VEF Blog

Titre du blog : Otobiografi
Auteur : Tutisunaryati
Date de création : 07-06-2018
 
posté le 30-01-2020 à 21:33:39

          Aku di mess lebih sering sendiri karena banyak kejadian aneh sehingga teman-teman kalau tidak terpaksa tidak akan mau tidur di mess.

Pernah temanku Wida terpaksa tidur di mess karena takutnya dia tidur di kamarku , aku sebagai orang yang lebih tua tentu saja harus melindungi, malam itu disa'at mataku su-dah ngantuk wida masih belum juga tidur, setiap aku tidur dia membangunkan aku katanya takut dan akhirnya aku berusaha tidur menunggu sesudah dia tidur, paginya aku jadi ngantuk.

          Pekerjaanku di restaurant padang berjalan dengan lancar dan aku sudah terbiasa dengan pekerjaan disana, selama aku menjadi kasir aku banyak mendapat uang tip ka-rena keramatamahanku dan sesuai kesepakatan dengan Supervisor restaurant uang tip Tapi ternyata hingga uang terkumpul  sama bapak supervisor tidak dibagi-bagi .

          Pada akhirnya STS dapat karyawan baru untuk kasir restaurant, sehingga aku dan Adang dapat jatah libur. Badanku serasa remuk karena tanpa libur dan libur perta -maku aku mana'atkan untuk mengenal Bogor lebih jauh, untuk itu aku mulai jalan-jalan ke Pasar Anyar dan ke Taman Topi di Pasar Anyar.

Liburan pertamaku yang begitu mengesankan ditambah pakai kesasar jadi tambah ber-kesan.

          Kiranya Menager umum memikirkan aku juga karena aku lebih sering sendiri, datanglah penghuni mess baru yang menetap orang batak dari marga Pangariuan, ber-kulit putih dan berambut potong pendek dari perkenalan namanya Tetty Pangaribuan. 

Kamarnya disebelah kamarku dengan sekejap aku cepat akrab dengannya, walau kita berbeda agama kita saling menghargai. Akhirnya aku punya teman yang menetap dan selalu ada teman tidak seperti sebelumnya.

           Hanya jangka waktu kurang dari satu tahun aku dipindahkan ke bagian lain, kali ini aku dipindahkan ke RM. Chinese  dimana dikelola sendiri oleh STS tanpa ker-jasama, disini posisiku sebagai Supervisor. Letaknya di Pujasara.

Anak buahku berjumlah delapan orang termasuk koki , dari sini aku banyak belajar cara masak makanan Chinese Food  karena aku sering melihat koki masak.

           Secara tempat aku sekarang di tempat yang lebih kecil tapi kalau secara posi-si aku naik jabatan,bagiku dimana saja ditempatkan sama saja yang penting aku nya man  dalam bekerja. Tugasku kali ini berat karena harus mengerti anak buahku dan ada kalanya anak buah bikin masalah, aku harus bisa menyelesaikan masalah demi masalah.  Sudah tentu dalam bekerja ada yang pro dan kontra itu sudah biasa dan semuanya aku harus bisa hadapi.

Belum lagi masalah di mess yang selalu dibebankan ke aku, kadang aku protes di kantor, sebab aku tidak pernah dinyatakan sebagai ketua mess di atas kertas sehingga menimbulkan masalah diantara teman-temankan di mess,mereka mengira aku sebagai mata-mata orang di kantor, nasib... nasib..... ketiban pulung. 

           Bekerja di pujasera kadang ada konsumen yang mencemo'ohkan mereka me-nganggap rendah , sama halnya yang aku alami dulu.

Seperti contoh aja ketika seseorang mau beli Tape uli Cisalak, seorang gadis bertanya padaku  : -  Bu ... Tape Ulinya berapa ?                                                                    kasir sedang sibuk lalu aku  menjawab  : -  Tiga ribu tiga ratus                                  mendengar jawabanku si penanya tadi langsung bilang ketemannya dengan bhs. Inggris   : - Expensive .

Mendengar itu aku gerak riflek menjawab : -  Not expensive .

 : -  Ooohhhhhh....kiranya tukang Tape Uli bisa juga Bhs. Inggris .                                         Mereka pergi dengan agak sedikit malu, rasain lho................. jangan suka menganggap remeh orang dan masih banyak lagi kejadian menghadapi berbagai pembeli, ada yang sabar,pemarah,tidak sabar,yang tidak menghargai orang dll.

           Aku kadang merasa tidak betah juga menghadapi orang merendahkanku tapi inilah resiko kerja semua harus aku hadapi dan aku hanya bisa cerita pada omku ke -tika menghadap di ruangan kantornya.

           Sementara itu hobbyku bersahabat pena masih tetap berlanjut, malah setiap bulannya sengaja aku sisihkan dari uang gaji untuk membeli prangko dan temanku semakin banyak.

           Awalnya setiap surat dialamatkan di Balai Desa dan petugas desa mengan -tarkan surat ke mess, sering surat yang kuterima sudah dalam keadaan terbuka dan malah ada yang tidak sampai padaku, semua aku ceritakan di kantor.

Setelah kantor punya PO Box sendiri di kantor pos aku menggunakan alamatnya, sejak itu tidak ada lagi surat yang hilang atau dibuka lagi dan tak jarang orang kantor protes dalam candaan mereka, po box harusnya yang bayar aku sebab lebih banyak suratku daripada untuk kantor , aku hanya bisa tersenyum.