Aku mendapat khabar kalau masku akan menikahi salah satu temanku yang tinggal di Jogyakarta dan akan dilaksanakan di rumah pihak wanita, tapi sayang aku tidak bisa ikut kesana dikarenakan pekerjaan di kantor banyak yang tidak bisa diting-galkan .
Hari-hari di kantor disibukkan dengan pekerjaan untuk menghadapi tender un-tuk mendapatkan proyek baru , aku dan mas Damsi sibuk di Komputer.
Mba Tina dan mba Nang juga sibuk dibagian masing-masing karena aku masih single di saat jam kerja selesai aku masih sibuk bekerja bersama teman laki-laki yang lain ,hanya mba Tina dan mba Nang yang boleh pulang karena mereka punya anak dan suami jadi tidak lembur.
Tanpa terasa akhirnya bulan Ramadhan tiba ,disa'at pekerjaan banyak tanpa terasa puasa berjalan lancar . Aku dan mas Damsi lembur di Komputer sampai larut malam dan baru bisa pulang saat menjelang sahur. Aku pulang bersama om dan mas Tok, ini benar-benar melahkan karena kita harus mengejar target harus selesai sebe-lum Idul Fitri. Alhamdulillahhhh...........akhirnya pekerjaan selesai sesuai waktu yang diharap, ini berarti aku bisa pulang untuk merayakan Idul Firti di Curup.
Kali ini kita tidak dapat THR sebab kita baru akan mengikuti Tender, tapi tidak apa walau tidak dapat THR tochhh ..... kita masih bisa merayakan dan tidak selalu
harus pakai baju baru.
Aku sudah menyiapkan pakaian untuk tinggal selama di Curup dan aku lang-
sung menuju ke Lingkar Timur mencari mobil arah ke Curup tapi semua mobil penuh,
wwaahhhhh ...... kalau begini bisa enggak dapat mobil nichhh " pikirku karena mobil
selalu penuh dengan penumpang yang mudik, lalu aku cepat-capat menuju Terminal
siapa tahu aku mobil yang ke arah curup.
Ternyata setelah sampai di Terminal banyak penumpang yang berebutan untuk dapat tempat duduk , aku ikutan berlomba-lomba seperti yang mereka lakukan beruntung aku dapat tempat duduk berdesakan , tidak apa......pikirku , tidak semua penumpang ke Curup sehingga nanti akan nyaman tidak berdesakan.
Benar juga satu persatu penumpang turun, ada yang turun di Taba Penan -
jung, Kepahiang, Bumisari..... dan seterus dan akhirnya begitu di Pasar Atas tinggal
beberapa orang termasuk aku.
Aku bertemu dengan mba iparku yang baru saja menikah , dia dulu teman-
ku sekarang menjadi keluarga. Itu semua memang sudah kehendak Allah.
Kiranya setelah menikah sekaluarga dan sepasang penganten baru mampir ke Salatiga . Dari mba ipar aku mendapat cerita kalau dia sempat dag dig dug .......... dikarenakan saat acara pernikahan akan dilaksanakan sang mempelai pria beserta keluarga belum datang , tapi akhirnya yang dinanti datang dan acarapun berjalan lancar.
Mba Tari setelah menjadi ipar, masih seperti dulu banyak cerita dan seperti biasa aku jadi pendengar yang baik. Akhirnya kekuatiran mas untuk dilangkahi oleh-
ku tidak terjadi , aku masih sendiri dan masih belum menemukan pendamping hidup-ku sesuai yang aku inginkan. Apa yang aku inginkan.......... ? tentu saja yang baik, saling menyintai, pengertian,nyaman dan sayang pada keluargaku. Untuk rupa dan . dan harta itu ... nomor kesekian.
Omong kosong jika wanita tidak suka harta, tapi bagiku apalah artinya banyak harta jika hidup dalam rumah tangga tidak ada kecocokan, bukan kebahagian tapi kesengsaraan yang didapat.
Aku tidak perduli apa kata orang tochhh.... yang menjalankan aku dan aku tidak asal
memilih pasangan hidup sembarangan hanya karena ingin status nikah.
Semoga aku mendapatkan pangeran pujaan yang aku idamkan... itu doa yang selalu aku lakukan disetiap sholatku.
Sekarang aku ceritakan tentang Bengkulu,disini setiap tahun diadakan acara traditional Tabot dan hari ini ketika kita sedang ngobrol di meja kerja masing-masing karena baru saja kita habis istirahat makan siang, dua orang pemuda masuk kantor
untuk meminta sumbangan Perayaan Festival Tabot.
Perayaan Tabot diadakan setiap 1 - 10 Muharram , sejujurnya selama aku tinggal di Bengkulu belum pernah melihatnya.
Selain Tabot Bengkulu terkenal dengan bunga Raflesia Arnoldi, bunga ini men-jadi indentitas kota Bengkulu. Rafflesia arnoldii atau padma raksasa merupakan tumbuhan parasit obligat yang tumbuh pada batang liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma. Spesies Raflesia yang lainnya juga memiliki inang yang sama. Rafflesia arnoldii pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan tropis Sumatera oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang sedang mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles, sehingga tumbuhan ini diberi nama sesuai sejarah penemunya yakni penggabungan antara Raffles dan Arnold.
Bunga Raflesia Arnoldi
Sekarang aku ceritakan lagi tentang seseorang pengemis yang selalu menge-
mis di Kantorku, dia seorang laki-laki sekitar berumur empat puluh tahun , berbadan
sehat dan berkulit sawo matang, jika dia datang salah satu dari teman kita memberi
uang. Lama-lama karena kita sering memberinya uang dia sering datang dan akhir -nya ada suatu kejadian sebelum jam kerja berakhir yaitu sore, sa'at Kantor sepi ......
aku, mba Tina dan mba Nang melihat pengemis yang selalu meminta uang sedang di
balik rerimbunan pohon di depan Kantor.
" Tik... kesini " mba Tina memanggilku dengan suara lirih dari balik kaca ruang tamu, aku menghampirinya samabil bertanya " Ada apa mba ? " lalu datang mba Nang de -ngan rasa penasaran menghampiri kita.
" Lihat tuchhh.....tukang minta-minta " aku dan mba Nang melihat telunjuk yang mba
Tina yang di arahkan ke pohon rimbun ,kita melihat seorang pengemis sedang meng-
ganti pakaian pengemis dengan pakain pegawai negeri ,dengan tenang orang itu me-
masukkan pakaian pengemisnya kedalam tas . Sekarang dia sudah berubah , pakaian seragam, sepatu hitam mengkilap , rambut disisir rapi dan dengan santai tanpa ragu melangkah bak Pegawai Negeri yang baru pulang dari Kantar tanpa disadari ada tiga pasang mata sedang memperhatikan apa yang diperbuatnya.
Sejak itu jika datang mengemis di kantor kita tak seorangpun yang memberi karena kita sudah tahu sebenarnya, ternyata.............. mungkin masih banyak lagi
cerita diluar sana yang belum kita ketahui, itu baru sebagian saja.
Ooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ...... dunia... dunia..... ada-ada saja.
1. johnmarcel le 18-12-2019 à 11:32:34 (site)
Bravo ! Encore une photo du jour !
2. tutisunaryati le 20-12-2019 à 21:05:40 (site)
Merci beaucoup de suport. Bisous.
Aku mendapat khabar mas Damsi kalau si Pegawai PU malam minggu akan datang ke rumah, sudah tentu dia tahu kalau aku tinggal di rumah Bedeng.
Ini membuatku jadi bingung kalau dia benar-benar datang dan sudah tentu aku ceritakan pada mba Ros, " Mba udah aja kalau mba Tuti takut begitu habis magrib, langsung pintu ditutup dan lampu dimatikan, nantikan dia mengira mba sudah tidur " saran mba Ros, aku pikir saran mba Ros bagus juga, " ide bagus tuch mba....... " jawabku sebagai tanda aku menyetujui sarannya.
Sesudah magrib aku langsung tutup pintu dan lampu aku matikan, dengan sesekali aku ngintip dari balik hordeng kamar kalau-kalau ada orang datang.
Berjam-jam telah berlalu dan aku tidak mendengar ada orang datang , setelah aku yakin dia tidak mungkin datang karena malam semakin larut akhirnya aku menyalakan lampu kamar dan TV. Alhamdulillah......... dia tidak datang.
Kamarku sungguh aneh pernah ketika aku sedang tidur ,aku merasakan seperti ada orang lain berbaring dibelakangku, terasa hangat menempel di punggung dan ketika aku menoleh ternyata tidak ada siapa- siapa lalu aku letakkan bantal dibelaka-ng punggung iicchhhhhhhh.........serremm...
Sejak bulek Ros meninggal aku sering didatangin via mimpi, kali ini disa'at aku
akan terlelap tidur aku melihat bulek Ros datang dan berdiri dekat dinding kamarku ,
" Bulek ....... pergi ! bulek ...... pergi ! jangan datang lagi, dunia kita sudah berbeda " kataku, setelah aku berkata seperti itu bulek Ros menghilang dari balik dinding.
Sejak kejadian itu bulek Ros tidak pernah datang lagi dalam mimpiku.
Ferry adiknya mba Ros sering main ke rumahku dan dia sering curhat tentang
cowok yang jatuh cinta padanya, walau aku belum pernah pacaran tapi aku sering di
minta pendapat tentang percintaan, dengan sabar aku dengar cerita dari Ferry mak-
lum anak remaja yang sedang jatuh cinta dan ceritanya sangat menarik untukku.
Di kantor aku sering bercerita tentang kesendirianku yang hingga kini aku be-
lum menikah kalau bahasa anak muda sekarang galau, wajar orang yang belum me-
nikah suka galau sama halnya aku, apakah aku akan menjadi perawan tua .... ? atau
akankah aku menikah ... ? berbagai pertanyaan berkecemuk dalam hati.
Mba Tina menyarankan agar aku selama empat puluh malam sholat Tahajud minta
petunjuk ke Allah dan aku melaksanakan anjuran mba Tina.
Malam itu aku bermimpi , dalam mimpi seseorang berkata " Tuti... jodohmu ada di salah satu teman Sahabat Pena "
" Di Sahabat Pena ini ?" kataku kepada orang itu, sambil aku menunjuk daftar nama-nama teman yang aku punya.
" Bukan yang ini tapi nanti yang akan datang ............. " katanya, lalu aku terbangun dari mimpiku ditengah malam. Aku termenung .......... apakah ini jawaban dari Allah
setelah aku menjalankan apa yang disarankan mba Tina ?
Di Kantor aku ceritakan pada mba Tina dan mba Nang akan mimpiku itu dan mereka mengatakan mungkin pertanda jawaban dari Allah dan mereka mendoakan kalau mimpiku akan jadi kenyataan. Semua teman-temanku tahu kalau teman Sahabat Penaku semakin banyak sebab di Kantor aku sering menerima surat via pak Pos, tak heran semakin kuat mereka mereka menduga kalau aku hanya tertarik pada orang luar.
Waktunya aku pulang ke Curup , sebelum pulang aku menyempatkan diri ke
Pasar untuk membeli Sukun dan kangkung kesukaan emak, kata emak rasanya ber -
beda dengan yang ada di Curup mungkin dikarenakan faktor cuaca dan tanahnya.
Di Curup aku tidak menuju di rumah yang lama tapi di rumah baru yang ba -
ru saja dibeli oleh orang tuaku, alhamdulillahhhh........... akhirnya orang tuaku punya
rumah setelah lama mengontrak.
Rumah orang tuaku yang baru masih di jalan Kartini yang letaknya disebelah
rumah mbah Ida , tentu saja mbah sekarang senang sebab dekat dengan keluarga kita, jadi kita bisa langsung memantau mbah.
Aku perhatikan rumah papan yang berlantai semen, rumahnya cukup luas
ada tiga kamar besar dan dua kamar kecil serta dapur yang luas.
Ada juga pohon alpukat yang buahnya cukup banyak tapi kata ibuku pohon alpukat
akan di potong sebab kalau buahnya jatuh suka merusak atap.
Di samping dapur ada pintu penghubung langsung ke rumah mbah, kalau si-
ang pintu rumah mbah tidak dikunci jadi memudahkan kita ke rumah mbah.
Dibagian depan dibuat khusus untuk jualan terpisah dari ruang keluarga dan aku per-
hatikan hanya sedikit perubahan dari aslinya yaitu dibagian depan rumah.
Minggu sorenya aku kembali lagi ke bengku karena seninnya harus bekerja seperti biasa.
Mba Mar yang selama ini bekerja di Dena Utama dan selalu pulang bersamaku pindah bekerja karena diterima menjadi salah satu Pegawai Negeri disalah Kantor di P&K (Pendidikan & kebudayaan) di Bengkulu dan sebelum mba Mar berhenti sudah di ada pegawai baru untuk pengganti pekerjaan mba Mar.
Kali ini Bendahara di Kantor bukan seorang wanita lagi tapi seorang pria nama nya Damsi, umurnya dibawah umurku tapi aku memanggilnya mas Damsi karena aku
menghormatinya. Mas Damsi berasal dari Curup orang Rejang Lebong , orangnya cukup baik, ramah , berkulit agak bersih tidak tinggi dan tidak pendek hidung agak mancung, cukup lumayan cakep. Mas Damsi punya istri orang Palembang , berkulit sawo matang,tinggi dan gemuk katanya lebih tua, untuk anaknya berkulit seperti bapaknya agak putih serta anak perempuan yang cantik sekitar umur satu tahun.
Mas Damsi dan keluarganya tinggal rumah disebelah kantor, mas Prapto tidak berkerja lagi , dia pulang ke Jawa Tengah dan pak Amirullah sudah dipindahkan ke Kantor Cabang di Padang sesuai dengan permintaannya, sehingga aku menggantikan pekerjaan pak Ammirullah.
Boss besar masih suka datang dari Jakarta, kalau boss datang seperti biasa
para pegawai yang diluar ruangan suka mendengar ketika boss marah, biasanya nama binatang disebut seperti anjing... babi.... kita selaku bawahan sudah biasa mendengarnya jadi sudah tidak kaget lagi. Boss datang hanya beberapa jam saja, lalu pergi lagi tapi kali ini datang untuk menetapkan mas Karsito menjadi Asisiten Manajer.
Aku sekarang menduduki pekerjaan sebagai accounting dan kadang aku di-
beri tugas keluar juga bayar pajak ke Bank atau menyerahkan berkas pajak ke kantor
Pajak dll. Ini membuatku jadi menggairahkan bertemu banyak orang dan tidak mem-
bosankan selalu didalam kantor.
Aku mulai terbiasa hidup di Bengkulu yang hawanya panas,susah air jika air di tempat om sedikit karena mati listrik, aku dan mba Ros serta mba Ani mengambil air dari sumur di Masjid dengan melewati jalan setapak.
Mba Ros , Ferry selalu membantu karena dia kasihan melihatku dan setiap keluarga datang dari curup serta menginap aku selalu berpesan agar mereka mandi cukup air satu ember. Aku mulai menabung di BRI dan aku juga mulai menjadi anggota Perpustakaan seperti yang aku lakukan ketika tinggal di Jogyakarta, hanya bedanya kalau di Jogyakarta selain membaca buku disana aku juga meminjamnya untuk dibawa pulang tapi di Bengkulu aku hanya meminjam untuk aku bawa pulang, karena hari sabtu kerja setengah hari maka aku bisa ke perpustakaan.
Buku yang aku pinjam novel kesukaanku tapi dalam bhs. Inggris.
Hari minggu aku lebih suka dirumah bersih-bersih tapi kadang aku dan mba
Ros serta Novi (anak mba Ros yang kecil) pergi ke belanja ke Pasar Bengkulu untuk
beli sayuran dll. ini lebih murah harganya dibandingkan beli di Warung dan pulangnya
kita naik Delman.
Teman sahabat penaku selama aku tinggal di Bengkulu semakin banyak di
karenakan dari alamat berantai, tapi dari semua itu tidak ada yang menjurus kearah
pacaran sebab kebanyakan mereka wanita,gadis,laki-laki yang sudah beristri,single
dan kita asik dengan cerita tentang negara kita atau apa yang kita kerjakan .
Kita juga saling kirim kiriman post card atau souvenirs dll.
Seperti biasa dikarenakan hobbyku ini banyak orang yang mengira aku ha-
nya tertarik dengan orang bule, sampai kakak ipar mba Ros yang kerja di Dena Hotel
berpikiran seperti itu. Aku kenal baik dengan kakak ipar mba Ros maupun istrinya ka-
rena mereka sering datang ke rumah bedeng.
Mereka dan yang lainnya termasuk omku berpikiran seperti itu dikarenakan
setiap malam minggu aku tidak ada yang ngapelin, pernah ada salah satu pegawai PU (Pekerjaan Umum) Bengkulu yang selalu datang ke kantor dan katanya teman-teman dia tertarik padaku menurut cerita teman-teman dia pernah nikah dan cerai serta dia agak sedikit rada ........... maaf kata rada setengah , pernah dia datang ketika jam makan siang, begitu dia datang aku cepat-cepat pamit pada mas Damsi kalau aku mau ke Kantor Pos padahal itu hanya alasanku untuk menghindar darinya, terus terang aku takut sekali.
Di Pasar satu hari sebelum Hari Raya Idul Fitri sangat ramai, seperti biasa banyak orang membeli klontong ketupat ,daging,kelapa,ayam dll.
Di Indonesia ketika hari Raya selalu indentik dengan Ketupat , biasanya ketupat dimakan dengan Rendang,Opor ayam,Gulai buncis. Kalau di jakarta ciri khasnya ketupat di makan dengan sambel godok pepaya campur kacang panjang.
Emak pinter bikin klontong ketupat, aku dan Edi belajar buat klontong ketupat dari emak, di keluargaku yang bisa buat hanya aku dan adikku Edi. Asalkan ada daun Kelapa ingin rasanya aku buat sendiri, kali ini emak dan ibu beli klontong ketupat yang sudah jadi , juga beli daun kelapa sebab aku rindu untuk buat sendiri. Masak Ketupat butuh waktu lama bisa lima jam lebih agar tanak dan tidak cepat basi.
Emak bilang " Tik kalau ngisi ketupat jika berasnya pulen diukur setengahnya, tapi kalau beras perak dibawah setengah jadi nanti hasilnya bagus dan enak " aku mendengarkan keterangan emak dengan sungguh-sungguh.
Masku kurang suka ketupat, katanya kalau tidak makan nasi tidak mantap se-
dang yang namanya Idul Fitri kita hanya khusus makan ketupat sayur, akhirnya ibu memutuskan tetap masak nasi untuk masku.
Idul Fitri hari yang istimewa, para wanita sibuk didapur dan bapakku seperti biasa si- buk membersihkan rumah, membersihkan kursi, menyiapkan bunga-bunga untuk di- pasang di ruang tamu. Malam takbiran yang ditunggu-tunggu datang juga aku dan
bapak masih sibuk mengganti hordeng jendela dan pintu, seperti biasa bapak selalu beli yang baru dan untuk warna selalu minta pendapatku.
Besok paginya aku dan keluarga melaksanakan sholat Idul Fitri di Lapangan
Setia Negara, untuk yang pria mereka sholat terpisah di depan wanita , si kecl Denni ikut sholat dengan papanya dan kakeknya yaitu bapakku.
Setelah sholat Idul Fitri kita langsung ngumpul di rumah mbah dan kita mengadakan sungkem, yaitu mohon maaf setelah itu kita saling maaf mema'afkan.
Jika sudah sungkem di rumah mbah kita pulang dan kita ganti baju dan kita semua punya acara masing-masing, seperti Ririn dan suaminya serta anaknya pergi ke Jalan baru ke rumah orang tua suaminya dan aku di rumah saja sebab aku belum nikah.
Paling aku dan Mis duduk di depan rumah lihat orang lalu lalang dengan pakaian ber- aneka ragam dan berwarna-warni serta melihat mereka bahagia menyambut Hari Raya.
Tanpa terasa liburanku selesai dan aku harus kembali ke Bengkulu untuk bekerja , hari serasa cepat berlalu.....
Ketupat matang
Commentaires