Aku berangkat kerja selalu melewati rumah om dan aku berusaha berangkat lebih cepat sebab aku tidak ingin bareng sama om mengingat om adalah Direktur di Dena Utama, jadi aku agak sungkan. Kalau berangkat aku lebih sering jalan kaki dan aku mendapat jalan singkat menuju Anggut jadi lebih singkat waktunya dan kalau pulang kadang aku ikut mobil om, kadang naik angkot sampai depan Kantor P&K dan untuk masuk Ke Kebun Beller aku lebih sering jalan kaki.
Bengkulu menurut sejarah dulu termasuk bagian Sumatera Selatan, tapi akhir-
nya menjadi Provinsi sendiri dengan ibukota Bengkulu, sedang Linggau masuk bagian dari Provensi Sumatera Selatan yang ber-ibukota Pelembang.
Bengkulu termasuk daerah rawa sehingga banyak ular dan nyamuk malaria, tak heran sepanjang jalan dekat Masjid Jamik berjejer pohon Kina. Kina bermanfaat untuk obat Malaria, rasa buahnya pahit. Ketika sudah tua buah jatuh berserakan di sepanjang jalan dan ketika pagi-pagi banyak yang mengambil.
Pernah ketika pagi aku berangkat kerja di jalan sering terlihat ular yang terlindas mobil, panjangnya sekitar 1 meter berwarna abu, ada yang berwarna hitam dan ada yang berwarna hijau.
Aku kalau ke Kantor selalu bawa bekal , di kantor ketika istirahat temanku mba Tina,mba Nang dan mba Mar dan yang lainnya pulang, lain halnya mas Prapto, kalau dia istirahat di rumah sebelah kantor sebab mas Prapto tinggal disana begitu juga mas Muji bagian Dapur. Jadi setiap hari jam istirahat aku jaga gawang he he he
Tapi kadang-kadang ada juga mas Prapto di Radio Breaker Penghubung untuk proyek dan konsultan serta lainnya, maklum pada waktu itu Hand Phone belum ada.
Kadang aku salah jawab ketika aku menjawah Radio Breaker ada panggilan dari seseorang, aku jawab " Hallo ..." tentu aja lawan bicaraku akan ketawa mendengarnya, pikirku he he he..... tapi untungnya enggak kelihatannya maklum karena aku orang baru. Teman-temanku yang perempuan selalu pulang jam istirahat karena mereka punya anak kecil yang perlu diberi ASI (Air Susu Ibu) , beda halnya dengan aku yang masih single .
Banyak yang bilang aku seharusnya kerja di Dena Hotel karena akan lebih tepat untukku dan aku juga akan merasa senang sekali jika bekerja disana tapi yang aku dengar mbah Ida sudah berpesan agar aku jangan bekerja di Hotel.
Akhirnya teman-temanku banyak yang tahu kalau aku bisa berbahasa Inggris dan banyak teman-teman kerja di Breaker yang mengajak aku berbicara bahasa Inggris ketika waktu istirahat.
Selain mas Prapto yang tidur di rumah samping kantor yaitu pak Amirullah karena dia tinggal sendiri, sedang keluarganya tinggal di Padang.
Pak Amirullah ingin pindah ke kantor cabang yang di padang agar bisa berkumpul dengan keluarganya, jadi dia pelan-pelan mengajarkan aku Pembukuan yang dia kerjakan selama ini.
Akhirnya Aku pulang ada temannya karena mba Mar tinggal di Kebun Beler, kadang aku dan mba Mar pulang ikut mobil om jika om tidak ada urusan diluar.
Aku perhatikan mba Mar type orang yang tegas dan banyak bicara karena dia bagian Bendahara/keuangan jadi gaji kita semua via dia.
Seperti biasa yang namanya wanita kadang kalanya berantem alias perang dingin dan aku sebagai pendengar curhatan mereka, aku tidak mau menyampaikan sebab akan tidak bagus bisa berantam sungguhan cukup aku mendengar keluhan masing-masing
Teman kamarku semakin lama semakin tidak menyenangkan , ketika pagi hari aku masih dalam suasana ngantuk dan masih di tempat tidur dia nyetel Radio keras-keras seperti dunia hanya dia sendiri aku dianggap enggak ada, itu yang bikin aku dongkol, paling aku diam menahan marah , seperti yang pernah aku bilang dia orangnya memang bukan orang yang menyenangkan egoistnya pakai banget , mba Ros juga bilang begitu ternyata yang menilai seperti itu bukan aku saja.