Setelah mandi aku segera ke rumah mbah Ida, cukup buka pintu samping di dapur pehubung rumah mbah dengan rumah orang tuaku.
Aku menuju ke kamar yang ada didepan dekar ruang tamu, hordeng kamar kubuka dan disana terbaring lemah seorang wanita tua kurus berbalus daster.
Aku memperhatikan .. tak tahan air mataku menggenang dipelupuk mata tak lama kemudian .
: - Tuti ... kapan datang ? aku mendengar suara mbah lirih.
: - Tadi sore mbah.
Aku berjalan mendekati mbah dan memegang tangan yang kurus, tinggal tulang berbalut kulit.
: - Tuti .... ma'afkan mbah .Dengan suara lirih.
: - Iyaaa.. mbah semua sudah dima'afkan yang penting sekarang mbah sembuh.
Tak lama kemudian aku mendengar mbah merintih menahan rasa sakit sambil menarik dasternya. Aku berusaha menghiburnya sambil menuntun mbah mengucapkan Assahaduallaa illaa haillallah wa'ashaduanna muhammadar rasullah................ ,alhamdulilah.... rasa sakitnya berkurang dan mbah tenang kembali......... tanganku masih berada digenggaman tangan mbah, begitu aku lihat mbah tertidur ......pelan -pelan aku menarik tanganku dari genggamannya, ternyata mbah terbangun dan ber-kata : - Jangan pergi ..... tetap disini. Sambil menahan genggamannya.
: - Baik mbah..... jawabku , tanganku masih tetap dalam gengaman mbah.
Mbah tidur dengan nyenyak dan sesekali beliau sadar serta melihat kearahku takut aku pergi dari sisinya dengan air mata meleleh dipipinya.
Aku tak tahan melihatnya, air matakupun turun dipipi sambil mengelap air matanya aku menghibur sambil meyakinkan mbah kalau kita semua sudah mema'afkan dan setiap kali rasa sakit datang aku selalu menuntun dua kalimat syahadat.
Ketika mbah sudah benar-benar tidur pelan-pelan aku melepaskan tangan mbah dan diganti yang menunggu bapak, aku segera kembali ke rumah .
Keluarga memasang alarm di kamar mbah yang diletakkan didinding dekat tempat tidur yang menghubungkan didapur rumah orang tuaku sehingga memudahkan mbah jika ada perlu.
Esok paginya seperti biasa kalau aku pulang ke rumah orang tua aku tidak bisa diam ada saja yang aku kerjakan, seperti membantu jualan ibu , masak dll.
Kali ini mbah minta dimasakkan sayur lodeh , mbah ingin merasakan masakanku dan begitu selesai aku antarkan ke rumah mbah.
Aku menyuapi mbah dengan perlahan dan sabar.... ternyata mbah makannya lahap habis banyak juga, setelah selesai makan mbah minta dibelikan anggur.
Aku segera pergi mencari tukang buah dan aku menemukannya dibelakang Pasar Bangmego . Aku senang dapat memenuhi permintaan mbah.
Anggur aku kupas sesuai keinginan mbah dan aku potong-potong kecil agar mudah ditelan lalu aku suapin ke embah , mbah senang sekali bisa makan buah kesukaannya.
Selama aku di Curup komunikasi aku dengan si country road tetap berjalan, aku videocall dengannya untuk memperkenalkan pada mbah .
Mbah senang dapat bertemu dengan si country road walau hanya dalam videocall itu sudah cukup dan dia tambah yakin pria yang dekat dengan cucunya ternyata pria baik sehingga belia tenang jika meninggal nanti.
Waktunya aku kembali lagi ke Bogor, walau berat hati apa boleh buat aku tinggalkan mbah yang sakit , tapi setidaknya aku sudah ketemu dan membuat mbah bahagia walau menurutku tidak seberapa yang aku berikan.
Seminggu telah berlalu sejak aku kembali dari Curup akhirnya aku mendapat khabar yang menyedihkan kalau mbahku tersayang telah kembali ke Penciptanya,
Innalilahi wainna ilaihirojiun... semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa dan menerima segala amal kebaikan serta amal ibadah beliau. aamiin...
Selamat tinggal mbahku tercinta... selamat tinggal mbah Ida.... airmataku jatuh dipipiku, mbahku meninggal th 2010 dan diusia 103 tahun, usia yang cukup tua sekali . Banyak ucapan duka cita datang dari teman-temanku di kantor dan big bos juga memberikan uang duka cita yang aku transfer ke Curup.
Beginilah hidup ada kebahagian dan ada kesedihan. Aku sadar semua orang akan kembali ke penciptanya semua hanya masalah waktu, ada yang cepat dan ada yang lambat. Apakah kita sudah punya tabungan untuk bekal diakherat nanti.... ?