HARI KEDUA kita berangkat ke Danau Ulun Danu dan ke Galery serta melihat tari Barong yang sungguh terkenal. Dengan mobil rental kita menuju Danau ulun Danu, kita menuju daerah pegunungan dengan hawanya yang segar dan benar-benar indah.
Sampailah kita ke Danau Ulun Danu dan dari Danau Ulun Danu kita mencari restaurant muslim halal karena mayoritas penduduk Bali beragama Hindu maka dimana-mana banyak restaurant dengan daging babi serta dimana-mana berkeliaran anjing beserta bau bunga untuk persembahan dimana-mana.
Selama dalam perjalanan kita melihat rumah penduduk dengan rumah traditional Bali dan dimana-mana banyak bunga untuk sembahyang agama Hindu.
Sekarang kita menuju galery, di sini kita hanya lihat-lihat saja sebab memang kita tidak berniat untuk membeli sesuatu disana dan akhirnya perjalanan dilanjutkan melihat Tari Barong. Sebelumnya kita beli tiket masuk dan kita mencari tempat duduk, pelan-pelan para turist yang hendak melihat pertunjukan mulai berdatangan dan akhir-nya penuh juga kursi, pertunjukan dimulai.
Selama pertunjukan air mataku mengambang dipelupuk mataku, bukan airmata sedih tapi air mata haru akhirnya aku bisa datang ke Bali, yacchhhh... Allah terima kasih atas anugrah yang telah engkau berikan pada hambamu ini, akhirnya aku bisa kesini dengan biaya sendiri , terbukti apa yang aku katakan dulu .......
Ternyata yang orang bilang kalau Bali itu indah dan kental dengan kebudayaan serta traditionalnya yang punya ciri khas itu yang aku rasakan.
Dimana-mana turis asing dan turis lokal ada disini, Bali memang kota wisata , tak heran ada perbedaan harga antara turis asing dan lokal.
Untuk contoh saja biaya hotel per malam untuk turis asing lebih mahal untuk ukuran Indonesia dari turis lokal.
Serasa aku jadi turis juga he he he ..... tapi turis lokal.
Tari Barong Bali
Hari yang cukup melelahkan tapi menyenangkan, sementara aku benar-benar menikmati liburanku tanpa memikirkan pekerjaan yang benar-benar menguras tenaga dan pikiran.
Mobil melaju menuju pulang ke bongalow , sesampai di bongalow kita istirahat sebentar beberapa jam , waktu luang tidak kita sia-siakan kita pergi keluar untuk mencari makanan untuk makan malam. Beruntung kita tinggal ditempat strategis kita lansung menuju Trade Mall untuk mencari makanan karena disana banyak restaurant dengan berbagai jenis makanan dari KFC sampai makanan eropa , begitu juga berbagai seuvenirs khas Bali,baju ,sepatu dll. Kulihat Ita dan Dewi senang sekali pergi dan berbelanja disana. Setelah puas keliling dan melihat-lihat kita kembali ke bongalow untuk istirahat , badanku serasa sudah kaku dan lengket aku harus mandi agar segar dan nyenyak tidur.
Hmmmmm.... hari ini menyenangkan dan melelahkan.
Di tempat kantorku yang baru jauh dari keramain dan sangat tenang penuh dengan pepohonann di depan kantor ada pohon rambutan yang ngelotok serta mudah untuk dipetik karena pendek dan rimbun.
Banyak yang aku harus pelajari lagi ditempat kerjaku yang baru, walau masih satu perusahaan tapi lain unit dan aku harus banyak belajar lagi. Hidup memang selalu belajar ... belajar, ini yang membuatku jadi semangat kerja karena jadi banyak penga-laman. Selain administrasi air isi ulang aku juga mengerjakan bagi hasil omzet KFC dan RM. Makan Tape Uli.
Pekerjaan berjalan lancar dan aku mengambil cutiku, kali ini aku ambil cuti ke Bali, aku pergi bersama Ita yang dulu tinggal di mess tapi sudah dipindahkan ke Salon punya Big boss di jakarta serta Dewi teman Ita yang kerja di Salon juga.
Jadi kita pergi bertiga, kita semua belum pernah pergi ke Bali dan pertama kalinya kita kesana.
Kita perginya dengan pesawat Adam Air , aku ingat ketika pesawat naik laintainya berbunyi krik... krik.... seperti engselnya mau copot pokoknya tidak nyaman, aku melirik ke Dewi , kulihat mulutnya agak komat-kamit sambil agak gugup.
Aku berdoa agar pesawat tidak jatuh, ini bukan pertama kalinya aku naik pesawat .
Pertama kali aku naik pesawat ke Bengkulu bersama Yanti, kita naik Buroq Airlines dan ketika pasawat diatas aku melihat kebawah laut,hutan dan awan , rasa haru tak terhingga akhir tercapai juga impianku bisa naik pesawat, rasa syukur tak henti-hentinya aku panjatkan pada Allah atas karunianya.
Aku lanjutkan lagi ceritaku dalam perjalanan ke Bali, akhirnya pesawat mendarat di Air Port Ngurah Rai Bali, alangkah bahagianya sampai dengan selamat dan begitu mendarat jam tangan segera kita menyesuaikan waktu di Bali dengan menambah satu jam jadi lebih cepat satu jam Bali dari Jakarta.
Kulihat dimana-mana patung dan ukiran khas Bali, yang pertama kita langsung cari taxi dan dengan bantuan supir taxi kita dicarikan tempat penginapan yang letaknya strategis di pusat kota dan tidak terlalu mahal, kita menginap di Boungalow Putri Ayu.
Kita patungan bertiga untuk menyewanya sehingga tidak mahal dan atas saran pegawai boungalow kita charter mobil.
Kita beruntung menemukan tempat yang enak, dapat sarapan dan tidak jauh dari pantai Kuta, jalan kaki hanya sekitar lima menit dan tidak jauh juga dari Trade Mall serta Musroom (Music room), nach......... kalau yang ini aku dan Ita tidak suka kesana karena kita ke Bali untuk melihat pemandangan bukan ajojing ,kita lebih suka malam untuk tidur serta istirahat. Tapi Dewi seleranya berbeda dengan kita dan kelihatannya dia agak kesal. Apa lagi sampai tidak tidur hanya untuk berajojing; pastinya milih tidur untuk jaga stamina esok harinya.
Hari pertama di Bali yang kita tuju yang dekat ke pantai kuta, kebetulan Trade Mall dekat pantai jadi sekalian, cukup jalan kaki sampai kita.
Dengan semangat Dewi dan Ita langsung menuju Trade Mall, sebenarnya aku ingin langsung ke pantai tapi enggak enak dengan mereka nanti dikira tidak kompak, jadi aku ikutan dengan mereka.
Akhirnya kita kepantai juga setelah dari Trade Mall, kulihat Ita sudah menyi -apkan payungn dengan santai dia membuka payung katanya takut kulitnya hitam, sementara Dewi sibuk memakai Cream matahari , aku tidak pakai apa-apa. Kepalang tanggung sudah coklat biar tambah coklat sekalian, tochhh ...... orang bule aja pada pengen kulitnya kena sinar matahari coklat seperti diriku, kuperhatikan banyak bule yang sedang berjemur diatas pasir sambil memakai kaca mata hitamnya sudah barang tentu pakai bikini.
Setelah puas jalan-jalan dipantai Kuta yang begitu indah dan terkenal sampai keluar negeri kita merencanakan pulang ke bongalow, sebelum pulang kita mampir ke tempat rental mobil untuk perjalan keesokan harinya.
Rencana besok kota akan ke Danau Ulun Danu dan Melihat Galeri sertan melihat Tari Barong yang terkenal.
Tetty rencana akan menikah dan sudah tentu pria yang beruntung adalah Hans yang romantis, karena keuletannya akhirnya berhasil mempersunting Tetty.
Mereka rencana akan menikah di Medan , otomatis Tetty berhenti kerja karena akan memulai hidup baru bersama suami tercinta di Medan.
Aku kehilangan sobat dekatku , satu-satu orang lama meninggalkan mess hanya aku yang masih bertahan di mess.
Selamat menempuh hidup Baru sobatku, semoga bahagia bersama orang tercinta dalam menempuh bahtera kehidupan.
Sejak itu kita tidak pernah komunikasi lagi, dia sibuk dengan keluarganya dan aku sibuk dengan pekerjaan yang sehari-hari yang begitu banyak dengan berbagai masalahnya.
Aku ceritakan kembali tentang omku, sejak meninggalnya bulek om benar-benar menderita tidak ada yang mengurus dan entah kenapa masalahnya om diusir oleh anak-anaknya dari rumahnya sendiri yang di Depok tanpa membawa baju yang aku ingat om tidak punya sepatu untuk kerja karena pergi tanpa membawa apa-apa hanya baju yang melekat dibadan, akhirnya om memakai sepatu baru yang aku beli dari temanku Gofar, aku ingat aku beli dengan cara kredit. Entah bagaimana cerita-nya akhirnya om menikah dengan Bu Sri seorang janda dengan beberapa anak yang sudah besar dan sudah punya cucu juga. Bu Sri bekerja sebagai perawat dan yang aku dengar kepala perawat si Rumah Sakit terkenal di Jakarta.
Anak-anak om tidak setuju om menikah lagi sementara mereka tidak mengurusinya, om sering sakit , tidak salah kalau om mencari pendamping.
Aku dan teman-teman kantor berkunjung ke rumah om di belakang Kampung Rambutan, kita berkunjung dalam rangka berkenalan dengan istri baru om.
Istri om ternyata cantik dan supel juga sehingga kita bisa cocok dalam pembicaraan.
Omku akhirnya berhenti dari Area setelah lama dalam pengabdiannya dan bisa dikatakan perintis Area dan dari sisa uang pensiun setelah dikurangi hutang di kantor karena sering sakit sehingga sering pinjam uang di kantor untuk berobat, sisanya untuk membeli rumah di Jayakarsa, aku tidak tahu persisnya beli patungan berdua dengan istri barunya atau uang om sendiri, yang jelas dari pembicaraan bulekku yang baru itu yang selalu dipermasalahkan sama anak-anak om.
Kalau menurut pendapatku pribadi apapun itu seharusnya mereka jangan mempermasalahkan, toch... mereka sudah mendapat uang bagian dari penjualan rumah yang di Depok, masih tegakah mereka ingin uang bapaknya lagi sementara bapaknya sudah ada yang mengurus, susah juga kalau yang ada dipikirannya cuman uang, sedang mereka sudah lumayan mampu.
Harusnya mereka jangan membuat beban pikiran bapaknya kalau bapaknya ingin sehat.
Alhamdulillahhh..... dikeluargaku, kedua bapakku mendidik agar kita hidup mandiri dan tidak selalu pada materi, ingin kaya kita berusaha sendiri tanpa mengharap harta dari orang tua dan dari dulu kita sudah biasa hidup susah.
Di kantor terjadi dua kubu, biasa saling bersaing dan aku tidak mau perduli dengan pertekaian mereka tapi aku tetap saja dapat dampaknya karena aku dibawa pimpinan langsung Manager Umum dan akhirnya Rm. Makan Sunda, Rm. Makan Padang dan Rm. chinese food ditutup dengan alasan rugi, otomatis anak buahku di perhentikan , juga usaha kecil-kecilanku juga tidak ada lagi. Tapi aku beruntung Rm. Tape Uli dan Rm. Laksa Cibinong bersedia menerima titipan krupuk .
Aku ditarik ke staf Administrasi untuk beberapa bulan sebelum aku diberi tugas sebagai staf administrasi dan supervisor di agian Air Isi ulang serta aku akan membawahi beberapa karyawan saja. Air Isi Ulang hanya untuk interent Area dan Perusahaan big boss yang ada di jakarta. Jadi dipakai untuk sendiri bukan konsumsi luar.
Bulan February th 2005 aku mulai ditugaskan di administrasi merengkap Supervisor Air minum isi ulang yang letaknya mojok sendiri dekat Kebun buah-buahan , jauh dari keramaian lalu-lang mobil, aku suka karena bekerja sendiri.
Anak buahku hanya empat orang dan kantor koperasi juga pindah ke kantorku yang baru. Aku mulai bekerja seperti staff kantor dan hari sabtu hanya setengah hari tapi tugas malam masih seperti biasa.
Ada yang aku lupa sebelum aku berhenti jadi Bendahara koprasi, ketika aku lewat di kantor kepala maintenance dari kantor koprasi , pak yusuf memanggilku dan memperkenalkan seorang laki-laki sekitar umur enampuluhan keatas , berkulit sawo matang,berhidung mancung , dari perkenalan itu aku tahu kalau bapak tersebut se -
orang ahli dalam pengobatan theraphy dan obat-obatan herbal.
Sejak perkenalan itu aku akrab dengan pak Ahmad, kiranya pak yusuf sudah lama kenal dengan pak Ahmad dan sering berobat alternatif untuk ibunya.
Aku sering therapy dan sering minta nasehat padanya karena pak Ahmad sudah aku anggap pengganti orang tuaku.
Aku sungguh prihatin melihat kehidupan omku, setelah meninggalnya bulek om tidak ada yang memperhatikan, anak-anaknya sibuk dengan keluarganya masing-masing dan mereka sudah biasa melihat sesuatu diukur dengan materi.
Sepeninggalnya ibunya mereka mempermasalahkan harta sementara bapaknya masih hidup mereka sudah mempermasalahkan harta, ini yang membuat aku perhatin dengan om, masalah dikantor banyak dan ditambah lagi dengan masalah di rumah.
Om hanya bisa mengeluh padaku ketika aku menghadap diruangannya untuk melapor-kan keuangan Mushollah.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa jadi pendengar yang baik dan hanya bisa berkata untuk bersabar.
Bulek adalah type perhatian baik pada keponakannya maupun pada anak-anaknya , bulek selalu datang ke mess dan istirahat di kamarku sambil menunggu om menyelesaikan tugas-tugasnya di kantor karena om termasuk pekerja keras.
Bulek punya penyakit komplikasi,jantung,darah tinggi dan begitu juga om punya penyakit gula, oleh sebab itu bulek sangat perhatian sekali masalah makan om.
Sebelum meninggal aku sempat menjenguk bulek dan menunggu bulek di rumah sakit dalam beberapa jam, malah aku sempat membantu membersihkan dengan air ketika bulek buang air kecil di tempat tidur dan di sa'at yang menunggu pulang ke rumah untuk mengambil sesuatu.
Itu adalaah pertemuanku yang terakhir dengan bulek, setelah beberapa hari kemudian kira-kira jam sembilan malam aku mendapat berita kalau bulek telah meninggal dunia di rumah sakit dan aku langsung ke rumah di Depok karena almarhumah sudah dibawa ke rumah.
Sekitar jam sebelas malam lewat selah-selah pintu aku melihat teman-temanku dan big boss datang melayat. Keesokan harinya aku ikut semua propesi pemakaman sampai selesai dan sampai dikuburkan.
Sejak itu kehidupan om berubah, yang dulu selalu dikelilingi anak-anak dan cucu sekarang mereka jarang berkumpul dan kurang memperhatikan masalah makan bapaknya, itu semua aku tahu dari cerita om. Om benar-benar kesepian, belum lagi masalah di kantor sungguh berat. Aku sejak bulek meninggal aku tidak pernah lagi ke Depok karena aku pusing mendengar cerita mereka yang selalu memperebutkan harta dan disamping itu mereka dari dulu jika berkumpul ketika Idul Fitri mereka asik dengan obrolannya, aku hanya jadi pendengar tanpa dihiraukan, hanya bulek dan om yang begitu perhatian padaku. Oleh karenanya ketika bulek meninggal aku putus hubungan kontak dengan mereka, aku tidak sejalan dengan mereka sebab yang dibicarakan hanyalah harta dan harta.
Sekarang kembali lagi ke diriku, ada kejadian di mess dimalam hari ketika aku hendak keluar kamar untuk mengambil wudhu untuk seholat tahajud, pada waktu itu sekitar jam 3.00 pagi kalau orang Indonesia istilahnya jam 3.00 malam.
Aku bangun dari tempat kok.. kenapa aku agak malas untuk keluar malam ini, tidak seperti biasanya aku langsung keluar tapi kali ini aku masih di pembaringan lalu per-lahan-lahan aku bangun dan berjalan menuju pintu, lalu aku buka pintu tapi tanpa sadar mataku tertuju kearah sebelah kanan dan aku melihat sekelebat orang, buru-buru aku tutup kembali antara ragu dan tidak aku masih berpikir apakah aku langsung ke kamar mandi atau aku tunggu dulu kalaulah orang itu masih bersembu-nyi sementara tanganku masih memegang handel pintu, aku berpikir lebih baik aku memanggil semua penghuni mess.
: - Pak Burhan,pak yatman,Tetty,Dewi,Ita,Siti,bangun ! . teriakku aku sengaja
menyebut nama yang laki-laki itu taktikku agar dia takut karena ada laki-
laki juga di mess walau dalam kenyataan semua wanita.
Benar saja tidak lama kemudian orang tersebut keluar dari persembunyian , dengan setengah berlari dia menuju kearah Minaloka langsung saja aku teriak.
: - Maling....! maling ...!
Tak lama kemudian teman-temanku lainnya bangun dari tidurnya dan bertanya ada apa gerangan dan aku ceritakan semuanya.
Paginya ketika di kantor aku ceritakan semuanya dan sejak itu mess diberi telpon, jika terjadi sesuatu kita dengan mudah menghubungi pos security terutama dimalam hari.
Sekarang aku ceritakan kembali tentang country road persahabatanku dengan si country road berjalan lancar, karena surat lama dalam perjalan kadang satu bulan aku baru menerima balasan tapi kadang juga satu minggu tapi ini jarang sekali.
Country road memberi alamat email padaku, tentu saja ini asing padaku karena aku masih asing dengan yang namanya internet dan ini membuatku penasaran.
Kata mba Fitri yang ada di kantor kalau ingin mencoba internet di Jln. Pajajaran dekat Internusa ada rental Komputer , aku diantar sama mba Fitri sore hari sepulang dari kerja kita ke rental Komputer dan mba Fitri dengan sabar mengajarkan aku mengirim email . : - Ternyata bu Tuti perhatian banget..... kata mba Fitri menggodaku.
Didalam email aku menghibur country road disebabkan dia sedang sakit, tepatnya dia lama tidak kerja karena bermasalah dengan kakinya.
.
Niat hati baik dan ramah pada semua orang tanpa membedakan laki-laki mau- pun perempuan, tapi ternyata kebaikanku terhadap lawan jenis diartikan lain; dia me-nganggap kalau aku cinta padanya, ini khan aneh... apa lagi dia sudah punya istri, ini benar-benar gila.
Dia satu kerjaan hanya teamnya beda, sebagai bendahara koperasi wajar aku baik dan ramah kepada seluruh anggota. Kiranya semua disalah artikan dengan dia, dia datang ke mess membawa pisang,pepaya yacchhhh ... aku terima tanpa ada rasa curiga dan sebagai tuan rumah yang baik sudah tentu aku membuatkan minuman untuknya, aku menghormatinya sesama karyawan. Tapi ternyata ada salah satu anak mess menyam-paikan kalau aku cinta padanya, lalu dijawab olehnya tidak mungkin aku suka padanya sebab katanya aku sukanya sama bule, itu lagi.... itu lagi....... anggapan orang banyak selalu seperti itu karena aku banyak temen sahabat pena orang bule.
Hampir rata-rata yang tinggal di mess punya pacar seperti Tetty punya pacar masih sepupu dengannya dan hubungan dengan pacarnya ditentang kedua keluarga, sehingga mereka pacaran diam-diam, karena cintanya si pacar menyewa rumah di sebrang jalan Tol agar dekat dengan Tetty.
Dia sering curhat tentang pacarnya padaku dan entah kenapa akhirnya hubungan mereka kandas dan sebagai gantinya kembali ke pacar yang lama ketika SMA dulu.
Aku acungkan jempol dengan pacar lamanya Hans, dia laki-laki gigih karena kegigi-hannya akhirnya dapat menaklukkan hati Tetty.
Jadi ingat pada waktu itu Hans mengirm paket rekaman lagu dan suara gitarnya untuk menaklukkan hati Tetty, aku dan beberapa teman ikut mendengarkan rekaman Hans sambil menggoda Tetty, dia tersenyum dan tersipu-sipu karena aku dan beberapa temen menggodanya, alangkah romantisnya Hans.
Ada cerita lagi pengalamanku dengan Devi, Devi adalah cucu dari pakde Bani, anak dari mas Bambang, atas bantuan omku yang sebagai Direktur Devi diterima se-bagai karyawan di SPBU hanya dalam dua tahun dia sudah bisa membeli TV dll; ini benar-benar hebat, aku saja yang megang peranan di tempat kerjaku untuk bisa beli TV dan punya Hand Phone (HP) aku butuh waktu lama, itu juga aku bisa beli HP second, tapi yang penting bisa untuk komunikasi dengan keluarga.
Tapi prinsipku hidup sederhana dan punya tabungan yang aku tabung sedikit demi sedikit alhamdulillahhhh... yang penting halal.
Aku ceritakan kembali tentang Devi, Devi satu kamar dengan Ita , sejujurnya walau kita masih saudara kita kurang klop dan ibu tirinya sering datang ke mess, se-ring menjelek-jelekkan aku... yacchhh gak apa, aku maklum namanya manusia tidak semua harus suka padaku , itu sudah normal.
Devi punya pacar Ucu yang bekerja di T-Mart awalnya Ucuk satu kamar de -ngan Adang di kamar ujung sebelum mess karyawan untuk laki-laki selesai.
Banyak orang yang bekerja di Area menemukan jodohnya di Area, jadi banyak orang bilang Area itu tempatnya ketemu jodoh.
Aku ingat Ucu suka lagu " JANGAN DITANYA KEMANA AKU PERGI " jadi kalau karokean pasti dechhh .. lagunya itu. Aku suka mengganggunya kalau dia sedang menyanyi : - Siapa yang tanya ........ kataku sambil ketawa.
Devi dan Ucu sering berantem kalau , kalau habis berantem dengan Devi lebih sering pingsan dan kita sering ke rumah sakit terutama aku lebih sering ikut mengantar dengan diantar mobil kantor.
Belum lagi karena sering melamun atau apalah yang jelas aku tidak tahu pasti pernah malam hari Devi kesurupan dan membuat kita yang tinggal di mess kalang kabut, manggil Satpam dan orang pintar untuk mengobati Devi, pokoknya ada-ada aja masalahnya, sehingga Devi terkenal di kantor terutama Manager Umum yang suka bergosip dan dia tambah tidak suka dengan omku, padahal dulu dia untuk menjadi karyawan di kantor big boss omku hingga dia menjadi orang kepercayaan boss. Banyak orang bilang dia bagaikan kacang lupa kulitnya.
Yacchhhh ... begitulah orang berbagai watak, untungnya omku termasuk orang sabar dan tidak termasuk orang yang suka mencari muka ke big boss, beliau termasuk pemimpin yang bijaksana dan selalu berpihak pada karyawan serta gampang terenyuh dengan orang.
Aku berusaha netral tidak memihak pada siapapun, karena aku ingin bekerja secara proesional tanpa mencampur adukkan hubungan keluarga dan pribadi walau sejujurnya aku tidak suka dengan Manajer Umum yang suka mencampur adukkan kerja dan pribadi, aku tidak bisa berbuat apa-apa hanya mematuhi yang sudah jadi aturan perusahaan.Apa lagi dia atasanku langsung yang memegang dan aku tidak ingin punya masalah. Ternyata dimana saja kerja ada saja orang saling bersaing, cari muka dll yang penting kepakai sama big boss.
Prinsipku aku berusaha menyukai pekerjaan, itu yang aku praktekkan selama ini dan hasilnya karirku meningkat tanpa aku sadari, tanpa harus menyikut sana-sini jadi alami, berlaku hukum sabab akibat.
Jadi aku berpendapat Karir itu tidak perlu dicari tapi yang penting kita menyukai pekerjaan dan Karir in sha Allah... akan mengikuti dengan sendirinya.
Aku hanya bisa memperhatikan sepak terjang mereka dan tidak peduli dengan mere-
ka bagiku yang penting aku berusaha
Commentaires