Penyakit cancer tante semakin parah, segala macam obat sudah diusahakan dan hasilnya nihil, kali ini tante masuk ke rumah sakit lagi dan di opname .
Aku belum sempat menjenguk, sementara itu anak-anaknya dengan tenang tidak ada raut kesedihan dimatanya, malah salah satu anak tidak mau menjenguk ibunya aku tidak tahu mengapa. Memang selama ini mereka kurang dekat dengan ibunya.
Tapi aku yakin didalam hatinya sayang pada ibunya hanya saja tidak ditampakkan.
Hanya dalam beberapa hari, kita semua mendapat khabar dari rumah sakit ka-lau tante meninggal dunia, innalilahi wainnailaihi rojiun.. asalnya dari Allah dan akan kembali kepada Allah, akhirnya jenazah dibawa pulang ke rumah.
Keluarga dari Curup dan keluarga di Bengkulu datang melayat , mereka seba-gian berkumpul di rumahku karena dekat dengan rumah om.
Aku banyak memasak sebab ada keluarga dan benar saja masakkanku laris manis padahal menunya sederhana, tanteku yang di Bengkulu berkata masakanku enak te-rutama sambelnya. Mungkin karena lapar jadi enak he he he...... (bercanda).
Setelah meninggalnya tante, hari-hari berjalan seperti biasa lagi dan begitu juga dengan anak-anak tante serta om.
Aku akhir-akhir ini sering bermimpi berjalan kaki tanpa sandal, ada apakah ini.
Aku juga bermimpi, didalam mimpiku aku tinggal disebuah rumah, dimana bentuk rumahnya berjejer kamar-kamar dan terbuat dari tembok.
Aku dirumah itu berkelahi dengan syetan penunggu rumah itu dan syetannya kalah , aku berteriak lalu terbangun ..... ada apa ini , oohhhh ... mungkin ini hanya mimpi.
Om Wahban memberi khabar via telp kalau ditempatnya dia kerja membutuh-kan karyawan sebagai kasir karyawan di restaurant padang, dimana restaurant kerja-sama dengan perusahaan tempat om kerja sehingga kasir dari perusahaan.
Restaurantnya terletak di Tol jagorawi km 38 dan tanpa pikir panjang aku langsung
menyanggupi, walau berbeda pekerjaan tak apa, aku ingin mencari pengalaman baru di kota yang lebih besar daripada ditempat kerjaku yang sekarang tidak mengalami kesulitan tidak ada proyek.
Tahap pertama aku hari sabtu harus pulang ke Curup memberi tahu seluruh keluarga terutama kedua orang tua kalau ada lowongan kerja di Bogor.
Ketika aku sampaikan niatku ingin bekerja dan merantau ke Bogor, seluruh keluarga tidak keberatah hanya ibuku yang agak kuatir, aku maklum namanya juga seorang ibu " Tik ... kalau bisa kerja jangan jauh-jauh, kamu itu anak peerempuan "
" Bu.. semua tergantung sama orangnya, biarkan dekat kalau aku tidak bisa jaga diri yacchhh ... sama saja, sekarang selama aku kerja dan jauh sama keluarga apakah pernah aku berbuat yang memalukan keluarga ? Kalau masalah jauh......... jika ada ada uang jauh bisa dekat dan kalau tidak ada uang yang dekat bisa jauh , jadi bu..
izinkan aku bekerja di Bogor yacchhhh .... " ibuku tidak bisa berkata apa-apa,karena ibu juga tahu situasi tempat kerjaku ssekarang sedang tidak bagus.
Akhirnya ibu menyetujui keinginanku dan aku berencana akan mengundurkan diri dari Dena Utama.
Tekadku sudah bulat akan merantau ke Bogor dan mencoba bekerja disana,te-man-temanku merasa sedih akan perpisahan ini, selama tiga tahun empat bulan kita
berkumpul dan mengalami suka duka bersama.
Aku mengundurkan diri dari Dena Utama dan mendapat surat pengunduran diri untuk tambah persyaratan lamaran kerja nanti di Bogor.
Pengalamanku bekerja di Pt. Dena Uama dari bulan Juni 1990- Nopember 1993.
Keluarga dari Curup datang ke rumah bedeng untuk mengangkut barang-barangku untuk dibawa kembali ke Curup, dengan berat hati aku mengucapkan salam perpisahan untuk keluarga mba Ros,keluarga Mis.
Aku seminggu di Curup dan setelah itu aku berangkat ke Bogor naik Bis, di Terminal Pulogadung akan dijemput.