Aku mendapat khabar mas Damsi kalau si Pegawai PU malam minggu akan datang ke rumah, sudah tentu dia tahu kalau aku tinggal di rumah Bedeng.
Ini membuatku jadi bingung kalau dia benar-benar datang dan sudah tentu aku ceritakan pada mba Ros, " Mba udah aja kalau mba Tuti takut begitu habis magrib, langsung pintu ditutup dan lampu dimatikan, nantikan dia mengira mba sudah tidur " saran mba Ros, aku pikir saran mba Ros bagus juga, " ide bagus tuch mba....... " jawabku sebagai tanda aku menyetujui sarannya.
Sesudah magrib aku langsung tutup pintu dan lampu aku matikan, dengan sesekali aku ngintip dari balik hordeng kamar kalau-kalau ada orang datang.
Berjam-jam telah berlalu dan aku tidak mendengar ada orang datang , setelah aku yakin dia tidak mungkin datang karena malam semakin larut akhirnya aku menyalakan lampu kamar dan TV. Alhamdulillah......... dia tidak datang.
Kamarku sungguh aneh pernah ketika aku sedang tidur ,aku merasakan seperti ada orang lain berbaring dibelakangku, terasa hangat menempel di punggung dan ketika aku menoleh ternyata tidak ada siapa- siapa lalu aku letakkan bantal dibelaka-ng punggung iicchhhhhhhh.........serremm...
Sejak bulek Ros meninggal aku sering didatangin via mimpi, kali ini disa'at aku
akan terlelap tidur aku melihat bulek Ros datang dan berdiri dekat dinding kamarku ,
" Bulek ....... pergi ! bulek ...... pergi ! jangan datang lagi, dunia kita sudah berbeda " kataku, setelah aku berkata seperti itu bulek Ros menghilang dari balik dinding.
Sejak kejadian itu bulek Ros tidak pernah datang lagi dalam mimpiku.
Ferry adiknya mba Ros sering main ke rumahku dan dia sering curhat tentang
cowok yang jatuh cinta padanya, walau aku belum pernah pacaran tapi aku sering di
minta pendapat tentang percintaan, dengan sabar aku dengar cerita dari Ferry mak-
lum anak remaja yang sedang jatuh cinta dan ceritanya sangat menarik untukku.
Di kantor aku sering bercerita tentang kesendirianku yang hingga kini aku be-
lum menikah kalau bahasa anak muda sekarang galau, wajar orang yang belum me-
nikah suka galau sama halnya aku, apakah aku akan menjadi perawan tua .... ? atau
akankah aku menikah ... ? berbagai pertanyaan berkecemuk dalam hati.
Mba Tina menyarankan agar aku selama empat puluh malam sholat Tahajud minta
petunjuk ke Allah dan aku melaksanakan anjuran mba Tina.
Malam itu aku bermimpi , dalam mimpi seseorang berkata " Tuti... jodohmu ada di salah satu teman Sahabat Pena "
" Di Sahabat Pena ini ?" kataku kepada orang itu, sambil aku menunjuk daftar nama-nama teman yang aku punya.
" Bukan yang ini tapi nanti yang akan datang ............. " katanya, lalu aku terbangun dari mimpiku ditengah malam. Aku termenung .......... apakah ini jawaban dari Allah
setelah aku menjalankan apa yang disarankan mba Tina ?
Di Kantor aku ceritakan pada mba Tina dan mba Nang akan mimpiku itu dan mereka mengatakan mungkin pertanda jawaban dari Allah dan mereka mendoakan kalau mimpiku akan jadi kenyataan. Semua teman-temanku tahu kalau teman Sahabat Penaku semakin banyak sebab di Kantor aku sering menerima surat via pak Pos, tak heran semakin kuat mereka mereka menduga kalau aku hanya tertarik pada orang luar.
Waktunya aku pulang ke Curup , sebelum pulang aku menyempatkan diri ke
Pasar untuk membeli Sukun dan kangkung kesukaan emak, kata emak rasanya ber -
beda dengan yang ada di Curup mungkin dikarenakan faktor cuaca dan tanahnya.
Di Curup aku tidak menuju di rumah yang lama tapi di rumah baru yang ba -
ru saja dibeli oleh orang tuaku, alhamdulillahhhh........... akhirnya orang tuaku punya
rumah setelah lama mengontrak.
Rumah orang tuaku yang baru masih di jalan Kartini yang letaknya disebelah
rumah mbah Ida , tentu saja mbah sekarang senang sebab dekat dengan keluarga kita, jadi kita bisa langsung memantau mbah.
Aku perhatikan rumah papan yang berlantai semen, rumahnya cukup luas
ada tiga kamar besar dan dua kamar kecil serta dapur yang luas.
Ada juga pohon alpukat yang buahnya cukup banyak tapi kata ibuku pohon alpukat
akan di potong sebab kalau buahnya jatuh suka merusak atap.
Di samping dapur ada pintu penghubung langsung ke rumah mbah, kalau si-
ang pintu rumah mbah tidak dikunci jadi memudahkan kita ke rumah mbah.
Dibagian depan dibuat khusus untuk jualan terpisah dari ruang keluarga dan aku per-
hatikan hanya sedikit perubahan dari aslinya yaitu dibagian depan rumah.
Minggu sorenya aku kembali lagi ke bengku karena seninnya harus bekerja seperti biasa.