VEF Blog

Titre du blog : Otobiografi
Auteur : Tutisunaryati
Date de création : 07-06-2018
 
posté le 10-09-2019 à 07:58:35

          Pagi harinya aku kerumah mbah Ida dan lainnya tanya  kapan aku  menikah ? bla .. bla... bla...pokoknya bikin kuping ini panas, memangnya menikah itu gampang seperti beli pisang goreng, kapan mau langsung dapat, ini masalah hati tidak semba-rangan untuk menjatuhkan pilihan. Banyak aku dengar orang sering bilang pilih-pilih sichhh .... yachhh jelas pilih-pilih , pilih yang baik... pilih yang cocok,pilih yang berta-nggung jawab....... pernikahan bukan untuk main-main tapi untuk selamanya, kalau hanya untuk mendapatkan status menikah aku juga bisa .

          Akhirnya Neni diboyong sama suaminya ke Cilegon dengan bahagia mbah melepaskan anak kesayangannya , aku hanya bisa berdoa agar perkawinannya langgeng ,aamiin.

          Selang kira-kira seminggu kemudian Neni pulang ke Curup katanya kabur me-ninggalkan suaminya karena merasa tidak cocok, lho...... . kok bisa begitu bukannya mereka dulu pernah pacaran ....... tapi yang aku dengar khabar burung katanya pada waktu itu Aswan sedang dalam keadaan labil dan menurut saran seseorang dia akan normal kembali jika dinikahkan dengan pacarnya ketika dia masih SMA nachhh........ tidak lain yaccchhhh Neni , akhirnya mereka nikah dechhhh ... pantas aja nikahnya mendadak dan yang aku dengar lagi Neni di Jogyakarta punya pacar yaitu temennya adikku namanya Harsoyo yang  dari Ponorogo tapi kuliah di Jogyakarta.

Pantas aja Neni kabur  karena tidak cinta  lagi sama Aswan dan  sudah punya pacar, jadi  Aswan adalah cinta masa lalu SMA ,nacchhh.... kalau ini aku tidak tahu apakah mbah sudah tau apa belum.  Pertama aku pikir beruntung......... ternyata dugaanku meleset, apa  yang  aku bilang  pernikahan itu  perkara bukan  asal  nikah  ternyata  benar , ada pepatah bilang " rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita " artinya orang lain kelihatannya bahagia lebih dari kita, ini perlu kita cermati kebanyakan du-gaan kita itu tidak selalu benar, kadang justru kitalah yang bahagia.

          Bapakku  masih seperti  biasa selalu mengantar aku berangkat mengajar tapi jika motor bapakku mogok dan di bengkel aku suka jalan kaki berangkatnya maklum motor lama , walau bapak bekerja di Bank hanya bapak yang tidak kaya berbeda de-ngan teman-teman bapak baru kerja sudah punya rumah bagus dan mobil, itu karena bapak jujur, kata bapak orang mengucapkan terima kasih bapak sudah cukup senang karena kata bapak memang sudah tugas bapak.  Bapak di Bank bertugas bag. Kredit.           Pernah kukatakan sebelumnya jika tidak  dibantu dengan  usaha emak  belum tentu cukup, karena untuk menghidupi lima orang anak dan semuanya sekolah walau si bungsu Taman Kanak (TK) semua butuh biaya. 

Waktu zaman aku kecil untuk masuk SD tidak harus masuk TK 5Taman Kana-kanak), bisa langsung masuk SD jika sekiranya anak itu mampu. Tapi untuk masku dia masuk TK. Zaman sekarang harus masuk TK dulu baru boleh masuk SD. 

          Aku kalau berangkat ngajar pas jalan naik arah atas Sukaraja ketika pulang di depan rumah orang aku tidak tahu dan aku tidak ingin tahu rumah siapa itu ada beberapa pemuda suka menggangguku sambil nyanyi " Ibu guruku cantik sekali ..... " mereka tahu kalau aku seorang guru sebab ketika pulang aku selalu di-iringi dengan murid-muridku. Aku cuek tidak menggubris anak muda yang iseng.

          Masih berkisar soal cinta nichhhh..... ada seorang guru baru datang dari Jawa Tengah namanya Sri Purwanto, orangnya berkulit hitam manis, hidung mancung dan berperawakan tinggi dia mengajar di SMP PGRI di Sukaraja aku sempat kenalan se-bentar karena dia tidak lama mengajar di SMP  PGRI lalu dia pindah ke Muara Aman tapi tiba-tiba saja aku mendengar khabar tentang dia dari kak Amrun tetanggaku, itu juga secara tidak  sengaja dan akhirnya  setiap pulang  dari Muara Aman kak Amrun selalu menyampaikan salam darinya untukku, kak Amrun kerja di PU dan ditugaskan di Muara Aman serta satu rumah dengannya, karena sering titip salam sebagai teman walau belum lama kenal maka aku bilang salam kembali dan kalau ke  Curup mampir kerumah. Benar saja ketika dia Curup di mampir ke rumah, sebagai tuan rumah yang baik aku selalu ramah,  seisi rumah  suka aku  didatangi seorang pria terutama ibuku karena jarang sekali ada tamu pria yang datang kecuali teman pria ketika SMA itu ju- ga murni untuk  belajar atau teman pria datang kerumah walau temanku tapi dia juga teman masku dan tentu saja tujuan datang untuk masku.