Masih cerita tentang mess, untuk yang satu ini banyak kenangan yang indah, lucu,sedih, penderitaan terukir disini.
Di mess memang unik, setiap aku mengusul ke kantor untuk keamanan mane-ger umum selalu tidak mengabul jika terjadi sesuatu baru dibuat.
Aku ceritakan ketika sore hari, aku sedang makan didepan TV dan aku di mess sendiri, Dewi dan Wida sedang shopping sedang teman lainnya kerja shift dua.
Tiba-tiba datang seorang pria tingginya sedang, berkulit kuning langsat bersih dan rambutnya berwarna hitam, berdiri didepan pintuku untung saja pintu dalam keadaan tertutup.
: - Nichhhh..... nichhh.... Dia berusaha memasukkan kabel dari jendela
berkaca nako.
Untung instingku mulai berjalan, sepertinya ada yang janggal, aku diam-diam mengunci pintu , lalu dia berkata lagi .
: - Minta makan .........
: - Ambil sendiri disana . jawabku masih dalam posisi di dalam kamar.
: - Dimana ? katanya
: - Itu sebelah sana . Tanganku menunjuk arah dapur, aku tidak berani keluar
takut terjadi apa-apa, apa yang harus aku lakukan menghadapi situasi se-
perti ini, tanpa aku tunda-tunda aku harus mengerjakan sesuatu segera
dan tanganku pelan-pelan membuka kunci pintu serta menguncinya kembali, tanpa sandal aku berlari menuju posko satpam.
: - Pak tolong saya ada orang asing di mess, mungkin orang gila.
: - Kenapa tidak lewat highphone saja bu.
: - Sudah pak .. tadi aku coba highphone tapi kok tidak aktif.
Lalu aku ceritakan kronologinya dan tanpa ditunda-tunda dua orang satpam menuju ke mess. Aku berjalan dibelakangnya mereka berjalan cepat dan bergegas setengah lari sehingga aku tertinggal dibelakang yang berjalan santai dengan kerikil menusuk telapak kakiku tanpa sandal.
Ketika tiba di Mess aku dibuat terkejut, jemuran roboh dan ketika sampai di dapur aku dibuat terkejut lagi panci, dandang, bakul dll berantakan dilantai.
: - Bu orang gilanya sudah kita usir, dia sudah kita usir ke kampung.
: - Arah mana pak ?
: - Kelihatannya dia ngintip di pohon singkong sana bu .
Dia kepengin kesini lagi.
: - Wadouhhhhh..... serrem pak, kalau dia kesini lagi.
: - Enggak usah kuatir bu, nanti kita jaga sampai malam sampai yakin dia
sudah tidak ada lagi Disana.
Dalam keadaan porak poranda Dewi dan Wida pulang dari shopping, mreka
terkejut dan setelah diceritakan penyebabnya mereka mengerti.
: - Untung yang di rumah mba Tuti, coba kalau saya bisa mati berdiri. Kata
Dewi sambil senyum-senyum.
Setelah diperiksa di gorong-gorong tempat jalur kabel highphone ternyata di-cabut ,pantas saja aku berusaha telpon ke Posko tidak nyambung.
Orang gila yang pintar, ketika aku perhatikan dari balik kaca nako kelihatannya seperti orang waras tapi tingkahnya mencurigakan.
Selama security menjaga mess aku menyiapkan kopi untuk mereka berdua sehingga
mereka semangat.
Ternyata sampai jam sepuluh malam orang gila masih di kebun singkong sebab sete -
lah dipancing dengan omongan dan disenter ternyata masih ada disana.
: - Auoooooooooo........! auoooooooo........ ! teriak salah satu security.
: - Auoooooooooo...... ! jawab disana.
Ternyata si orang gila masih disana, kita tertawa jadi pada main tarzan-tarzanan.
Setelah aku pulang tugas keliling malam kelihatannya masih disana dan akhirnya menjelang tengah malam setelah yakin tidak ada lagi, security kembali ke Posko.
Keesokan harinya aku melapor pada Manager Umum tentang kejadian kema -rin sore , Manager umum akan memerintahkan ke bagian unit reparasi bangunan untuk memasang alarm jika keadaan darurat, pusatnya di kamarku.
Jadi sekarang kita ada alarm dan highphone maklum mess wanita jadi perlu keama -nan dan juga jendela kaca nakonya diberi terali besi untuk keamanan.
Sudah hapal setiap kejadian baru dipasang padahal sudah lama aku mengusulkan tapi tidak dikabulkan jadi nunggu kejadian dulu, hebatkan he ... he ... he....