VEF Blog

Titre du blog : Otobiografi
Auteur : Tutisunaryati
Date de création : 07-06-2018
 
posté le 11-03-2020 à 00:22:43

          Pemancingan Minaloka akhirnya ditutup karena sepi, padahal sudah berbagai cara dilakukan untuk menarik pengunjung, walaupun demikian rumah panggung yang biasa digunakan untuk jaga kalau siang hari tetap ada orang disana tapi malam hari tidak ada lagi yang jaga.

Sebagian ikan yang tersisa dikolam pemancingan di pindahkan ke kolam kecil yang di depan mess.

          Banyak kejadian di mess yang tidak pernah aku lupakan, waktu demi waktu dengan orang yang berbeda dan dengan kejadian yang berbeda juga.

Bisa dikatakan aku pakar di mess , orang sudah melalang buana sementara aku masih setia penunggu mess.

Ada salah satu anak mess yang telah berhenti kerja dan tidak tinggal lagi di mess bilang             : - Mba Tuti si perawan tua masih setia menunggu di mess                                              yacchhh...... dia jadi penunggu mess abadi. 

 

Itu kalimat yang dikatakannya dan disampaikan oleh seseorang padaku, ini benar-benar menyakitkan, kata-katanya begitu pahit.

Yaaaa... Allah inikah cobaan darimu agar aku semakin kuat, inikah arti mimpiku dulu manjat bukit dan aku tertinggal jauh dari masku, yacchhh ... inilah arti mimpiku dalam kenyataan masku sudah menikah dan mempunyai seorang putri yang manis sementara aku masih meniti karir dan masih belum mendapatkan jadohku.

Berbagai cibiran,sindiran yang aku dapat dari orang-orang disekitarku, ada yang langsung didepanku dengan gurauan dan yang paling banyak bicaranya dibelakangku. 

Malah ada yang bilang , bagaimana mau dapat jodoh kalau di mess saja dan enggak pernah keluar. Memangnya kalau sering pergi-pergi dijamin dapat jodoh dan juga kalau punya pacar harus dinampakkan , ada-ada saja jalan pikiran orang kalau di dengar bisa bikin pusing sendiri.

Ada yang lebih menyakitkan lagi, ada yang bilang ke Melli yang tinggal di mess,

     : - Mel... jangan dekat-dekat sama mba Tuti, nanti kamu ketularan jadi perawan

          tua lho...

     : - Ecchhhhh ... jaga mulutmu, apa kamu sudah bisa membahagiakan orang tua-

          mu, saya malah salut buat mba Tuti dia bisa membahagiakan kedua orang tua

          nya sementara kamu apa yang sudah kamu perbuat.

Kiranya Melli membelaku , terima kasihhh.. ya Melli, kamu tahu keadaanku dan posisi yang aku alami. 

          Di malam hari ketika sholat Tahajud aku hanya bisa mengadu ke Allah, dengan air mata mengalir dipipiku. Sering aku susah tidur memikirkan hal ini, apakah dengan lamanya aku sendiri ini artinya aku harus membahagiakan kedua orang tuaku dulu ataukah Allah mempunyai rencana yang terbaik buat hambanya atau juga  mungkin jika aku menikah belum kuat pondasinya karena hanya Allah yang tahu.

           Ada cerita nichhh... ketika sore aku pulang dari kerja, saat aku berjalan me -nuju mess dijalan yang kiri-kanannya ada pohon bambu ketika kakiku melangkah dan hendak menuruni tangga, kakiku terhenti ........... seekor ular kecil lewat, aku kaget sehingga kakiku tergantung tidak menginjak semen eettt.... kiranya si ular kaget dan berhenti sejenak, sa'at itu aku berpikir menurunkan kakiku atau membiarkan ular itu berlalu terlebih dahulu, untung aku cepat memutuskan lebih baik kupersilahkan ular berlalu baru aku. Setelah ular lewat kakiku melangkah lagi..... setelah tiba di depan mess dengan gerak rifleks aku loncat dan sambil berteriak ularrr ..... !

Teman-temanku yang di mess tertawa melihatku, karena mereka sudah terbiasa lihat ular, malah pernah salah satu temanku pernah dipatuk ular ketika akan cuci tangan di kran dekat pagar kawat; waktu itu malam hari dan dengan bantuan satpam kita para wanita naik mobil perusahaan ke rumah sakit, sebab ular yang mematuknya jenis ular beracun walau ularnya kecil.

          Sekarang kembali kepada diriku, aku sekarang bukan Tuti seperti  SMA dulu yang pendiam, aku sejak tinggal di Bogor mulai berangsur-angsur berubah aku mulai banyak bicara , semua aku pelajari dari bapakku ketika aku pulang untuk liburan dan aku bertanya pada bapak serta mengajarkan aku untuk mulai dalam suatu pembica-raan, walhasil jadilah aku  yang sekarang.

Pelajaran yang berharga untuk pergaulan dari seorang bapak pada anaknya, terima kasih bapakku yang tersayang.....