Dari Taman Mini Indonesia Indah kita menuju ke rumah om Wahban di Jayagatra Jakarta Selatan, om dan bulek sudah tahu kita akan kesana.
Hari Rabu aku , Edi dan om wahban serta si country road akan berkunjung ke Curup, om Wahban sudah rindu dengan bapakku.
Sejak muda mereka dekat apa lagi selain sebagai adik ipar om juga sepupu bapak, tak heran walau adik bapak (istri om) sudah meninggal mereka tetap dekat karena masih ada hubungan darah. Om adalah anak dari kakak mbah Ida yaitu mbah Saleh.
Cukup lama kita berada disana mungkin beberapa jam, setelah berdiskusi tenta-ng hari Rabu maka diputuskan aku,Edi,Si country road akan bertemu dengang om di Air port karena kita berangkat penerbangan pagi hari dengan Maskapai Sriwijaya.
Mobil kita melaju kearah Masjid Istiqlal, masjid yang terbesar di Asia Tenggara dapat menampung 200.000 jemaah dan letaknya di depan Geraja Kathedral, melihat itu semua membuat si country road terkagum-kagum ternyata kehidupan di Indonesia memang toleransi. Kita sesaat berhenti sejenak di Masjid ini dan hari mulai gelap lalu kita bersepakat pulang ke Bogor. Tiba di Bogor lumayan malam seperti biasa macet, pertama Edi mengantarkan aku,Eni dan anaknya serta bu Encop ke Rest Area setelah itu baru si Country road ke Bogor inn.
Ada yang aku lupa, ketika si country road di ruang kerjaku datang Tutut,tentu ingat dia bukan diceritaku yang lalu yang ingin menjodohkan aku dengan temannya dan tidak mempercayai kalau si country road tidak mungkin datang ternyata Allah maha besar ditunjukkannya kebesaran Allah walau tujuannya datang padaku untuk meminjam uang kesempatan aku memperkenalkan si country road padanya.
Tutut tidak bicara apapun mungkin dibenaknya ternyata apa yang aku bicarakan dulu terbukti sekarang, setelah uang aku berikan dan seperti biasa aku bilang jangan pin -jam dia langsung pergi tanpa bicara tentang si country road mungkin dia malu dengan yang diucapkannya dahulu.
Aku lanjutkan lagi ceritaku...... Hari Senin aku bekerja kembali dengan peker -jaan yang begitu banyak sebab aku akan ke Curup esok harinya, tapi aku sekarang tidak kuatir lagi sebab aku selalu komunikasi dengannya via handphone .
Laptop aku serahkan padanya sehingga dia tidak kesepian di penginapan dan bisa komunikasi dengan keluarganya di Perancis serta teman-temannya.
Setelah pulang kerja aku langsung ke mess membuat kopi untuknya, dengan gerak cepat mengejar waktu hanya beberapa jam untuk bisa ketemu dengannya oleh karenanya waktu yang ada aku manfaatkan mumpung dia masih di Indonesia.
Sepertia biasa aku membawa kopi dan makanan untuknya, disana dia sudah menunggu. Kita berbicara sebentar lalu kita keluar untuk jalan kaki tidak jauh dari Bogor Inn mencari makanan, ternyata dia ingin minum kopi lagi padahal aku baru saja membawakan kopi untuknya.
Kita menuju Macdonald ternyata disana antrian banyak sekali, lalu kita memu-tuskan mencari tempat lain,disebelah seberang jalan Macdonald ditempat biasa orang menunggu angkot 05 yang menuju arah Sukaraja aku melihat warung kecil dengan dekorasi yang menarik dengan lampu beraneka warna, menurutku tempatnya enak.
Kita berdua kesana ternyata hanya ada dua orang pembeli disana, dua orang wanita muda yang sedang asik mengobrol, tidak lama kita duduk salah satu dari mereka berdiri dan menanyakan yang ingin kita pesan, ternyata mereka bukan pembeli tapi pemiliknya. Aku kagum anak muda berjiwa usaha dan kelihatannya dekorasinya disesuaikan dengan selera anak muda untuk pacaran .
Berhubung kopi tidak ada akhirnya aku melihat menu Ice cream goreng, ini menu yang belum pernah aku rasakan, akhirnya kita memesan menu tsb dan secangkir teh manis hangat.
Aku berada di cafe ice cream goreng
Si dia masih tetap ingin minum kopi dan kita putuskan untuk kembali ke penginapan dengan harapan siapa tahu kita menemukan restauran di depan penginapan.
Dugaanku ternyata benar, disana ada restauran dan ketika masuk banyak pengunjung disana , awal kita memilih meja dipojok tapi akhirnya kita pindah di meja tengah dekat kasir. Kita hanya memesan kopi untuknya, kuperhatikan pelayan hilir mudik , semakin malam semakin banyak yang datang.