VEF Blog

Titre du blog : Otobiografi
Auteur : Tutisunaryati
Date de création : 07-06-2018
 
posté le 11-09-2019 à 15:17:32

          Pak Purwanto bercerita kalau dia di Muara Aman mengajar di SMA swasta dll, aku hanya mendengarkan saja ceritanya dan seperti biasa kalau ada teman datang emak selalu menyiapkan lotek untuk temanku. Tentu saja sebagai tuan rumah yang baik aku selalu ramah apa lagi dia jauh-jauh datang dari Muara Aman perjalanan yang cukup melelahkan.

          Sejak dia datang ke rumahku dia semakin rajin titip salam, lewat kak Amrun maupun lewat ibunya kak Amrun karena ibunya kak Amrun sering ke Muara Aman. 

          Ketika ibunya kak Amrun beli lotek dia cerita ke ibu dan emak serta aku kalau Purwanto suka padaku katanya aku baik , manis ,ramah dll pokoknya segala macam tentang aku, tapi efek dari itu menjadi beban untukku karena melihat aku tidak merespon  ibuku mulai lagi dechhh.... mendesak agar aku segera menikah karena teman-temanku banyak yang sudah menikah " Tuti kapan mau nikah, ada yang mau kamu enggak suka , ingat umurmu, jangan sampai nanti dilangkahi  Ririn "   hanya  bapak yang mengerti aku, bapak selalu membelaku " Jangan suka mendesak Tuti, biarkan Tuti memilih sendiri jodohnya" itu yang selalu bapakku bilang ke ibu.        Aku selalu bilang ke ibu, aku akan menikah dengan pria yang aku cintai, sebab kalau aku tidak cinta bagaimana bisa hidup dalam satu rumah, bukan surga yang didapat  tapi malah nereka yang didapat  karena tidak nyaman.                                              Dalam rumah tangga kenyamanan itu penting, aku tahu kalau Purwanto itu baik, tapi kalau aku tidak jatuh cinta padanya tidak bisa dipaksa.

          Ibu dan mbok cuci selalu bilang cinta bisa nanti menyusul, begitu juga ibunya kak Amrun senang banget jika aku sama Purwanto. Aku pusing dibuatnya karena tiap hari hanya itu ... itu saja yang dibahas, aku sudah tegaskan bahwa rumah tangga itu bukan untuk setahun dua tahun tapi untuk selamanya, akhirnya aku punya cara jitu menghentikan masalah ini " ok... aku mau tapi tidak menjamin untuk selamanya, kalau mau cuman untuk setahun dua tahun " alhamdulillahhhh ...... ternyata caraku mengelak berhasil , akhirnya ibu dan yang lainnya tidak pernah memaksaku lagi.

          Heri  (pacarnya Ririn)  dapat tugas kerja di Muara Aman juga dia satu rumah dengan kak Amrun dan Purwanto juga,Heri satu kerja dengan kak Amrun di PU dari dulu Heri selalu curhat padaku jika ada masalah dengan Ririn aku yang jadi juru pendamai mereka, pernah kata Heri ini membuat Ririn cemburu sebab Heri selalu memujiku, aku maklum sebab aku belum punya pacar padahal enggak mungkinlah aku mau dengan pacar adikku, Heri bagiku bagaikan adik sendiri.

          Banyak orang bilang kalau aku lebih tertarik pada orang bule,padahal enggak juga  hanya  saja memang  teman sahabat  penaku  kebanyakan orang bule sampai sampai seisi rumahpun beranggapan begitu padahal teman buleku banyak wanita.

          Kembali lagi ke Heri.... Heri selalu bilang tentang Purwanto kalau dia merasa jadi pacarku, padahal Heri tahu benar kalau aku menggap Purwanto teman biasa tidak lebih dan Heri bilang kalau Purwanto disukai cewek sana , dia pernah mau ngapel ke cewe sana serta berpesan jangan bilang ke aku, lho... memang aku pacarnya kalau dia ngapelpun itu haknya tochhh .. aku tidak ada hubungan apapun sama dia.

          Kata Heri Purwanto pindah ke Jambi dan berpesan ke Heri untuk disampaikan ke aku bahwa kepergiannya dari  Muara Aman karena ingin  menghindar  dari  cewe Muara Aman yang mengakibatkan aku marah, lhooo... dia benar-benar salah paham  kalau perasaannya bertepuk sebelah tangan kalaulah dia tahu aku tidak menyampaikan salam karena aku tidak mau memberi harapan,salamku hanya salam sebagai te-man. Katanya Heri  lagi dia benar-benar merasa bersalah ke aku, ada-ada saja. 

          Aku punya feeling nanti dia akan kirim surat dengan nama samaran , enggak tahunya betul siang ini mendapat surat dari Jambi dengan sipengirim Purwanti.. aku tersenyum tidak salah lagi pastinya Purwanto ternyata dugaanku benar, didalam su-rat dia memohon maaf kalau dia diganggu sama  cewe Muara  Aman sehingga  aku marah dan minta aku memaafkannya serta minta aku membalasnya , lalu aku balas suratnya bahwa dia salah paham selama ini aku, aku hanya menganggap dia teman. Setelah itu dia tidak berkirim surat lagi itu bagus.. karena kebaikan dari lawan jenis jangan disalah artikan , pengalaman untuk dia dan aku juga.