Sejak SMA aku selalu mengalami mimpi yang jadi kenyataan, ada yang cepat terbukti dan ada menunggu beberapa tahun kemudian, ini kurasakan setelah lama baru terjadi. Pertama aku tidak menyadarinya tapi karena sering terjadi akhirnya aku baru menyadarinya, mungkin ini merupakan anugrah dari Allah yang diberikan untuk hambanya, alhamdulillahhh...sebetunyal menurutku pada dasarnya orang mempunyai panca indra ke enam hanya saja mereka tidak diasah sehingga tidak nampak, kata mbahku diasahnya dengan menjalankan sholat wajib, sholat sunah serta berbuat baik in shaa Allah nanti dengan sendirinya akan merasakan.
Karena sering terjadi akhirnya aku menyimpulkan kalau mimpi sekitar jam 1.00 atau jam 2.00 malam ini berarti kejadiannya masih lama bisa jadi 20 tahun lagi atau 10 tahun lagi pokoknya masih lama tapi kalau hampir subuh kejadiannya sebentar lagi.
Mimpi itu ada 3 katagori, mimpi kejadian lama yang membekas di hati sehingga sering muncul dalam mimpi, keinginan yang belum tercapai sehingga sering hadir dalam mimpi dan yang terakhir adalah kejadian yang akan terjadi.
Karena sering terjadi teman-temanku sesama guru di Sekolah sering minta pendapatku tentang mimpinya, pernah temanku mba Endang bermimpi pada waktu masku pacaran dengan mba Endang, aku mengatakan pada mba Endang akan segera menikah tapi dalam hatiku bukan dengan kakakku dan aku tidak utarakan hanya akan menikah saja, akupun menceritakan tentang mimpiku kalau aku mendekati bukit dimana masku sudah diatas sedang aku masih dibawah.
Dalam kenyataan masku telebih dahulu menikah tapi bukan dengan mba Endang.
Ada kejadian ketika masku mau pedekate ( pendekatan) sama mba Endang, ketika itu malam minggu masku mengajak aku ke rumah mbak Endang di Dwi Tunggal Ujung. Sesudah magrib kita berangkat naik motor bapak, tahu sendiri motor bapak suka mogok dan hanya pemiliknya yang tahu menjinakkannya he he he .. agar tidak mogok ketika pulang dari rumah mbak Endang jarak 5 meter benar saja motor mogok, untung saja mogoknya bukan di depan rumah mbak Endang, " Tik...... kamu turun dan dorong " perintah masku, aku mau turun dari motor dan sempat tertegun sejenak karena terkejut " Turun Tuti ! " kakakku mengulang kembali perintahnya, aku cepat-cepat turun, ampun masku ini, aku ini wanita bukan pria masak aku di- suruh dorong motor , inilah keistimewaan masku dia tidak bisa membandingkan antara pria dan wanita , enggak heran dia belum punya pacar karena posesif,tidak romantis dan egois serta di rumah termasuk yang paling galak.
Dengan berusaha keras aku mendorong motor sambil setengah lari, lumayan ngos-ngosan dan akhirnya motor jalan kembali sementara aku tertinggal masih dalam keadaan sangat capek " Cepat kesini ! " perintah masku sambil diatas motor setengah jalan, dengan setengah berlari aku menghampiri motor dan segera berusaha naik motor yang setengah jalan, yachhhhh ampunn...aku ini wanita bukan pria, kalau pria akan mudah naik ke motor yang setengah jalan, dengan berusaha keras akhirnya aku bisa naik dan kita lanjut pulang. Begitulah karaketer masku yang unik .Masku pada akhirnya pacaran dengan mba Endang, setiap malam minggu selalu apel ke rumah mba Endang dan aku tidak lagi menemani. Tapi dasarnya masku tidak agresif alias posesif dan belum kerja sehingga lepas , diam-diam mba Endang menjalin hubungan dengan teman sesama guru walau belum jadi guru tetap pak Damar punya penghasilan lain, dia hobby melukis dan aku memesan lukisan darinya yang mana lukisan diriku terpampang di ruang rumah keluarga, mungkin berlandaskan itu mbak Endang pindah ke lain hati disaat masku kembali ikut Ujian Negara di Jogjayakarta, aku memang memutuskan tidak ikut Ujian Negara dulu karena aku ingin memberi kesempatan masku lulus terlebih dahulu agar dia tidak merasa minder dan agar kepercayaannya sebagai anak yang lebih tua kembali lagi,
sehingga aku mengumpulkan uang dulu untuk ikut ujian berikutnya.
Bagaikan disambar petir aku mendapat khabar dan undangan dari mba Endang, ternyata mimpi mba Endang yang dicerittakan ke aku menjadi nyata serta perasaanku yang mengatakan mba Endang menikah dengan orang lain ternyata benar, mimpi yang jadi kenyataan........ aku sempat agak marah dengan mba Endang yang selingkuh dengan temannya sendiri menghianati maskku, tapi akhirnya aku berpikir mungkin jalan yang terbaik dari Allah, bukan jodohnya.