Peternakan ayam om semakin lama semakin banyak dan barang tentu ini menggangu tetangga kiri kanan karena baunya walaupun kandang sering dibersihkan, oleh sebab itu om berencana pindah ke Sleman mencari rumah yang halamannya luas sehingga tidak menggangu tetangga. Disamping itu om ingin memperluas usahanya setelah pensiun. Mendengar itu aku sangat senang ini kesempatan aku untuk kost sehingga aku bisa fokus untuk skripsi dan ujian.
Dari pada tidak ada yang dikerjakan lebih baik aku pulang ke Curup disamping itu Keluarga Blunyah juga akan pindah ke Sleman, jadi pikirku lebih hemat aku di rumah orang tuaku. Di Curup aku bisa mengumpulkan uang lagi.
Setelah Skripsiku di ACC oleh Dosen Pembimbing, maka aku tinggal mengetik saja , untuk itu lebih baik aku mengerjakannya di Curup akan lebih tenang. Lagian bulek juga akan pindah. Selama aku di Curup aku seperti biasa aku membantu emak jualan, mba Das dan anaknya pertama tinggal di rumah beserta suaminya juga.
Aku dan adikku Indah kalau malam tidur di ruang tamu di depan TV dengan menggelar kasur disana, biasanya bapak disekitar kita diletakkan kursi rotan dan meja sebagai penghalang. Pernah kejadian aneh terjadi disana , waktu tengah malam aku tertidur lelap aku terbangun dikarenakan Tindien ( Tindien adalah disaat tidur kita diganggu syetan antara setengah tidur dan kuping berdengung susah untuk bangun, kadang orang menamakannya Erep-Erep ), aku berusaha bangun tapi susah sekali aku membaca ayat Kursi, semakin kubaca ayat Kursi berulang-ulang semakin menjadi-jadi dan akhirnya aku bangun, tiba-tiba kursi didekatku bergerak seperti ada yang menggoyangkan dengan bersuara, aku berpikir ada apa gerangan ini, tidak ada mobil truk lewat dan tidak ada gempa kursi bergerak sendiri, aku mengucek mataku kalau aku salah lihat ternyata kursi tetap bergerak. Indah adikku bangun dan mengajak aku pindah ke kamar emak di belakang dengan mata masih mengantuk kita membawa bantal menuju kamar emak dan melanjutkan tidur.
Paginya Indah bilang kalau malam dia mendengar suara kursi bergerak, kiranya bukan aku saja yang dengar . Rumah yang kita tempati memang serrem , kadang aku mendengar suara orang berjalan memakai sepatu karena lantainya papan jadi suaranya jelas dan anehnya suara sepatu orang berjalan hanya sekitar kamar makan. Begitu juga di ruang jualan pernah aku melihat seorang wanita dengan memakai kebaya tempo dulu , berkonde dan bermuka bulat serta memandangku dengan mata hampa, waktu itu aku ingin menunjukkan kepada orang lain tapi tanganku berat diangkat tapi setelah menghilang tanganku bisa diangkat. Anehnya aku tidak merasa takut aku biasa aja waktu melihatnya.
Ada kejadian yang enggak pernah aku lupakan, aku kadang pergi kondangan mewakili ibuku dan kali ini aku ngajak Lia anak mba Das yang masih kcl,tentu saja anak kecil senang banget dengan berpakaian bagus dan bedak dia minta pakai lipstick juga. Setelah selesai mendadani Lia akhir kita berangkat selama dalam perjalanan aku perhatikan Lia bibirnya tidak mengatup mungkin dia takut hilang terhapus lipsticknya, dasarrrrr.... anak kecil he he he he setelah sampai ditempat kondangan dia tidak mau makan dengan alasan takut lipsticknya hilang, kalau tau gini lebih baik Lia tidak pakai Lipstick...... jadi ingat aku masih kecil hanya bedanya kalau aku tetap makan enggak peduli kalau masalah makan lanjut he he he
Aku bosan juga dengan kegiatan sehari-hari akhirnya aku isi dengan mencari teman di Majalah Sahabat Pena dan kutemukan teman sahabat pena dari Inggris, lumayan nichhh belajar dan melatih bhs. Inggrisku. Nama temanku yang pertama ini Mark Lavine di panggil Dave; Dia kerja di Bank London dan masih single katanya.
Aku mulai mengenal sahabat pena th 1985 , kiranya adikku Ririn juga tertarik ingin mencoba bersahabat pena tapi tidak bisa bhs. Inggris dan dia minta bantuan padaku untuk membuat surat dalam bhs. Inggris dia menemukan alamat di Majalah Sahabat Pena tapi dia tidak dibalas hanya aku yang dibalas.
Akhirnya aku berteman dengan Mark Lavine dan aku sering cerita tentang Indonesia pada teman baruku ini. Aku senang bisa mengenal dan punya teman dari luar negeri selain untuk memperlancar bahasa , aku bisa bercerita tentang negaraku kebudayaannya serta traditionalnya juga aku juga dapat mengenal negera lain.
Aku bahagia ketika aku dapat post card dari negara lain , keinginan tahuku tentang negara lain semakin kuat aku sering mengirim surat ke Kedutaan Negara lain minta Info dan sering dibalas dan aku sering dapat banyak info dari mereka, maklum pada waktu itu internet belum ada jadi untuk mengetahui tentang negara lain hanya dari buku,dan info brosur dari kedutaan negara yang bersangkutan.