Aku memutuskan untuk kembali ke Curup lagi, aku pikir tak ada gunanya menunggu Ujian Negara di Jogyakarta tanpa ada kepastian lebih baik aku pulang.
Kalau aku pikir aku mirip setrikaan panas bolak balik Curup - Jogyakarta , entah sudah berapa kali aku bolak-balik yang aku aku sampai lupa sama halnya aku se- ring ke Salatiga sering kesana, sengaja aku tidak ceritakan yang kuceritakan hanya sebagian saja.
Di Curup aku kembali ke kegiatanku seperti biasa, hanya bedanya sekarang aku tidak mengajar lagi. Mendengar aku sudah pulang istri pak Kepala Sekolah PGRI bicara pada ibuku kalau pak Kholik memintaku untuk mengajar kembali dan aku bilang ke ibuku kalau aku akan kembali mengajar jika yang meminta itu pak Kholik sendiri, itu kometmenku dulu dikarenakan masalah dahulu.
Ibuku cukup mengerti dengan komitmenku itu, aku ingin mencari pekerjaan dan pengalaman yang lain lagi. Sehari...dua hari... sebulan...dua bulan berlalu dengan cepatnya , tiba-tiba ada berita pak Baduan Sato ( kakek tiriku ) diantar oleh tukang Becak dari Pasar Atas dalam keadaan sakit. Pasar Atas tempat terminal bis antar kota dan angkot. Jika kita ingin ke Jakarta,Bandung,Jogyakarta dll kita naik/turun disana. Selama ini kakek pergi ke jakarta tanpa memberi khabar dimana dia tinggal, tapi tiba-tiba saja datang , untung mbah orang terkenal pada waktu itu sehingga dengan mudah langsung diantar ke rumah mbah.
Dengan teliti mbah mengurus kakek sehingga pelan-pelan berangsur baik, kakekku ini terkenal pelit dan jahat dengan cucu-cucunya serta bapakku . Pernah masku datang ke rumah mbah dan baca koran, waktu itu agak gelap mendekati magrib tanpa berkata apapun lampu langsung dimatikan.
Kita sekeluarga sudah ngerti kalau dia tidak suka dengan kita, dia suka hanya dengan anak adopsinya,anak angkatnya dan keponakannya yang jadi Direktur BPD cab. Curup dimana bapakku jadi anak buahnya.
Kakek sudah enak makan , kali ini mbok Senen masak tumis labu siam dan kakek dengan lahap makan pada waktu itu tapi efeknya , kakek strugnya malah parah, yang tadinya masih bisa bicara sekarang bicaranya jadi susah.
Kakek minta dimasakin sama mbok Senen menu, " Ta cem mpe " awalnya mbok Senen bingung juga tapi akhirnya mbok Senen dan mbok cuci paham juga apa keinginan kakek yaitu minta dimasakin bacem tempe.
Menurut pendapatku sejahat - jahatnya orang pasti ada sisi baiknya , tapi semua tergantung bagaimana kita menghadapinya , hal ini aku alami sendiri.
Kakek selain punya penyakit darah tinggi juga strug , biasanya menurut pengamatan orang banyak asal darah tinggi naik suka gampang marah .
Disa'at kakek sakit orang-orang seisi rumah hati-hati begitu juga aku, aku setiap sore selalu datang tapi tidak ada pilihan aku harus datang ke rumah mbah setiap harinya untuk membantu jika ada pasien datang berobat, kadang ada satu pasien saja, kadang beberapa malah kadang tidak ada sama sekali.
Sudah banyak bidan jadi ,dokter praktek sehingga pasien mbah sudah berkurang dan disamping itu tenaga mbah sudah tidak kuat seperti dulu sehingga tidak terima panggilan jika ada yang akan melahirkan.
Aku kasihan melihat mbah jika tidak ada pasien,tapi semua rizki Allah yang ngatur dan aku tidak bisa membantu karena aku belum kerja, uang pensiun mbah tentu saja tidak cukup. Ditambah lagi kakek sedang sakit , biasa suka rewel dan mbah harus menyiapkan obat-obat untuk kakek. Selain susah berbicara kakek juga jalannya harus dibantu dengan tongkat, kata mbok cuci kakek kadang mirip anak kecil mainan air dikamar mandi ditambah lagi kalau makanannya terlambat datang dia akan marah. Setiap sore kakek selalu di ruang tamu sambil nonton Tv dan di sampingnya disiapkan berbagai makanan dan air teh hangat semuanya dalam satu nampan.