Kejadian ini sebelum aku ikut Ujian Negara dan sebelum Ririn nikah.
Tiba-tiba seisi rumah dikejutkan dengan khabar buruk, bapak kena skors dari kantor satu minggu kalau tidak karena ternyata-nyata diam-diam bapak nikah lagi dengan cara di bawah tangan alias nikah Siri di Linggau.
Dan ternyata tindakan bapak tercium sama kantor dan akhirnya bapak di skors sampai bapak memilih salah satu , istri pertama atau istri kedua sebab dalam Peraturan Pegawai Negeri hanya boleh satu istri.
Tentu saja berita ini membuat shok seisi rumah begitu juga mbah Ida selaku ibunya sangat marah dan sedih mendengar apa yang dilakukan bapakku.
Aku tidak menyangka bapakku tega menghianati istri,anak-anak dan yang lainnya, selama ini aku melihat bapakku perhatian sama keluarganya contoh saja kalau bapak dapat pembagian nasi padang di kantor selalu di bawa pulang dan kita makan bersama-sama, kok bisa..... aku tidak habis pikir.
Kiranya sejak aku tamat SMA itu awalnya bapak Puber kedua, dimana seorang lelaki masa transisi dan rawan sedang ibuku tidak mengetahui masalah itu sehingga ibuku biasa saja. Ternyata bapak diam-diam punya pacar diluar rumah apa lagi pada waktu itu bapak karyawan Bank tentu saja merupakan sesuatu yang didambakan wanita.
Dari cerita mbok cuci aku dengar kalau bapak diguna-guna oleh wanita itu sehingga bapak mau menikahi wanita itu, wanita itu tinggal di jln. Sukowati ujung , dia orang Palembang. Kata mbok cuci si wanita itu datang ke dukun tetangga mbok dan dari dia akhirnya terbongkar si wanita datang ke dukun dengan memberi photo bapak ke dukun dengan harapan bapak melupakan keluarganya dan cerai sehingga dia bisa jadi istri tunggal bapak. Si dukun begitu tahu ternyata ibuku orang Salatiga maka si dukun tidak jadi mengguna-guna karena si dukun orang Salatiga juga serta dia mau menuruti keinginan wanita itu karena tidak mau merusak keluarga.
Sejak itu keluarga tidak ada kedamaian lagi, ibu dan bapak sering berantam di karena bapak suka pulang terlambat alasan lembur dll, intinya ibuku sudah tidak percaya bapak. Jika mereka berantam aku mulai kuatir sampai aku tahu tanda-tanda ibuku marah sama bapak dan aku selalu menjauhkan benda tajam di kamar bapak karena aku takut kalau mereka berantam timbul yang tidak diinginkan.
Dalam menghadapi seperti ini kita selaku anak-anak menyingkapi masalah bapak bermacam-macam , ada yang menghadapi dengan tenang,ada yang menghadapi dengan acuh tak acuh dan ada yang menghadapi dengan marah sekali. Aku tidak tahu yang termasuk katagori yang mana.
Dalam Pembatalan pernikahan bapak dengan perempuan itu aku selalu mengantarkan ibu ke Pengadilan Agama, dalam dua kali ke Pengadilan akhirnya Surat Pembatalan selesai yang diserahkan ke kantor bapak agar bapak bisa bekerja kembali. Ini benar-benar menyita waktu dan beban untuk ibu dan keluarga belum lagi beban yang kita tanggung dari berbagai gosip terutama di kantor bapak.
Aku enggak bisa membayangkan betapa malunya ibu jika berkumpul ketika perkumpulan Darma Wanita di Kantor bapak, walau Perkawinan sudah dibatalkan tapi gosip mengenai bapak masih beredar.
Bapak sudah berjanji tidak akan kembali ke wanita itu, tapi ibu tidak percaya begitu saja , sekali berbuat salah maka untuk memulihkan kepercayaan tidak mudah dan itu butuh waktu untuk memulihkannya.
Rasa was-was masih ada karena tidak mudah untuk terlepas begitu saja dari wanita itu dikarenakan wanita itu benar-benar tergila-gila pada bapakku dan ingin menggantikan posisi ibuku,pernah sore hari bapakku belum pulang dan ibu mengajak adikku Ririn untuk mengecek ke rumah wanita itu, ternyata benar saja bapakku ada disana sedang santai karuan saja langsung di labrak oleh adikku itu yang aku dengar. Tahu sendiri adikku ini terkenal berani beda denganku.
Tapi kalau ibu ngajak aku untuk mengecek kita cukup lewat saja tanpa turun dari angkut dan ke rumah wanita itu karena aku malas ribut di rumah orang, biasanya kalau aku diajak sama ibu aku mulai lemas karena aku takut jika bapak ada disana.
Aku sering nonton film atau baca di majalah tentang anak-anak yang korban Perceraian orang tua , itu yang aku takutkan .
Tapi aku kagum pada kedua orang tuaku jika mereka berantam mereka berusaha tidak di depan anak-anak mereka, walau mereka menyembunyikannya ketika mereka ada problem instingku bekerja dan aku waspada.
Pernah aku mengintip dari lubang pintu warung penghubung ruang depan mereka berdiskusi dengan serius, ternyata bapak diam-diam masih berhubungan dengan wanita itu. " Sekarang pilih keluarga ini atau wanita itu " kata ibu tegas.
Bapak diam sejenak aku perhatikan seperti ada beban berat " Tentu pilih keluarga, saya tidak mau pisah dari anak-anak " jawab bapak .