Aku di rumah sendiri lagi, Lyan masih dalam perjalanannya yang menjelajahi sebagian Indonesia dan dia tetap memberi khabar sampai dimana dia sekarang.
Terakhir sekali dia mengabarkan kalau dia sudah sampai di Pulau Bali dan dia berte - mu dengan pasangan suami istri,istrinya orang Indonesia dan suaminya orang Eropa.
Sepasang suami yang baik kata Lyan dan dia dicarikan pekerjaan oleh mereka, setelah itu Lyan tidak ada khabar beritanya lagi.
Kali ini aku membersihkan kamar yang dipenuhi barang-barang dan kayu yang tidak terpakai di bantu mba Ros, Nopik dan Ferry . Aku suka dengan mereka selain baik juga ringan tangan, kini aku sudah pindah kamar dan impianku yang per-tama setelah bekerja dan dapat gaji aku ingin punya TV.
Saat itu TV masih hitam putih bukan berwarna, kalau orang bilang TV kertas Koran karena kertas koran hanya dua warna hitam dan putih.
Programnya juga hanya TVRI yang pusatnya di jakarta. Aku membeli TV 14 inches merek National, biar kecil yang penting untuk hiburan dan aku letakkan didalam
kamarku, tapi alangkah malangnya aku, TV baru dibeli dari Toko eechhhh.........baru satu hari sudah mati, benar-benar aneh .... pulang dari Kantor aku menuju Toko yang menjual TV lalu keesokan harinya, tepatnya sore hari tehnisi dari Toko datang untuk memeriksa , ternyata TV-ku salah satu produk gagal dari pabrik , mungkin ketika disortir terlewat atau bisa juga rusak diperjalanan. Akhirnya pihak Toko menukar dengan TV baru yang lain.
TV Merek National Hitam Putih
Rumahku tidak pernah sepi karena lagi karena kadang Ferry datang untuk minta bantuan mengerjakan Pekerjaan rumah dari Sekolahnya terutama Bhs. inggris dan dengan senang hati aku bantu, begitu juga Ferah anaknya om mulai belajar Bhs. Inggris. Ferry kadang menemaniku tidur dan dia selalu cerita apa saja denganku.
Adiknya Mis yang dulu sekamar denganku sudah tamat SMEA dan tidak lagi tinggal dengan masnya .
Tanpa terasa bulan berganti bulan dan menginjak bulan Ramadhan ,kali ini aku
mendapat THR ( Tunjangan Hari Raya ) pertama kalinya aku kerja di Dena Utama, THR kecil tapi amhamdulillahhh ..... aku mendapat Rp 25.000,- juga mendapat libur serentak selama seminggu... Rp 25.000,- di th 1990 lumayan bisa untuk beli baju baru. Rencanaku begitu selesai pulang dari kantor seperti biasa aku langsung ngacir pulang ke Curup, ketika aku tiba di Lingkar Timur banyak Mini Bis yang selalu penuh karena banyak orang yang mudik ingin berlebaran , aku memutuskan ke Terminal siapa tahu aku dapat kursi kosong disana. Untung aku dapat walau berdesakan du-duknya.
Mini Bis melaju ke arah Curup aaacchhhhh.... senangnya bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
Dari pembicaraan itu timbul rasa ibaku, seandainya aku jadi dia dimana seorang wanita berpergian sendiri ke negara lain tanpa sanak saudara dan tanpa teman yang dikenal....... tidak bisa kubayangkan.
Lalu tanpa pikir panjang aku menawarkan tempat untuknya dirumahku dari pada dia tidur di Airport lebih baik dia bermalam di rumahku. Ternyata tawaranku diterima de-ngan senang hati tapi sebelumnya aku terangkan kalau rumah tempat tinggalku tidak bagus, rumah Bedeng yang sederhana , ternyata dia tidak keberatan.
Bis yang kita tumpangi sampai di Kebun Beler dan kita turun, lalu kita jalan menuju ke rumah Bedeng, melihat bawaanku banyak Lyan membantu membawakan barang bawaanku karena lihat aku yang bertubuh kecil maka dia tidak tega, sedang-kan Lyan berbadan tinggi serta kuat. Kita jalan beriringan dan aku harus mengimba-ngi jalannya Lyan karena jalannya cepat dan aku bertemu dengan tetangga yang rumahnya dipinggir jalan besar, seorang ibu yang kenal baik denganku mereka orang Padang , dia agak terkejut aku jalan dengan seorang bule.
Kiranya kedatangan Lyan didengar sama mba Ros serta yang lainnya, lalu mereka datang bertemu Lyan di rumahku, mereka senang ngobrol dengan Lyan dan sudah barang tentu aku sebagai penterjemahnya.
Pembicaraan kita diselingi dengan gelak tertawa jika ada kata yang tidak dimengerti.
Tanpa terasa malampun larut dan kita harus segera tidur sebab besok aku harus bangun pagi dan aku harus berangkat kerja.
Oooohhhh.. iya, disebelah rumah mba Ros sudah ditempati lagi sama Mis dan keluarganya, untung aku sudah pindah dari sana sebab Mis akhirnya menempati lagi.
Tentu kalian mengira Mis itu wanita tapi bukan dia laki-laki , bertubuh kecil, berkulit
coklat tua dan begitu juga anaknya yang perempuan badan dan mukanya mirip bapaknya. Nama anaknya Nia umur 1 tahun dan istrinya bernama Ani.
Kembali lagi aku ceritakan tentang Lyan, paginya aku cepat-cepat ke warung beli makanan kue Lupis,pisang goreng dan jagung marning serta teh manis untuk tamuku. Ternyata Lyan lebih suka teh panas tanpa gula dan kue lupisnya dia tidak suka mungkin karena kue lupis lengket,pisang goreng dia suka terlebih lagi dia suka sekali dengan jagung marning terbukti ketika aku di kantor dia bilang ingin beli jagung Marning.
Kue Lupis : terbuat dari ketan, parutan kelapa
saus gula jawa/gula merah yang
diberi daun pandan agar saus wangi.
Aku ke Kantor berdua Lyan dan kuperkenalkan pada teman-teman Kantorku, rencana sementara aku kerja Lyan keliling Bengkulu dan sorenya Lyan menjemputku di Kantor dan pulang bersama tapi ternyata mas Tok adiknya om tidak ada kerjaan alias sedang libur dan akhirnya mas Tok jadi guide. Kiranya dia terkesan sekali dengan sambutan keluarga mas Tok . Tadinya dia rencana hanya 1 malam di tempatku akhirnya nginap 2 malam, ini kenangan yang tidak terlupakan untukku .
Sorenya setelah pulang dari kantor aku mengantarkan Lyan keterminal Damri karena Lyan berniat melanjutkan perjalannya ke Jakarta.
Ada kejadian ketika Lyan dijamu sama mba Ros di rumahnya, mba Ros menjamu dengan teh masih ngebul menandakan masih panas ,teh langsung diminum tanpa menunggu hangat " wwooooooo..... lidahnya apa gak panas tuchhh " kata mba Ros dan yang lainnya terheran-heran termasuk aku.
Aku mengira mungkin sudah terbiasa seperti itu minum panas-panas sebab Canada negara dingin dekat Kutub.
Aku mulai tidur di rumah yang baru dan aku bisa tidur nyenyak tanpa was-was
ada ular. Seperti biasa aku menjalankan rutinitas pekerjaan kantor dan aku berbagi
pengambilan air dengan mba Ros yang disalurkan dari rumah om.
Di Kantor aku semakin banyak kenal orang baik dari Konsultan maupun dari orang-orang yang bekerja di Proyek, aku kadang dapat tugas ke luar seperti ke Bank, ke Pemda, ke Depnaker ( Departemen Tenaga Kerja ) dll.
Kalau sudah turun Termyn, Termyn yaitu pencairan uang dari pekerjaan yang sudah dikerja maaf kalau salah tapi yang aku ingat begitu , otomatis banyak pimpinan yang berhubungan dengan proyek datang ke kasir untuk menerima uang , kita yang di kantor dapat rizki berupa makanan, kadang nasi padang atau mie ayam dll.
Lumayan jadi dapat jatah makan siang gratis he he he
" Mba Tut...... tante tanya ke saya, apa Tuti ikut om pulang ke Curup ? saya jawab enggak, ada tuchhh.. di rumah lagi bersih-bersih " kata mba Ros meniru ulang pertanyaan tante,kayaknya dia curiga kata mba Ros, sebab tante pernah cemburu de-ngan salah satu karyawan tapi sudah berhenti kerja sekarang; dia orang Curup.
Resiko punya suami ganteng kata mba Ros, memang ku akui omku itu ganteng dan manis dan anak-anaknya mengikuti bapaknya ganteng-ganteng dan cantik -cantik.
Sesuai janji pada ibuku aku akan pulang setelah gajian dan itu aku lakukan setiap setelah aku gajian hari sabtunya aku pulang ke Curup .
Kali ini aku pulang ke Curup karena aku tidak sempat beli oleh-oleh aku beli di Pasar atas di toko kue ketika kue dimakan sama masku, dia bilang kuenya yang aku bawa kali ini enak " Nanti kalau pulang bawa kue seperti ini lagi yaccchh Tik .;"
kata masku, karuan aku tersenyum , belum tahu dia kalau itu aku beli di Pasar Atas bukan di Bengkulu , " sippp..... mas.. " jawabku.
Seperti biasa kalau pulang ke Bengkulu aku selalu nyetop mobil di depan rumah, bawaanku agak banyak mirip mau ke Jawa sebelum berangkat tadi ibu berpesan agar aku rajin kirim surat, tentu aja aku jawab ke ibu " Bu masak Bengkulu - Curup harus pakai Surat " yang lain dengar keinginan ibu jadi tertawa, tapi begitulah seorang ibu yang selalu rindu ke anaknya.
Aku bilang ke ibu kalau sekarang aku berencana pulang setiap 2 bulan sekali agar aku bisa nabung.
Nacchhhhh .. lewat bis agak besar dikit dari biasanya dan ketika bis berhenti dan aku naik dibantu sama kenek, aku lihat hampir semua kursi terisi tapi untung ada kursi kosong satu walau agak sempit jadilah.
Aku mendengar di belakang tidak jauh dari kursi yang aku duduki terdengar suara gelak tertawa, aku menoleh ternyata dibelakang ada turis asing yang berusaha berbicara bhs. Indonesia dengan dibantu kamus. Kadang lawan bicaranya tidak ngerti sehingga mereka menggunakan bhs. Tarzan.
Melihat seperti itu naluriku ingin kenalan jadi terpancing ingin nimbrung dengan me -reka " Where do come from Miss ? ( Anda berasal dari mana nona ? ) " tanyaku,
" From Canada " jawabnya singkat. Lalu kita terlibat beberapa pembicaraan.
" Yuk .... duduknya pindah sini aja, biar enak ngobrlnya " kata seorang pemuda yang duduk disebelah turis dan tanpa pikir panjang aku bertukar duduk dengan pemuda itu. Aku terlibat pembicaraan panjang dengan si turis dan si kenek nyeletuk " Nach
sekarang si bule dapat lawan yang setimpal , tadi enggak nyambung " kata-kata si Kenek membuat seisi Bis tertawa, suasana di Bis jadi meriah.
Dari pembicaraan aku tahu dia bernama Lyan Yates, sebelum ke Indonesia dia bekerja sebagai Perawat dan kakaknya seorang Pengusaha. Di Canada dia menabung untuk traveling ke Indonesia, dia dari Medan lalu ke Bengkulu dan nanti akan diteruskan perjalan ke Jakarta. " Where will you stay ? ( Dimana anda akan tinggal ) tanyaku, " i don't know .... maybe i will go to the Airport to sleep there . I don't have a lot of money " ( saya tidak tahu, mungkin saya akan pergi ke Airport untuk tidur disana, saya tidak punya banyak uang ) katanya dengan serius.
1. gegedu28 le 18-11-2019 à 21:38:37 (site)
Hello,
luckily there is Google translate, otherwise no chance for me to decipher what you wrote !
Good continuation in the blogging.
BR
Gegedu28
Matahari mengeluarkan sinarnya , tanda hari sudah pagi aku bergegas menyiapkan makanan untuk dibawa ke Kantor, hal biasa yang aku lakukan, dengan tergesa-gesa aku pergi karena aku tidak ingin terlambat sampai di Kantor.
Aku pikir lebih baik nanti aku ceritakan setelah pulang dari kantor ke mba Ros, sesam-pai di kantor aku ceritakan kejadian tadi malam pada teman-temanku, aku ceritakan juga pada omku. Mereka kebanyakan menyarankan agar di kamar disebar garam agar ular takut masuk kedalam kamar dan itu sudah aku lakukan sebelum mereka sarankan.
Pulang dari kantor aku ceritakan pada mba Ros, akhirnya mba Ros ,Ferry, Nopik dan aku memeriksa kemana gerangan ular pergi ? kita semua mencari nachhh .....ini dia kata Nopik, mba saya dengar ada suara aneh dibalik dinding triplek " kita semua memeriksa ada lubang di dinding triplek " Tidak salah lagi ular masuk ke din-ding ini " kata mba Ros lalu mba Ros menyarankan agar dimasukkan garam kelubang dengan harapan ular akan mati dan Nopik menutup lubang dengan triplek , sudah tentu ditutup rapat dengan paku.
Malamnya aku tetap tidur dikamar tapi aku masih was-was sebab sesekali aku mendengar suara gerak ular didalam dinding mungkin karena tidak bisa keluar dan lemas karena garam. Aku masih belum tenang dengan adanya ular didalam dinding.
Teman satu rumahku masih seperti biasa tidak mau tahu dan cuek dengan yang aku alami. Dalam beberapa hari aku dan mba Ros serta yang lainnya tidak mendengar lagi suara dibalik dinding triplek. Tapi tetap saja trauma masih ada dan tidur belum tenang. " Mba minta ke bang Kosim untuk pindah ke rumah depanku, dari pada rumah kosong khan sayang nanti rusak " kata mba Ros.
Aku pikir saran mba Ros bagus juga , " Iyaaa mba .. nanti aku bilang " kataku.
Esoknya ketika aku pulang dari Kantor dan menumpang mobil om, didalam mobil aku ceritakan niatku ingin pindah di rumah depan mba Ros, aku ceritakan juga alasannya dan menyetujui. Hari minggu aku akan pindah dan kunci rumah sudah aku pegang.
Aku buka rumahnya woooooo.... lumayan enak, ruang tamu berukuran 2x2 m
lumayan untuk 2 kursi dan satu meja pikirku, aku lihat lagi ada ruang makan dengan ukuran sama dengan ruang tamu , dapur ukuran memanjang dan sempit 1x2 m, ada tempat untuk meletakkan kompor minyak tanah lalu aku menuju kamar tidur, disana kulihat banyak tumpukan barang dan kayu tidak terpakai, aku pikir kamar tidur cukup luas dan memanjang ukuran 3x2 m serta kamar mandi jadi satu dengan kamar tidur , kamar mandi yang kecil tapi sayang toiletnya tidak berfungsi lagi. Sipppp........pelan-pelan aku akan rapikan, sa'at ini ruang makan aku gunakan untuk kamar tidur yang penting aku pindah.
Dari Curup dengan dibantu keluargaku aku membawa peralatan yang belum aku punya seperti meja,kursi dan meja dan peralatan dapur lainnya serta hordeng jendela. Sipp..... saat ini beres sudah rumahku bisa aku pakai sekarang.
Kompor minyak tanah
1. gegedu28 le 17-11-2019 à 18:57:14 (site)
Hello,
Selamat atas foto hari ini!
, I used Google Translate to found the sentence in Indonesian language, so in english: Congratulations for the photo of the day!,
and in french : pour la Photo du Jour !
Gégédu28
Aku tak sanggup lagi menghadapi teman sekamarku, akhirnya aku memutuskan pindah kamar , kebetulan ada kamar kosong yang sudah lama tidak terpakai tapi luma -
yan masih bisa dipakai walau tidak ada pintunya.
Pagi ini aku putuskan akan pindah dan sebelum aku pindah aku ingin membetul-kan seng yang di samping kamarku yang baru , aku melangkah ke samping rumah kuli-hat banyak onggokan kayu dan batu berserakan disana .
Aku melihat salah satu seng yang terbuka , lalu aku memanjat untuk merepatkan seng agar kalau hujan air tidak masuk kemarku , dengan bantuan kayu yang ada didinding
aku berusaha naik lalu aku rapatkan seng tapi........ oohhhhhhh tiba-tiba segerombolan
lebah keluar dar i balik seng dan mereka mengerumuniku , ada yang ditangan, dimuka
dengan gerak reflek tanganku menghalau mereka serta aku berusaha turun dan aku ber hasil turun karena tidak terlalu tinggi.
Wooooooooo.... ternyata muka dan tanganku dipenuhi dengan jarum yang dilemparkan oleh lebah-lebah itu , aku cabut satu persatu senjata lebah yang beracun itu akhirnya selesai sudah pekerjaan ini tapi alamakkkk.... kenapa dengan tangan dan mukaku ini jadi banyak bengkak dan merah ternyata hasil sengatan lebah berdampak sepert ini aku olesin ditangan dengan minyak kayu putih . Pagi ini aku tidak mandi hanya cuci muka karena air sedang tidak ada , lengkaplah sudah penderitaanku hari ini.
Sesampainya di Kantor aku ceritakan ke teman-teman kejadian pagi ini, badanku semakin lama semakin terasa demam, ditambah ngantuk karena tidak mandi untung bau badanku kita menyekat sudah tentu aku semprotkan cologne untuk mengurangi bau. Kebetulan hari Sabtu setengah hari kerja jadi aku bisa langsung pulang ke Curup dan begitu pulang dari Curup bisa langsung tidur di kamar yang baru.Begitu selesai pulang Kantor aku langsung menuju Lingkar Timur, disana banyak disana banyak Mini Bis yang menuju ke Curup, aku mencari yang hampir full agar cepat berangkat. Mini Bis berjalan menuju Curup , melewati hutan dan jalan yang berliku-liku serta naik turun kalau pagi hari lewat jalan seperti ini banyak yang mabuk termasuk aku. Hanya dalam waktu 2 jam akhirnya mobil sampai di Curup di depan rumah aku langsung mandi dan sidah biasanya aku sudah siapkan oleh-oleh untuk seisi rumah yang aku beli di warung.
Satu malam aku tidur di Curup dan minggu sorenya aku kembali ke Bengkulu, seperti biasa kalau aku pulang selalu membawa banyak makanan untuk hidup di Bengkulu dan aku bilang ke ibu kalau aku akan pulang sebulan sekali setelah gajian.
Asal pulang dari Curup aku selalu bagi-bagi oleh untuk tetangga dan untuk om.
Mulai agak malam aku sampai di Kebun Beler karena capek aku langsung tidur di kamar yang baru, sementara temanku yang satu rumah pulang ke orang tuanya di Kabawetan liburan. Setelah sholat isya aku rebahkan badan ditempat ti-dur....... mata ini susah untuk diajak kompromi, aku pandangi atap plafon tapi tiba-
tiba ssshhhhhhhhh..... sssssssshhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...... ssshhhhhh .............
aku pasang telinga, suara apakah itu seperti napas manusia, apakah ada maling ??
dimana ? apakahhh di luar ? berbagai macam pertanyaan ada didalam hati,lalu aku
hidupkan lampu yang 5 watt ke lampu yang normal, dengan jantung yang berdegup kencang aku pelan-pelan membuka pintu triplek ala kadarnya kugeserkan , dengan berjalan pelan kakiku kearah ruang tamu dan kuintip keluar lewat hordeng,mataku
menjelajahi halaman tidak ada yang mencurigakan.
Aku kembali lagi ke kamar dan membaringkan badanku lagi , kupingku masih men-dengar suara desah napas, lalu aku bangun lagi untuk keluar kamar, masih dalam keadaan bertanya-tanya aku kembali lagi ke kamar, tanpa kusadari mataku tertuju kearah bawah tempat tidur, kulihat disana ada seekor ular hitam sebesar pergelangan tanganku, sepanjang kira-kira 1 meter sedang berjalan arah balik.
Mataku terbelalak melihat pemandangan yang ada didepan mata, lalu aku berjalan keluar kamar dan mengambil garam di dapur , aku lihat ular tidak ada lagi disana ,
garam kutaburkan di bawah tempat tidur lalu aku berbaring lagi berusaha untuk ti-
dur kembali.
Commentaires