Awal bulan Desember 1993 aku tiba di Terminal Pulogadung jakarta dan adikku sudah menunggu disana, adikku sudah terlebih dahulu tinggal di Depok di rumah om, tapi adikku masih belum menetap karena adikku masih mondar-mandir jogjayakarta dan Depok. Adikku belum lama di Wisuda dan sudah mendapat gelar SH (Serjana Hukum) meneruskan cita-cita bapak yang tidak tercapai . Terus terang jika aku tidak dijemput sudah tentu aku akan nyasar, karena aku tidak tahu Depok .
Dari atas bis yang menuju ke Depok aku melihat banyak orang lalu-lalang,suara klakson mobil,motor,pedagang asongan yang menawarkan dagangannya di setiap lampu merah dan di dalam bis serta suara pengamen. Ini benar-benar beda dengan di tempatku sebelumnya, belum lagi macet dimana-mana inilah kota besar .
Jakarta yang sekarang beda dengan beberapa tahun yang lalu ketika aku tinggal disana, jakarta perkembangannya sungguh cepat dan pesat.
Bis sampai di terminal Depok lalu dilanjutkan naik angkot menuju Prumnas Depok, perjalanan yang melelahkan.
Akhirnya kita sampai juga di rumah om setelah melalui beberapa gang, bentuk rumah yang teratur dan sebagian hampir sama ini yang membuatku bingung, kalau aku dilepas disini tidak bisa pulang he he he
Sesampainya di rumah aku disambut sama bulek yaitu adi bapakku, aku sudah terbiasa denga keluarga om, karena sejak dulu sering bermain di rumah om dan juga sering membantu pekerjaan di rumah om. Tapi karena sudah lama jadi sekarang rada sedikit canggung.
Adikku harus ke jogyakarta lagi masih ada yang harus diurus disana, aku saat tinggal di rumah om nanti kalau aku sudah diterima jadi karyawan di pekerjaanku yang baru aku berencana akan kost yang dekat dengan tempat aku kerja. Karena aku biasa mandiri dan Depok ke Bogor lumayan jauh serta macet, lagi pula aku pikir tidak ekonomis baik waktu maupun transportasi,bisa-bisa gajiku habis di ongkos.
Keesokan harinya aku dan om berangkat, surat lamaran sudah aku siapkan beserta certifikat lainnya serta pengalaman kerja di tempat kerjaku dulu.
Sebelum berangkat bulek menyemprotkan perfum dibadanku , katanya agar wangi "
: - Tuti kalau kerja harus jaga penampilan, jangan lupa lipstic dan parfum "
Bulek menasehatiku, karena aku dari daerah jadi penapilanku polos saja.
: - iya bulek ... " jawabku.
Aku sudah tahu sifat bulekku dia kalau dalam penampilan memang diperhatikan betul dan dia termasuk ibu rumah tangga yang benar-benar memperhatikan suami,pakaian yang suami pakai harus mecing dengan celana serta sepatu harus disemir dan juga tak lupa perfum tentunya, ditambah lagi bekal ransum makan siang , pokoknya harus sempurna apa lagi omku ditempat kerjanya ternyata Direktur.
Omku dari dahulu selalu berhasil dalam karir dan selalu dipercaya sama big boss, aku ingat disaat orang tidak punya mobil omku sudah punya mobil walau dia tidak bisa menyupir mobil. Kali inipun om dapat mobil dinas dan yang menjadi supir anaknya, jadi anaknya digaji di Perusahaan serta termasuk karyawan.
Kita sampai di Bogor Rest Area yang akan menjadi tempat kerjaku yang baru, aku perhatikan masih belum begitu ramai sebab baru saja buka , aku duduk dikursi panjang yang letaknya di depan kantor sambil menanti jika aku dipanggil untuk wawancara dan testing, surat lamaran aku serahkan ke om.
Aku perhatikan banyak mobil yang masuk ke area untuk mengisi bensin , di - tengah-tengah ada taman dan rumput serta pohon-pohon tapi pohonnya masih baru jadi belum rimbun dan masih tampak gersang.
Ada-ada beberapa gedung untuk restaurant tapi masih banyak yang kosong, hanya ada satu restaurant yang sudah buka yaitu restaurant sunda .
Kira-kira jam 10.00 aku dipersilahkan masuk ke ruangan tamu, seorang wanita bertubuh tinggi semampai ,berkulit sawo matang serata manis melewati ruang tamu cocoknya jadi pregawati pikirku, aku masih asik mengamatinya.
Tak lama kemudian seorang wanita bertubuh mungil, berambut pendek menghampiri-ku sambil menyerahkan belangko yang harus aku isi, dari perkenalan tadi aku baru tahu kalau dia kepala personalia.
Aku mengisi blangko serta testing yang harus aku jawab salah satunya berapa gajiku di tempat kerja yang. Setelah aku selesai aku duduk di depan lagi dan tak la-ma kemudian datang seorang laki-laki bertubuh tidak tinggi serta wajah biasa saja, dia duduk di sebelahku kiranya dia juga akan testing serta wawancara seperti aku ju-ga, aku berkenalan dan rupanya dia calon kasir di restaurant padang nanti berarti a -kan jadi patner kerjaku jika kita diterima.
Tidak lama kemudian dia masuk ke ruang tamu dan aku masih duduk dikursi luar sendirian, om keluar dari ruangannya dan menghampiriku : - Tut... kalau mau muter-muter lihat keliling enggak apa..... nanti kalau makan siang di warung karyawan di bawah , bilang aja keponakan om wahban nanti om yang bayar "
: - Saya bawa uang kok om..... " jawabku.