Aku cepat-cepat kembali lagi ke Bengkulu, pekerjaan kantor sudah menunggu Hari-hariku di isi dengan berbagai kesibukan dan jika sabtu pulang dari kantor seperti biasa pinjam buku di Perpustakaan, sedang hari minggu beres-beres rumah.
Tetangga yang rumahnya di pinggirnya jalan punya anak perempuan namanya Ema, dia kuliah disalah satu Perguruan Tinggi swasta dan selalu minta bantuanku
untuk menterjemahkan tugas dari Bhs. Inggris ke Bhs. Indonesia sudah tentu aku senang sekali karena aku jadi tambah ilmu.
Satu kali ..... dua kali..... dan yang ketiga kalinya Dosen curiga karena disetiap tugas yang diberikan hasilnya bagus " Kamu pakai kamus karangan siapa ? kok........ setiap tugas yang diberikan hasilnya bagus ....? tanya Dosen penasaran.
Temanku menjawab " wahhhhhh ........ pak saya lupa pengarangnya, tapi kamus tebal segini " temanku masih bercerita dengan gerakan tangannya , aku tertawa geli melihat dia becerita.
" Yang dapat ilmunya saya..... yang dapat nilainya Ema " kataku sambil tersenyum.
Sejak itu Ema tidak pernah lagi minta bantuan padaku, mungkin dia tidak mau berbo ng lagi he he he ....
Tender berjalan lancar dan yang datang mewakili pengumuman Tender dari Dena utama yaitu aku dan mas Damsi, hasilnya Dena utama mendapat proyek walau dapat Proyek kecil tapi jadilah untuk tambah Dapur ngebul.
Ini pengalamanku menghadiri Tender dimana setelah selesai pengumuman kita dijamu makan prasmanan dengan menu yang menggairahkan serba enak hmm.... perbaikan gizi he he he
Proyek berjalan lancar dan aku sering mendapat tugas keluar ke bank,pemda dll. karena proyek kecil jadi hanya dalam beberapa bulan saja sudah selesai dan akhir
nya kita lebih banyak menganggur hanya menunggu perawatan proyek jika ada perbaikan.
Sekarang aku ceritakan tentang omku, aku mendapat khabar kalau istri om
kena penyakit kanker payudara dan ini membuat semua terkejut karena tante ada -
lah seorang bidan yang sudah tentu kesehatannya sangat diperhatikan.
Om sibuk mengantarkan istrinya berobat, untung sudah tidak banyak peker - jaan sehingga om bisa leluasa memperhatikan istrinya seperti ke Jakarta mencari mencari obat-obatan herbal seperti mencari empedu ular untuk obat.
Di sa'at tidak banyak pekerjaan aku izin cuti karena sudah hampir dua tahun aku tidak cuti dan cutiku ini aku manfa'atkan untuk berlibur ke jambi, kebetulan di kantor bapak ada Tour keluarga .
Kita berangkat ke jambi dengan beberapa Bis dan disana kita nginap di Hotel, makan dan biaya hotel di tanggung kantor jadi kita tinggal duduk manis saja.
Teman-teman bapak membawa anak-anaknya yang masih kecil tapi untuk ba-pakku membawa anaknya yang sudah gadis, ketika anak temannya bapak menangis mungkin keinginannya tidak dituruti, bapak bercanda " Anak mereka nangis minta mainan ...anak kita nangis minta apa yacchhh ? " sambil tersenyum memandangku
" Kalau anak bapak nangis minta kawin he he he........ " jawabanku membuat kedua orang tuaku tertawa.
Di hotel kadang ibu malas keluar dari kamar sedang bapak ingin melihat-lihat keluar hotel, jadilah aku menemani bapak , lalu ibu menemani bapak keluar sedang aku di kamar, ini membuat temen bapak heran sebab bapak baru saja lewat sudah lewat lagi padahal pertama lewat denganku dan yang kedua dengan ibuku.
Banyak orang bilang rupaku mirip ibuku, begitu juga dalam hal ukuran badan hampir sama sehingga kadang aku meminjam baju ibuku.
Ibuku walau sudah punya anak lima tapi badannya mirip anak gadis masih ramping.
Di jambi kita ke Sungai Batanghari yang terkenal dan ke pasar penjualan barang keramik, jambi terkenal dengan barang keramiknya dan aku membeli beberapa Vase bunga sebagian aku akan jual lumayan untuk tambah uang tabungan.
Benar saja setelah pulang ke Bengkulu vase bunga yang aku beli di Jambi laris manis.