mereka menjawab ' ooohhhhh dekat.....  " kata mereka sambil tertawa.

          Alhamdulilllahhhh .... Allah masih melindungi diriku, bukan itu  saja pernah   ketika  malam sekitar jam 7.00 aku disuruh sama bulek ngantar telur ke Warung mba Muji di pinggir jalan, ketika aku sedang bawa telur tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada dua orang pemuda dengan berkendaraan motor ingin memegang diriku, seperti biasa disekitar jalan dekat rumah kalau sudah jam 7.00 malam sudah sepi maklum dekat sawah dengan gerak riflek aku tangkis tangannya sambil teriak aku berkata " Kurang ajar  lho  ! kalo berani turun ! " kata-kata itu meluncur tanpa aku sadari, padahal kalau benar mereka turun dari motornya aku pastinya akan ambil langkah seribu atau aku lempar dengan telur yang aku bawa.

          Kadang aku kalau mengingat itu semua rasanya aku ingin kost dekat kampus sehingga tidak jauh kuliah dan bisa belajar juga, tapi untuk pindah bagaimana alasan yang harus aku utarakan ke om dan bulek, untuk masku , dia tidak jadi masalah karena seperti yang penah aku bilang laki-laki punya keistimewaan  di rumah ini dibandingkan kita perempuan , kakakku kelihatannya sangat menikmati dan tidak jadi masalah karena dia sering pergi antar jemput dengan temannya. Serasa aku tidak punya pelindung disini, aku sering menangis . Untuk mengeluarkan rasa sedihku, aku lebih sering mengungkapkan di dalam puisi karena aku berusaha orang tidak tahu, aku punya kumpulan puisi dimana disitu berisi berbagai macam perasaanku yang aku tuang dalam bentuk puisi buku puisiku kuberi nama " TONG SAMPAH " serasa hati lega setelah aku menulis puisi.

          Tapi sejak aku punya Buku Harian hadiah ulang tahun dari dik Ndaru, aku tidak menulis puisi lagi , aku tulis Buku Harian dengan bahasa Inggris sambil belajar bahasa inggris.

           Kadang aku dan Warti kalau kita sedang libur  kita makan di tempat pertemu-an untuk para petani ketika dapat penyuluhan, tempatnya disebelah rumah tetangga orang Bandung, tempatnya enak untuk makan siang kita bisa melihat hamparan sawah dan Gunung Merapi dari kejauhan, tempat itu tempat favorit kita untuk menghilangkan capek dan nyaman untuk makan siang karena tempatnya nyaman dan adem. Biasanya kita membawa nasi dibungkus daun dan setelah makan kita berleha-leha dengan menikmati semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi serta hamparan padi yang hijau serta pemandangan Gunung dari jauh. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 
 
posté le 12-06-2019 à 21:38:21

PERNIKAHAN MAS JASMAN

          Sebetulnya banyak duka dari pada sukanya selama disini tapi aku tidak perlu menceritakan semuannya, biarkan menjadi kenanganku saja.

           Mas Jas menemukan dambaan hatinya dan ingin membina keluarga, akhirnya diputuskan  akan diadakan acara pernikahan dan hajatannya di rumah bulek, tentu saja aku ikut andil dalam kesibukan terutama  kebagian buat makanan dan yang lainnya

          Sebelum hari hajatan aku sudah sibuk tepatnya satu hari sebelumnya aku sudah sibuk bikin cake, lumayan banyak  aku lupa berapa loyang masalah telur jangan kuatir masalah telur sebab om dan bulek ternak ayam petelur.

          Hari pernikahanpun tiba, kursi ditata dihalaman dan didalam di pasang tikar dan karpet untuk acara pernikahan . Lumayan banyak juga yang datang , seperti acara pernikahan cara Jogyakarta pada umum penyambutan sebagai tuan rumah dengan bahasa jawa halus istilahnya Kromo inggil, terus terang aku tidak banyak mengerti. Hanya sebagian saja yang aku mengerti.......

Sebelum acara pernikahan KUA, dibacakan Al'quran dan setelah acara Pernikahan . 

          Acaranya berbeda dengan Sumatera, disini makanan langsung diracik di piring dan langsung dibagikan ,  jadi  tamu undangan tidak mengambil makanan sendiri, biasanya satu piring terdiri nasi, sambal goreng krecek,bihun goreng,ayam goreng, krupuk udang. dan buah  pisang.

Kulihat mas jasman gagah dengan pakaian  adat jawanya jasnya dan mba dengan baju kebayanya adat jawa juga, kelihatannya mereka bahagia sekali terpencar dari senyum yang selalu menghias diwajah cerah mereka. 

         Akhirnya acara hajatan selesai dan berjalan lancar, seperti biasa beres-beres dan mengembalikan barang-barang sewaan seperti piring,gelas,kursi dll.

aacchhhhh.. badanku tersa remuk capek banget tapi lega karena acara berjalan lancar, alhamdulillahhhh..

          Pengantennya kembali ke rumah mbah Musri karena di rumah bulek hanya untuk numpang nikah saja. Mas Jas dan istri tinggal di rumah mbah Mustri.

Selamat  Menepuh Hidup baru mas Jas dan mba semoga rukun selalu dan bahagia aamiin, Doaku selalu menyertai kalian.

 

 

 

 

 


 
 
posté le 08-06-2019 à 21:13:01

           Aku lanjutkan lagi; kita berkumpul di Stasiun Jogja dan Kampus menyewa satu gerbong kereta untuk membawa kita ke Cirebon. Jogyakarta - Cirebon hanya ditempuh sekitar 4 jam . Sesampainya di cirebon kita menginap di Asrama haji dan keesokan harinya kita ke Pelabuhan melihat-lihat kegiatan di pelabuhan Cirebon.

          Ada kejadian lucu di Asrama haji,  karena taruni sedikit atomatis kita bagaikan putri disarang penyamun, ada salah seorang taruni mandi dia mba tingkat kita dan salah satu taruna ada yang ngintip itu yang saya dengar, untung waktu itu ketahuan dan dilaporkan ke panitia tour,  Panitia Tour sudah menebak itu adik tingkat yaitu taruna tingkat I ;begitu dikumpulkan seluruh taruna tidak ada yang ngaku walhasil semua taruna dihukum push up dan kebetulan hujan lengkaplah sudah hukumannya push up dan lari dibawah guyuran hujan cukup lama mereka kena hukuman.

          Keesokan paginya aku diajak rombongan kak Roland pergi ke wisata pemandian Putri Raja yang bernawa Gua Simanga Ragi kebetulan tidak jauh dari Asrama haji cukup jalan kaki dalam beberapa menit, pemandangannya sungguh menakjubkan , aku terkagum-kagum dibuatnya. Berakhir sudah kunjungan kita  di Cirebon dan kita kembali lagi ke Yogyakarta dengan kereta.

         Akhirnya aku naik ke tingkat 11 untuk zamanku tidak mengenal Semester tapi tingkat karena Akademi jadi tiga tahun , dizamanku masih menggunakan gelar Bsc ( bechelor of Art ) untuk kuliah selama tiga tahun. Jika nanti diambil alih dengan Pendidikan Kebudayaan ( P&K ) maka tidak ada lagi gelar  Bsc tapi menjadi D3 ( diplolomat 3 ). Aku dan masku berencanakan pulang menghabiskan masa liburan satu bulan di rumah orang tua di Curup.

           Kita naik bis langsung dari Yogyakarta - Curup, lumayan capak dua hari dua malam; badan terasa lengket karena enggak mandi dua hari. Begitu sampai di rumah orang tua di curup aku ngobrol sebentar dengan siisi rumah, setelah itu aku mandi dan tak lupa ibu berpesan" Pakai air hangat Tik, dingin "  aku menuju kebelakang , aku sendok air panas yang ada di panci diatas kompor, lalu aku tuang kedalam ember dan kucampur dengan air dari sumur dengan memompa , dirumah sekarang pakai Pompa tangan untuk mengambil air dari sumur, lebih ringan dibandingkan dengan menimba,beruntung aku mandi dengan air hangat sebab Curup berbeda dengan Yogyakarta yang panas tak heran selama aku tinggal di Yogyakarta kulitku tambah berwarna coklat mirip tempe bacem he he he he  ( becanda ...).

          Selama aku liburan aku membantu  emak jualan, ada kejadian yang sangat menarik yang tidak bisa aku lupakan, ketika aku membantu emak dan seperti biasa bagianku kadang ngulek rujak, ada seorang wanita berumur sekitar 40 tahunan, dia melihatku dengan wajah mimik merendahkan aku tahu dari nada bicaranya " Kasihan yacchhh... enggak sekolah, adik enggak sekolah khan ? " dia bertanya dengan nada yang meyakinkan akan pertanyaan yang tidak perlu dijawab dan sebagai jawabannya aku senyum saja tapi tiba-tiba datang seorang yang aku kenal hendak beli lotek juga, ketika dia tahu aku sedang membantu emak, langsung dia bertana " Kapan pulang Tik ? " " Kemarin sampainya" kataku , lalu dia bertanya lagi " Libur kuliah panjang yacchhh "  " iyah.. sebulan " jawabku  . Wanita yang meremehkanku terkejut " oohhh ternyata anak tukang lotek Kuliah juga " masih dengan nada mengejek dan kagum atau untuk menutupi rasa malunya yang merendahkan orang lain.

          Begitulah orang kadang melihat setatus orang hanya dengan materi  dan melihat hanya luarnya saja, apa yang salah dengan jualan tochhh ....jualan adalah pekerjaan halal dan bukan nista, dia pikir dengan jualan tidak berhak mendapat Pendidikan Tinggi dan hanya orang kaya yang bisa.

Cara berpikir yang harus diluruskan , begitulah manusia tapi aku yakin tidak semua orang seperti itu semua tergantung dengan orangnya, hanya mungkin saja aku sedang berhadapan dengan orang seperti itu.

          Akhirnya tanpa terasa sudah sebulan aku libur, serasa seperti baru kemarin karena aku sangat menikmati menghabiskan liburan bersama keluarga ,aku dan masku pulang kembali ke Yogyakarta untuk kembali ke rutinitas seperti biasa, kuliah dll.

 

 

 

 

 


 
 
 

Ajouter un commentaire

Pseudo : Réserve ton pseudo ici
Email :
Site :
Commentaire :

Smileys

 
 
 
Rappel article