Di restauran sambil menunggu pesanan datang aku ingin minta kepastian pada-nya tentang hubungan kita, aku bukan wanita muda yang hanya ingin beersenang-senang tanpa kepastian. Aku tidak ingin membuang-buang waktu umurku tanpa kepas-tian, jika pertemuan ini hanyalah sekedar pertemuan tanpa makna yang berarti lebih baik disudahi dan aku kira ini waktunya meminta kepastian padanya.
: - Bagaimana tentang hubungan kita ? kutatap matanya yang berwarna biru.
: - It's ok . (baik-baik saja) katanya dengan nada datar.
: - Are you serius ? (apakah kamu serius )
: - Of course ....... (tentu saja) jawabnya dengan nada meyakinkan.
: - Kalau begitu kapan kita menikah ?
: - Maybe ten years or twenty years again. (mungkin sepuluh atau dua puluh
tahun lagi) jawabnya enteng.
: - What ......... ? enggak salah dengar nichhhh..... aku.
: - wwooooooo... itu terlalu lama, jika menunggu sepuluh atau dua puluh tahun lagi mungkin aku sudah menikah dengan orang lain. Kataku padanya.
Yang pasti jika itu memang benar aku tidak akan menunggunya dan kemungkinan aku akan bertemu dengan orang lain, sudah aku katakan sebelumnya aku harus minta kepastian darinya.
Ketika aku sedang serius mebicarakan dan ingin mendengar jawaban dia selanjutnya
seorang pelayan menghampiri kita, terpaksa aku menghentikan pembicaraan yang serius padahal masih banyak yang harus ingin aku tanyakan.
: - Maaf mister.... ternyata kopinya tidak ada lagi.
: - No problem . Katanya sambil tersenyum.
WWooooo... ternyata dia benar-benar pria yang sabar dan pengertian, kalau disini kebanyakan sudah menunggu lama dan akhirnya bilang tidak ada lagi aku marah besar, ini betul-betul pria super, aku semakin kagum padanya.
Lalu kita putuskan untuk pulang ke pengenipan cukup menyebrang jalan sampai dan aku tidak lama disana langsung pulang ke mess besok pagi aku akan keliling dengan-nya untuk mencari olehserta berencana ke musium zoology yang tidak jauh dengan
Kebun Raya Bogor.
Beberapa oleh-oleh sudah kita beli di Trade Mall malam sebelumnya, dia membelikan kemeja batik biru untuk bapak, t-shirt garis-garis putih dipadu dengan warna merah jambu untukku sedang untuk dirinya sendiri dia membeli t-shirt berwarna kuning bertuliskan Indonesia.
Esok harinya aku dengan si country road menuju pasar traditional ke tempat biasa aku membeli rumput laut dan baso untuk oleh-oleh orang tuaku dan keluarga. Sebelum kesana angkot 05 berhenti di depan kebun Raya, aku dan dia menuju loket penjualan tiket untuk masuk ke Kebun Raya.
Dua lembar tiket ada dalam genggamanku lalu aku serahkan kepada penjaga, kita berjalan arah kekiri jalan, aku melihat tanda arah ke musium zoology dan kulihat masih sepi karena masih jam 10.00 . Kita masuk sambil bergandengan tangan dan aku benar-benar jadi pemandu yang baik untuknya.
Aku tidak tahu pamandangan orang terhadapku,apakah aku seperti seorang kekasih atau aku seperti seorang guide bagiku tidak penting yang penting hari ini aku bahagia selain sudah cuti sehingga aku bisa menghabiskan waktu bersamanya.
Di musium kita sekitar satu jam atau mungkin lebih dari satu jam, lalu kita jalan-jalan sebentar di Kebun Raya tapi hanya sekitar dekat musium , kita capek dan kita berhenti sebentar sambil duduk di penggir jalan di trotoar.
Istirahat kita diwarnai dengan gelak tertawa karena si dia mengajarkan aku bahasa perancis, setiap kata dan kalimat yang keluar dari mulutku membuatnya dia tertawa, mungkin lucu karena logatku dalam berbahasa perancis lucu.
Sementara perlahan-lahan mulai banyak orang datang dan aku lihat dijam tanganku hari sudah jam 12.00 pantas saja perutku sudah mulai berbunyi.
Kreeeekkkkkkk........ kreeekkkkkkk........... malu aku jika didengar sama si dia.
Lalu kita putuskan untuk keluar dari Kebun Raya Bogor, kiranya dia ingin merokok dan kita putuskan untuk duduk di tangga pintu gerbang Kebun Raya.
Sambil aku menunggu dia merokok, kita mengobrol dengan memperhatikan hilir mudik orang ada yang naik dan turun dari angkot, ada yang menuju ke Kebun Raya, ada yang kearah Jogya Mall dan ada yang membawa belanjaan dan menunggu angkot. Perutku sudah tidak bisa kompromi lagi , sudah lapar......aku lirik jam tangan menunjukkan jarum jam 1.00 siang.
Kita bergegas menuju warung padang disebelah Klenteng, walau kecil tempatnya tapi rasa tidak diragukan tak heran banyak pelangannya termasuk aku.