Dari Benteng Marlborough perjalanan kita lanjutkan ke rumah bung Karno yaitu presiden pertama Indonesia ( Ir. Soekarno) du Jln Anggut.
Tempat wisata dan tempat bersejarah letaknya tidak jauh sehingga bisa kita singgahi hanya dalam waktu sehari, di rumah bung Karno kita tidak lama hanya melihat-lihat dan lokasinya juga tidak banyak . Ketika keluar dari rumah bung Karno aku sempat melihat bekas kantor Pt. Dena Utama yang letaknya diseberang rumah bung Karno, ternyata sudah berubah menjadi rumah biasa dengan berpagar tinggi bukan kantor lagi.
Selesailah sudah perjalanan keliling kita di Bengkulu dan sebelum pulang kita mampir ke penjualan oleh-oleh , berbagai makanan khas bengkulu ,pernak-pernik bunga Raflesia khas bengkulu,gantungan kunci dan yang tak kalah menarik batik khas Bengkulu atau dikenal dengan nama batik Besurek.
Batik Besurek
Si country road membeli beberapa souvenirs, yang lainnya membeli makanan khas Bengkulu. Aku tertarik dengan batik berwarna hikau berpadu putih terbuat setengah sutra, melihat aku memegang batik yang aku minati.
: - Kamu mau itu, aku belikan untukmu. Katanya padaku.
: - Thank so much... jawabku dengan gembira. Siapa yang tidak gembira
dibelikan sesuatu oleh kekasih pujaan.
Hari mendekati sore , kita mampir ke Masjid Jamik untuk sholat ashr yang di Jln. Suprapto, ini merupakan Masjid yang didirikan bapak Soekarno, selain bangunan yang unik juga merupakan Masjid terkenal di Bengkulu.
Hingga kini Masjidnya masih digunakan untuk sholat orang-orang disekitarnya dan juga para pendatang seperti kita.
Satu hari full keliling kota Bengkulu sungguh menyenangkan bersama keluarga dan tamu spesial tapi masih ada yang kurang kebahagianku karena ada yang tidak ikut terutama bapak seandainya bapak tidak sakit maka kebahagianku akan lengkap.
Dua mobil beriringan menelusuri jalan berliku-liku dan naik turun menuju ke kota kecil Curup, hal ini yang membuat si country road mabuk beruntung dia duduk dekat kaca jendela sehingga dengan cepat dia melongokkan kepalanya di jendela, dengan sigap aku menyerahkan tas kresek yang sudah kita siapkan jika ada yang mabuk.
Melihat itu adikku Edi memberhentikan mobilnya untuk memberi kesempatan meng-hirup hawa segar untuk mengurang rasa mual.
Kita berhenti sebentar istirahat sambil melihat pemandangan pegunungan serta lembah hijau didepan mata. Kulihat si country road dengan sigap ingin membersih-kan muntahan yang tercecer di pintu mobil tapi dilarang oleh Edi.
: - Biarkan saya yang membersihkan. Edi lalu mengambil air yang ada dan
membersihkan.
: - Hebat dia..... benar-benar bertanggung jawab. Kata Edi
Perjalanan dilanjutkan dan kita sampai di Curup ketika hari mulai gelap............
Tinggal capeknya, tidur nyenyak besok pagi masih diisi lagi dengan liburan keliling Curup lagi dengan si country road.