Otobiografi

Hidupku

posté le 21-09-2020 à 20:34:39

          Aku yakin ini pengalaman baru melihat pasar traditional, si dia sangat menikmati malah sempat bergurau dengan para pedagang.

Selesai membeli yang kita butuhkan lalu dilanjutkan ke Mall jogya, kita melihat-lihat dan aku temukan kemeja batik yang menarik.

Ternyata si dia menyukai kemeja pilihanku , aku membelikan untuknya.

          Hari ini benar-benar padat acaraku dan harus gerak cepat karena sorenya kita harus keluar dari hotel serta menuju ke rumah Edi di Cibinong.

Tas begasiku sudah aku titip di Bogor inn jadi menghemat waktu, sebelum pergi aku memesan kamar untuk si dia nanti . Kali ini dapat kamar yang terpisah bisa dikatakan bungalow karena terpisah dari kamar lainnya.

          Kita menuju ke rumah Edi di Cibinong untuk menghemat waktu besok pagi bera-ngkat ke Airport  karena kita mengambil penerbangan yang pagi hari.

Malam ini kita tidur di rumah Edi, si country road tidur di kamar Adi dan aku tidur di kamar Tri sedang Adi dan Edi tidur didepan TV. Serasa aku ingin cepat segera pagi dan cepat tiba di Curup bertemu dengan kedua orang tuaku serta seluruh keluarga untuk memperkenalkan calon menantunya. Curup i"m coming soon......................

          Pagi harinya aku, si country road dan Edi berangkat menuju airport dengan diantar taxi blue bird, pagi-pagi sekali ketika hari masih gelap karena kita tidak ingin ketinggalan pesawat. Kita menunggu hanya beberapa menit om wahban, setelah itu kita semua segera menuju pemeriksaan awal untuk menuju ruangan boarding pass di loket Bengkulu. Hanya  dala.m beberapa menit selesai dan kita menuju ruang tunggu kita menunggu hingga jam 8.00 akhirnya kita menaiki pesawat Sriwijaya.

Dengan berbaris kita mencari duduk yang sesuai ditentukan, pesawatpun mulai naik dengan belt yang melilit dipinggang kita masing-masing aku mulai berdoa demi kese-lamatan lalu kulirik si dia yang duduk disebelahku kelihatannya dia agak sedikit panik lalu pelan tanganku memegang tangannya memberi ketenangan agar dia nyaman, aku tidak bicara sepatah katapun hanya mengusap-usap tangan agar dia tenang cukup mataku dan senyumku yang berbicara disambut dengan senyumnya yang menandakan dia sekarang baik-baik saja. 

Allahmdulillahhhh..... dia sudah bisa menguasai rasa takutnya dan menikmati pener -bangan ini, hanya dalam waktu satu jam lima belas menit pesawat mendarat di Airport Fatmawati . Perjalanan dilanjutkan dengan Minibus antar jemput menuju kota Curup yang dikelilingi pegunungan dan berhawa sejuk.

          Sampai juga kita di Curup dan disana sudah kumpul keluarga menyambut ke-datangan kita setelah memasukkan tas begasi bawaan kiita serta oleh-olehnya kita berbincang-bincang sebentar dan kita masuk ke kamar bapak , kita melihat bapak terbaring disana dengan badannya yang kurus, mataku berlinang melihat keadaan bapak tapi aku berusaha agar airmataku tidak tumpah ruah dipipi.

          Aku dan si country road tidak berlama-lama disana, hanya om dan bapak berada dikamar mereka sedang bernostalgia mereka akrab sejak muda , bisa dikata-kan dimana ada om disitu ada bapak.

          Tak sabar aku ingin menunjukkan kota Curup pada si country road, tidak me nunggu lama kita segera keluar menuju Pasar Bangmega , di perjalan aku bertemu dengan Man Rodi maaf si bencong yang hingga kini masih single seperti diriku.

Aku perkenalkan si country road padanya.

           : - Tik .. saya rindu sama masakanmu tumis daun pepaya, enak banget tau..

                katanya sambil matanya memperhatikan si country road dengan penuh 

                rasa kagum.

           : - Weeiiiiiii.... Tik, alangkah beruntungnyo kau, pacarmu tinggi,putih,mata

                biru, ganteng pula, lanjut Tik di jadiin. Katanya dengan logat bahasa

                Sumatera yang begitu kental. 

           : - Aamiin......... jawabku dengan tersenyum. 

 

Lalu kita berpamitan hendak melanjutkan perjalanan kita keliling dari Jalan besar jantungnya kota Curup sambil melihat-lihat deretan Toko-Toko serta keremain di sekitarnya dengan lalu lintas dijalan mobil dan motor ikut meramaikan kota Curup.

Kota Curup bede dengan kota Curup ketika aku SMA dulu, perjalanan kita muter berakhir di Masjid Al-jihad , masjid yang tidak jauh dari rumah orang tuaku.

          Setelah mandi aku mengeluarkan oleh-oleh dari bagasi dan kita kumpul diruang keluarga sambil minum kopi dan makan  pisang goreng serta kue-kue lain.

Aku dan si dia ke kamar bapak memberikan kemeja batik warna biru dan memberikan pada bapak, tak lama kemudian ibu masuk dan bilang ke bapak agar langsung memakainya agar yang memberi senang.

          Kita berkumpul lagi di ruang tamu sambil membagikan oleh-oleh langsung dari tangan si country road langsung, seluruh keluarga bahagia dengan kelucuan yang dibuat si country road karena tidak bisa bahasa indonesia hanya dengan translate dariku atau dari salah satu keluarga yang bisa bahasa Inggris sehingga semua berjalancar serta menyenangkan. Kadang pembicaraan diiringi dengan gelak tawa dengan lelucon mereka karena mereka bicara bahasa masing-masing.

Bapak ikut berkumpul diruangan dengan memakai kemeja baru dari si country road walau dalam keadaan kondisi sakit sehingga seandainya bapak dalam kondisi sehat keadaan akan tambah seru karena bapak terkenal suka humor, bapak hanya beberapa menit berkumpul dan akhirnya kembali ke kamarnya.

 

           

  

 

 

 

 

 

 

 


 
 
posté le 19-09-2020 à 21:03:21

          Kita duduk dekat etalase makanan, di dalam ruangan hanya terderi tiga meja dan beberapa kursi, selebihnyameja dan kursi diluar riangan.

Ketika kita datang suasana agak sepi mungkin sudah lewat wajtu makan siang, aku menuju etalase memesan makanan . 

Aku memesan nasi ,rebusan daun singkong dan ayam bakar, sedang untuk si dia aku memesan nasi dan ayam goreng. Sengaja aku tidak memesan gulai sebab aku tahu si bule pastinya tidak suka pedas.

          Pelan-pelan mulai ada orang berdatangan , ada kejadian lucu nichhh ............

mungkin mereka agak merasa aneh ada bule makan di Rm. Padang yang terkenal cita rasa pedas, pada umumnya di Rm. Padang  sendok dan garpu selalu tersedia di atas meja untuk orang ingin makan menggunakan  sendok dan garpu.

Banyak yang makan dengan menggunakan tangan saja tanpa sendok dan garpu, maka dari itu disetiap kita makan di Rm. padang selalu disiapkan air dalam kobokan kecil.

          Ada beberapa orang menghampiri meja kita hanya untuk mengambil sendok dan garpu padahal aku lihat dimeja mereka sudah tersedia sendok dan garpu, mungkin mereka ingin melihat apa yang dimakan si bule, apa makan sambel gitu he ... he ... he ...

keistimewaan Rm. Padang selain makanannya serba pedas juga cara penyajiannya yang unik, karena semua menu disajikan diatas meja sehingga meja kita penuh dengan hidangan. Kalau aku sudah terbiasa memesan makanan yang aku pesan saja.

          Bagi yang tidak tahu akan dicicipi semua dan pastinya akan  bayar semua.

Di setiap piring kecil tersedia beberapa potong lauk seperti ikan dua potong, ayam dua potong dan pembayarannya per potong.

Umpama, makan nasi, lalu kita ambil gulai ayam satu potong, lele goreng tapi untuk gulai nangka,daun singkong rebus dan sambal dihitungnya per piring. jadi sisa gulai ikan atau lele goreng yang masih ada di piring tidak dihitung.

Inilah uniknya ... ditambah lagi cara membawa sajiannya juga sangat menarik.

 

 

                            Membawa hidangan ala Rm. Padang yang unik.

 

 

 

 

                                         Hidangan di Rm. Padang

  

 

          Di photo bisa dilihat ada air di tempat kobokan kecil terbuat dari almunium itu jangan diminum yacchhhh ........ he ... he ...he ..... itu air kobokan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan. 

          Si country road mengalami kesulitan ketika makan ayam goreng mungkin biasa menggunakan pisau makan, melihat seperti itu aku membantu memisahkan daging ayam dari tulang. Selesai dari Rm. padang kita lanjutkan ke pasar traditional Ramayana yang letaknya dibelakang Mall Jogya, disana aku membeli baso dan rumput laut. 

 


 
 
posté le 14-09-2020 à 22:36:26

          Di restauran sambil menunggu pesanan datang aku ingin minta kepastian pada-nya tentang hubungan kita, aku bukan wanita muda yang hanya ingin beersenang-senang tanpa kepastian. Aku tidak ingin membuang-buang waktu umurku tanpa kepas-tian, jika pertemuan ini hanyalah sekedar pertemuan tanpa makna yang berarti lebih baik disudahi dan aku kira ini waktunya meminta kepastian padanya.

          : -  Bagaimana tentang hubungan kita ? kutatap matanya yang berwarna biru.

          : -  It's ok . (baik-baik saja) katanya dengan nada datar.

          : -  Are you serius ? (apakah kamu serius )

          : -  Of course ....... (tentu saja) jawabnya dengan nada meyakinkan.

          : -  Kalau begitu kapan kita  menikah ? 

          : -  Maybe ten years or twenty years again. (mungkin sepuluh atau dua puluh

                tahun lagi) jawabnya enteng.

          : -  What ......... ? enggak salah dengar nichhhh..... aku.

          : -  wwooooooo... itu terlalu lama, jika menunggu sepuluh atau dua puluh                           tahun lagi mungkin aku sudah menikah dengan orang lain. Kataku                               padanya.

Yang pasti jika itu memang benar aku tidak akan menunggunya dan kemungkinan aku akan bertemu dengan orang lain, sudah aku katakan sebelumnya aku harus minta kepastian darinya.

Ketika aku sedang serius mebicarakan dan ingin mendengar jawaban dia selanjutnya 

seorang pelayan menghampiri kita, terpaksa aku menghentikan pembicaraan yang serius padahal masih banyak yang harus ingin aku tanyakan.

          : - Maaf mister.... ternyata kopinya tidak ada lagi.

          : - No problem . Katanya sambil tersenyum.

 

WWooooo... ternyata dia benar-benar pria yang sabar dan pengertian, kalau disini kebanyakan sudah menunggu lama dan akhirnya bilang tidak ada lagi aku marah besar, ini betul-betul pria super, aku semakin kagum padanya.

Lalu kita putuskan untuk pulang ke pengenipan cukup menyebrang jalan sampai dan aku tidak lama disana langsung pulang ke mess besok pagi aku akan keliling dengan-nya untuk mencari olehserta berencana ke musium zoology yang tidak jauh dengan

Kebun Raya Bogor. 

Beberapa oleh-oleh sudah kita beli di Trade Mall malam sebelumnya, dia membelikan kemeja batik biru untuk bapak, t-shirt garis-garis putih dipadu dengan warna merah jambu untukku sedang untuk dirinya sendiri dia membeli t-shirt berwarna kuning bertuliskan Indonesia.

          Esok harinya aku dengan si country road menuju pasar traditional ke tempat biasa aku membeli rumput laut dan baso untuk oleh-oleh orang tuaku dan keluarga. Sebelum kesana angkot 05 berhenti di depan kebun Raya, aku dan dia menuju loket penjualan tiket untuk masuk ke Kebun Raya.

Dua lembar tiket ada dalam genggamanku lalu aku serahkan kepada penjaga, kita berjalan arah kekiri jalan, aku melihat tanda arah ke musium zoology dan kulihat masih sepi karena masih jam 10.00 . Kita masuk sambil bergandengan tangan dan aku benar-benar jadi pemandu yang baik untuknya.

Aku tidak tahu pamandangan orang terhadapku,apakah aku seperti seorang kekasih atau aku seperti seorang guide bagiku tidak penting yang penting hari ini aku bahagia selain sudah cuti sehingga aku bisa menghabiskan waktu bersamanya.

          Di musium kita sekitar satu jam atau mungkin lebih dari satu jam, lalu kita jalan-jalan sebentar di Kebun Raya tapi hanya sekitar dekat musium , kita capek dan kita berhenti sebentar sambil duduk di penggir jalan di trotoar.

Istirahat kita diwarnai dengan gelak tertawa karena si dia mengajarkan aku bahasa perancis, setiap kata dan kalimat yang keluar dari mulutku membuatnya dia tertawa, mungkin lucu karena logatku dalam berbahasa perancis lucu.

Sementara perlahan-lahan mulai banyak orang datang dan aku lihat dijam tanganku hari sudah jam 12.00 pantas saja perutku sudah mulai berbunyi.

Kreeeekkkkkkk........ kreeekkkkkkk........... malu aku jika didengar sama si dia.

Lalu kita putuskan untuk keluar dari Kebun Raya Bogor, kiranya dia ingin merokok dan kita putuskan untuk duduk di tangga pintu gerbang Kebun Raya.

           Sambil aku menunggu dia merokok, kita mengobrol dengan memperhatikan hilir mudik orang ada yang naik dan turun dari angkot, ada yang menuju ke Kebun Raya, ada yang kearah Jogya Mall dan ada yang membawa belanjaan dan menunggu angkot. Perutku sudah tidak bisa kompromi lagi , sudah lapar......aku lirik jam tangan menunjukkan jarum jam 1.00 siang.

Kita bergegas menuju warung padang disebelah Klenteng, walau kecil tempatnya tapi rasa tidak diragukan tak heran banyak pelangannya termasuk aku.  

 

           

 

  

         

 


 
 
posté le 09-09-2020 à 21:25:38

          Dari Taman Mini Indonesia Indah kita menuju ke rumah om Wahban di Jayagatra Jakarta Selatan, om dan bulek sudah tahu kita akan kesana.

          Hari Rabu aku , Edi  dan om wahban  serta si country road akan berkunjung ke Curup, om Wahban sudah rindu dengan bapakku.

Sejak muda mereka dekat apa lagi selain sebagai adik ipar om juga sepupu bapak, tak heran walau adik bapak (istri om) sudah meninggal mereka tetap dekat karena masih ada hubungan darah. Om adalah anak dari kakak mbah Ida yaitu mbah Saleh.

          Cukup lama kita berada disana mungkin beberapa jam, setelah berdiskusi tenta-ng hari Rabu maka diputuskan aku,Edi,Si country road akan bertemu dengang om di Air port karena kita berangkat penerbangan  pagi hari dengan Maskapai Sriwijaya.

          Mobil kita melaju kearah Masjid Istiqlal, masjid yang terbesar di Asia Tenggara dapat menampung 200.000 jemaah dan letaknya di depan Geraja Kathedral, melihat itu semua membuat si country road terkagum-kagum ternyata kehidupan di Indonesia memang toleransi. Kita sesaat berhenti sejenak di Masjid ini dan hari mulai gelap lalu kita bersepakat pulang ke Bogor.  Tiba di Bogor lumayan malam seperti biasa macet, pertama Edi mengantarkan aku,Eni dan anaknya serta bu Encop ke Rest Area setelah itu baru si Country road ke Bogor inn.

 

          Ada yang aku lupa, ketika si country road di ruang kerjaku datang Tutut,tentu ingat dia bukan diceritaku yang lalu yang ingin menjodohkan aku  dengan  temannya dan tidak  mempercayai  kalau  si country road  tidak mungkin datang ternyata Allah maha besar ditunjukkannya kebesaran Allah walau tujuannya  datang  padaku untuk meminjam uang kesempatan aku memperkenalkan si country road padanya.

Tutut tidak bicara apapun mungkin dibenaknya ternyata apa yang aku bicarakan dulu terbukti sekarang, setelah uang aku berikan dan seperti biasa aku bilang jangan pin -jam dia langsung pergi tanpa bicara tentang si country road mungkin dia malu dengan yang diucapkannya dahulu.

 

          Aku lanjutkan lagi ceritaku...... Hari Senin aku bekerja kembali dengan peker -jaan yang begitu banyak sebab aku akan ke Curup esok harinya, tapi aku sekarang tidak kuatir lagi sebab aku selalu komunikasi dengannya via handphone .

Laptop aku serahkan padanya sehingga dia tidak kesepian di penginapan dan bisa komunikasi dengan keluarganya di Perancis serta teman-temannya.

          Setelah pulang kerja aku langsung ke mess membuat kopi untuknya, dengan gerak cepat mengejar waktu hanya beberapa jam  untuk bisa ketemu dengannya oleh karenanya waktu yang ada aku manfaatkan mumpung dia masih di Indonesia.

          Sepertia biasa aku membawa kopi dan makanan untuknya, disana dia sudah menunggu.  Kita berbicara sebentar lalu kita keluar untuk jalan kaki tidak jauh dari Bogor Inn mencari makanan, ternyata dia ingin minum kopi lagi padahal aku baru saja membawakan kopi untuknya. 

          Kita menuju Macdonald ternyata disana antrian banyak sekali, lalu kita memu-tuskan mencari tempat lain,disebelah seberang jalan Macdonald ditempat biasa orang menunggu angkot 05 yang menuju arah  Sukaraja  aku melihat  warung kecil dengan dekorasi yang menarik dengan lampu beraneka warna, menurutku tempatnya enak. 

Kita berdua kesana ternyata hanya ada dua orang pembeli disana, dua orang wanita muda yang sedang asik mengobrol, tidak lama kita duduk salah satu dari mereka berdiri dan menanyakan yang ingin kita pesan, ternyata mereka bukan pembeli tapi pemiliknya. Aku kagum anak muda berjiwa usaha dan kelihatannya dekorasinya disesuaikan dengan selera anak muda untuk pacaran .

Berhubung kopi tidak ada akhirnya aku melihat menu Ice cream goreng, ini menu yang belum pernah aku rasakan, akhirnya kita memesan menu tsb dan secangkir teh manis hangat.

 

 

                              

                              Aku  berada di cafe ice cream goreng

 

Si dia masih tetap ingin minum kopi dan kita putuskan untuk kembali ke penginapan dengan harapan siapa tahu kita menemukan restauran di depan penginapan.

Dugaanku ternyata benar, disana ada restauran dan ketika masuk banyak pengunjung disana , awal kita memilih meja dipojok tapi akhirnya kita pindah di meja tengah dekat kasir. Kita hanya memesan kopi untuknya, kuperhatikan pelayan hilir mudik , semakin malam semakin banyak yang datang. 

 

         

        

 

 

 

 

 

 

 

 


 
 
posté le 05-09-2020 à 20:08:07

          Setelah tugasku selesai aku pulang ke mess menyiapkan kopi dan makanan yang akan aku bawa untuknya,aku naik ojek sampai masjid Kuba dan disambung dengan angkot 05 berhenti di pertigaan , lalu belok kanan jalan kaki menuju ke Bogor inn.

Tidak makan waktu lama jalan hanya sekitar lima meter sudah sampai, disana si dia su-dah menunggu, sebelum pergi dia minum kopi yang aku bawa dan kita langsung pergi keluar hendak ke Mall, di simpang tiga kita menunggu angkot 05 yang akan ke Mall.

Cukup lama juga menunggu angkot o5 karena jam kerja banyak yang pulang kerja dan hendak bermalam mingguan jadi angkot penuh,untuk beberapa sa'at lumayan lama kita menungu tapi akhirnya kita menemuka tempat duduk walau berdempetan.

          Alangkah bahagianya aku duduk disampingnya dan jadi penterjemah untuknya, hatiku terasa berdesir, sesekali aku melihat kedirinya...... buleku yang ganteng, dunia serasa jadi milik kita berdua yang lainnya ngontrak he he he he .. itu istilah orang yang sedang jatuh cinta.

          Angkot berhenti di Trade Mall, banyak yang turun disana sepertinya banyak yang ingin menghapiskan malam minggu disana sambil makan dan lihat-lihat yang akan dibeli, aku dan si dia ikutan turun aku ingin menunjukkan kota Bogor dari tingkat atas dan disana juga banyak restaurant.

Ternyata kita hanya sebentar disana cukup melihat kota Bogor sebentar dari atas lalu kita lanjutkan turun  tingkat bawah melihat-lihat saja tanpa ada yang kita beli, kiranya yang kita cari tidak ada disana.

Kita lanjutkan lagi jalan kaki menuju Botanic Squere ,beruntung tidak jauh cukup jalan beberapa menit sampai kesana, sambil melihat orang hilir mudik serta angkot yang hilir mudik , Bogor dapat julukan kota seribu angkot  apa lagi malam minggu seperti ini ramai sekali ,  tanpa terasa sampai juga. 

Lhoooo.. kok cepat banget sampai, itu karena jalan sama si dia sambil bergandeng an tangan  pula sehingga tidak terasa.

           Di Botanic Squere banyak juga orang berbelanja sambil bermalam mingguan aku setelah melihat-lihat sebentar kita langsung menuju ke super market Giant, di sana aku menemukan yang aku cari yaitu coklat untuk teman-temanku di kantor.

Aku membeli coklat dan apel untuk mereka, setelah itu kita hanya melihat-lihat lagi , kaki terasa pegal dan kita memutusk.an untuk kembali ternyata ketika aku melihat jam tanganku telah larut malam jam  8.30 , wahhhh ... .....aku masih punya tugas malam yang tidak bisa ditinggal.

           Aku tidak lama di Bogor inn dan setelah say good bye dengan si dia aku segera pulang, besok hari minggu kita berencana keliling Jakarta bersama Edi,Tri,Adi  bu Encop dan Enik serta anaknya.

           Minggu pagi Edi,Tri,Adi dan si country road datang ke mess menjemput aku, bu encop,Enni dan anaknya. Kita berangkat dengan mobil sewaan sehingga kita leluasa kemana saja yang hendak kita kunjungi.

           Mobil melaju di jalan tol menuju kota Jakarta, tujuan kita ke Taman Mini Indonesia Indah yaitu miniaturnya Indonesia, kita bisa melihat kebudayaan dan tradisi disetiap provinsi  baik dari bentuk rumah dll.

Aku bangga bisa memperkenalkan Indonesia dengan segala kebudayaannya, yang begitu banyak serta tradisinya beraneka ragam serta toleransi sesama agama yang begitu kuat dimana sering jadi bahan diskusi kita di internet karena dia membaca dimedia kalau di indonesia toleransi tidak bagus, aku bilang pada waktu itu lihat saja nanti jika datang ke Indonesia. Aku tidak suka berdebat lebih baik melihat langsung dan setelah dia datang ternyata benar apa yang aku katakan pada waktu itu bahwa di Indonesia kita sangat toleransi dengan agama lain.

            Di Taman Mini aku dan dia naik kereta gantung agar bisa melihat seluruh miniatur provensi di Indonesia untuk menyingkat waktu.

Tanpa terasa hari mulai siang dan kita makan siang dengan bekal yang kita bawa, di iringi musik dangdut yang kebetulan ada disana, kulihat si dia sangat menikmatinya, aku perhatikan telapak tangannya tak henti-hentinya bergerak-gerak mengikuti irama musik dan memperhatikan lenggak-lenggok sang biduan. 

 

 

 

 

           

  

 

  

 


 
 
 

Ajouter un commentaire

Pseudo : Réserve ton pseudo ici
Email :
Site :
Commentaire :

Smileys

 
 
 
Rappel article