VEF Blog

Titre du blog : Otobiografi
Auteur : Tutisunaryati
Date de création : 07-06-2018
 
posté le 21-02-2020 à 20:19:02

          Keadaanku kembali normal setelah mengalami gagal jatuh cinta, alias jatuh cinta pada orang yang salah , ini  merupakan pengalamanku yang terulang kembali seperti di zaman kuliah dulu. Bagaikan layu sebelum berkembang..... nasib... nasib, tapi aku berpikir lagi mungkin dia bukan yang terbaik untukku, malah aku  bersyukur tidak jadi dengannya.

Seperti biasa aku tenggelam dalam kesibukan kerja sehari-hari, sampai-sampai aku tidak bisa pulang menghadiri adikku yang laki-laki menikah di Curup.

Aku hanya bisa memberi uang untuknya untuk ongkos pulang ke curup  dan yang lain-nya  yang tidak seberapa, ingin pulang tapi aku tidak bisa karena pekerjaanku susah ditinggalkan sehingga aku susah untuk minta cuti.

Walau aku susah untuk cuti  tapi keluarga selama ini sering datang berkunjung, kadang  sekeluarga dan kadang hanya bapak dan ibuku saja.

          OOohhhhh ........... iyaaa.......... mengenai adikku yang laki-laki , dia menikah dengan seorang gadis Curup yang dikenalnya belum lama ; mungkin kenal ketika dia pulang ke Curup karena sampai sekarang adikku belum mendapat pekerjaan, memang susah untuk mendapat  pekerjaan walau sudah menyandang gelar SH  (Sarjana hukum) , sudah berbagai usaha dilakukan tetapi belum juga dapat pekerjaan. Sementara ini dia tinggal di rumah om, setelah menikah sementara istrinya diboyong ke rumah om .

Aku belum sempat ketemu dengan istrinya tapi yang aku dengar istrinya cantik , dia anak pensiunan tentara, bapaknya orang Jawa tengah dan ibunya orang Palembang.

          Aku beruntung th 1994 aku sudah diangkat menjadi karyawan tetap, walau aku jadi orang kepercayaan boss bukan berarti gajiku besar , hanya banyak pekerjaan tapi gajiku tidak sesuai. Orang-orang sekitarku yaitu teman-temanku menganggap gajiku besar, kalau gajiku besar pastinya aku sudah beroya-foya, ini malah aku harus hemat kadang aku makan ala kadarnya dan bukan hal yang baru untukku.

          Pernah ketika Idul Adha tidak punya apa-apa , aku hanya punya sisa nasi kemarin dan terigu cuman 250 g serta minyak goreng, dengan bahan yang ada aku buat jadi makanan walhasil ludes juga makan bersama dengan anak-anak mess satu penderitaan. Selama aku kerja di Bogor ketika Idul Fitri dan Idul Adha aku tidak per-nah pulang merayakan bersama keluarga karena pekerjaanku malah lebih banyak.

Aku tidak boleh mengeluh ,aku harus kuat, semua adalah resiko kerja dan aku harus melihat kebawah masih banyak orang yang lebih menderita dibawahku. 

Punya kerja walau gaji tidak besar tidak apa yang penting halal dan nyaman, uang kalau diikutin pastinya kurang terus. Intinya ikhlas jadi kita akan nyaman dan selalu bersyukur ke Allah.

          Walau gaji tidak besar, alhamdulillahhh.... aku masih bisa membantu adikku setiap bulannya karena adikku masih belum bekerja dan masih menumpang sama om, terakhir aku dengar adikku tinggal di rumah Aas dengan ditingkat atas dengan anaknya yang baru lahir. Aku sudah bisa membayangkan betapa beratnya hidup me-numpang di rumah saudara tanpa pekerjaan .

          Hari itu Edi menemuiku untuk minta bantuan uang untuk melamar pekerjaan di Blue Bird sebagai supir Taxi, barang tentu aku membantu mana mungkin aku tega tidak membantu, saudara itu bagaikan diriku sendiri jika dia sakit akupun merasakan sakit,jika dia bahagia akupun aku ikut bahagia apalagi saudara yang dekat hanya aku. Akhirnya dia mendapat kerja , apapun pekerjaannya yang penting halal dan adikku beserta keluarganya pindah dari rumah Aas serta menyewa rumah di Depok.

Ketika libur aku menyempatkan diri menengok keponakanku dan kadang mereka yang datang ke mess.

Di Depok tidak lama lalu pindah ke Cimanggis dekat Komplek Auri, menyewa sebuah rumah kontrakan petak, aku juga sering kesana. Adikku dan keluarganya benar-benar hidup prihatin dan aku tidak mungkin tidak perhatian, aku hanya bisa membantu semampuku.

 

         Bulan Mei th 1998 terjadi Reformasi aku melihatnya dari TV di Pujasera, ini benar-benar seram, terjadi pembakaran,penjarahan,untungnya di Bogor aman-aman saja hanya di Jakarta, tapi walau kejadiannya disana dampak yang diakibatkan terutama dalam bidang akonomi lumpuh. Sejak itu turunnya Presiden Soeharto dan digantikan sementara oleh bapak Bj. Habibie sebagai wakil presiden sebelumnya.

Barang-barang jadi mahal , yang tadinya uang Dua puluh lima ribu dapat 10 liter beras,minyak goreng 1 liter dan beberapa bungkus indomie sekarang tidak bisa lagi.

Sebagai gantinya aku beli ikan asin yang paling murah, yaitu ikan asin jambrong dikenal dengan nama ikan krismon.  Hanya dengan makan ikan asin jambrong,daun singkong rebus dan sambal sudah cukup enak yang penting kuncinya lapar, jika lapar apapun lauknya tentu nikmat tapi kalau tidak lapar biarpun makan sama ayam atau daging tetap saja tidak nikmat. Untung saja di Area ada pohon pepaya,daun melinjo jadi bisa untuk tambah menu.

 

        Ketika aku cuti, aku pulang ke Curup berdua dengan Weti, kebetulan Weti belum pernah ke Sumatera dan ini merupakan pengalaman pertama untuknya pergi jauh dan menyebrang pulau. Kita naik bis dari Terminal Pulogadung dan menyebrang dengan kapal Ferry, Weti sangat menikmati perjalanannya.

Di Curup aku sudah tentu mengajak Wati ke Pemandian Air Panas Suban dan kita juga ke Bengkulu ke Pantai Pajang, hanya aku dan Weti.

Setelah keliling Bengkulu ke Benteng Malbourgh,Pantai Panjang kita ke Pasar membeli pesanan emak kangku dan sukun, tapi kali ini tidak beruntung sudah muter-muter pasar tidak menemukan sukun. Emak agak kecewa karena pesanannya tidak ada, mungkin sedang tidak musim . Kiranya itu adalah permintaan emak yang terakhir, emak meninggal setelah aku pulang dari Curup kalau tidak salah kira-kira sebulan aku pulang dari Curup. Badan terasa lemah lunglai mendengar emak meninggal, aku mendapat khabar dari om karena waktu itu komunikasi susah , di Mess tidak ada Telpon. Aku hanya bisa mendoakan dari jauh, SELAMAT JALAN EMAK TERSAYANG SEMOGA ALLAH MENGAMPUNI SEGALA DOSA-DOSAMU DAN MENERIMA SEGALA AMAL IBADAHMU..... AAMIIN. Air mataku menggenang dimataku, teringat ketika aku kecil dulu emak selalu bercerita sebelum tidur, yang mengajariku memasak dan masih banyak lagi kenangan yang tak pernah aku lupakan, emak sosok nenek yang baik demi cintanya pada cucu-cucunya rela meninggalkan suami semuanya dikarena-kan cintanya pada kami.