Setelah sampai di rumah; aku ceritakan semuanya sama bulek, " Itukan mas Ari yang seminggu lalu kesini " aku terus terang tidak tahu kalau pemuda yang misterius yang suka ngintip dibalik pintu adalah pemuda yang sama , yang datang kerumah bulek Ntah dari mana awalnya pokoknya bulek dan Warti sering membicarakan mas Ari, kalau dia semester akhir di Fakultas Pertanian di UGM dan sedang nyusun Skripsi .
Bulek dan mbah Noto heran karena tidak biasanya mas Ari mau datang ke rumah bulek, akhirnya mereka berpendapat pastinya dia punya rasa, aku tidak peduli dengan ceritanya karena sering digosok-gosok akhirnya aku peduli juga.
Ini pelajaran untukku jangan suka membenci seorang pria nanti akan berubah dari benci jadi cinta. Kapok dechhhh... enggak mau benci lagi he he he he
Sejak itu aku sering berkunjung ke rumah mbah Noto, malah pernah mbah Noto ngajak aku dan cucunya yang masih kecil untuk menemani ke pasar Bringharjo naik becak. Mbah Noto baik sama diriku.
Kadang mbah Noto ke rumah bulek untuk tusuk jari dan dari situ aku tahu kalau mbah Noto sangat senang jika aku bisa menikah dengan cucunya, katanya yang disampaikan ke bulek " Malahane dadi nyambung sedulur seng wes putus" ( malahannya bisa menyambung saudara yang terputus) , sampai begitukah mbah Noto menginginkan aku menikah dengan cucunya sedang aku dengannya baru dua kali ngobrol ditemanin mbah. Apa mungkin keinginan mereka terlaksana.
Beginilah kalau belum ada apa-apa orang tua sudah nimbrung, karena sering digosok-gosok akhirnya aku suka juga. Tapi apa mungkin jadi sedang kita saja belum pernah pergi berdua atau ngobrol layaknya sepasang sejoli.
Awalnya dik Ndaru hanya untuk keluarga sekarang tambah lagi untuk umum, walhasil aku tambah pekerjaan beres-beres sebelum buka karena yang menunggu giliran duduk di tikar,sementara bulek bagian pendaftaran. Pagi-pagi sekali sudah banyak orang mengantri dan bukanya sabtu dan minggu, kalau hari biasa untuk saudara belum lagi sibuk dengan peternakan ayamnya, bagaimana aku bisa belajar hanya untuk beberapa jam karena begitu malam aku sudah capek. Kadang aku ingin menangis ......belum lagi om rewel dalam hal masakan, " Tuti ... nanti kalau masak tolong tambah ini, tambah itu ... " biasanya om kalau bilang ketika kita makan bersama, jadi aku selera makannya berkurang, aku hanya bisa bilang " Baik om " Karena disiplinnya pernah om buat peraturan " Ndaru,Nano,Yanto,Tuti dan Warti; jam 7 malam TV jangan di hidupkan, boleh nonton TV dibawah jam 7 " kita hanya bisa bilang iyaaa... bisa dibayangkan boring tanpa hiburan, apa lagi aku yang banyak pekerjaan dan kalau pulang cepat dari kuliah aku harus mematuhi peraturan tanpa ada hiburan, kadang aku iri sama tetangga sebelah yang orang Bandung, mereka kudengar tertawa lepas dengan orang tuanya dan sering becanda dan beda dengan di keluarga omku... Tetangga sebelah kanan rumah bulek orang Bandung dengan dua putri dan satu putra yang menginjak remaja dan cantik-cantik, kadang aku tertawa sendiri melihat tinggkah mereka, mereka orang kaya rumahnya selain di Jogyakarta ada juga di Temanggung, kadang mereka bingung mau tidur di Jogjayakarta atau di Temanggung, hal ini aku tahu ketika berbicara tanpa sengaja aku mendengarnya, orang kaya sampai bingung untuk tidur.
Sementara itu orang tuaku masih mengontrak, itu juga yang bayar uang kontrakan per bulan yang bayar emak, tapi semua itu kita patut syukuri karna kahidupan kita lebih baik dari pada waktu tinggal di Jakarta, akupun tidak menyangka bisa kuliah walau jurusannya tidak sesuai dengan keinginanku.
Gosip tentang akupun merembah seisi rumah , sampai masku bilang " Aku tak rela jika aku dilangkah, kalau aku dilangkah sebagai pelangkahnya aku minta Motor "
mendengar itu aku tidak menjawab, sebab ini hanya dugaan mereka saja tentang perjodohan itu, sedang aku tidak tahu tentang mas Ari apa dia sudah punya pacar atau belum, tapi mbahnya menginginkan aku menjadi cucu mantunya.
Di kampus aku dekat sama kak Roland dan kakak-2 tingkat lainnya satu rombongan kalau kita pulang Renang , karena kak Roland perhatian padaku sedang aku menganggapnya sebagai kakak tidak lebih, hal ini membuat cemburu temanku Catur, kiranya dia cinta pada kak Roland. Pernah kak Roland ngajak photo berdua denganku , Catur dengan nada agak marah " Kak Roland bukan milik Tuti ! dia milik semua orang " aku kaget kok tiba-tiba saja Catur bilang seperti itu padaku, kiranya kak Roland tahu kalau Catur cinta padanya, sejak itu aku menjauh dari rombongan kak Roland dan tidak mau dekat lagi sama kak Roland, karena aku tidak ingin membuat catur cemburu yang menimbukan masalah padaku, aku tidak sempat lagi memikirkan masalah yang tidak perlu, aku ke Jogyakarta untuk menuntut ilmu, bukan untuk cinta-cintaan. Sejak itu aku menjauh dari mereka sehingga aku pulang dan pergi ke Kampus sendiri .
Malah aku pernah pergi Renang naik sepeda tanpa rem, ketika berangkat begitu di jalan arah UGM sepedaku menabrak motor yang melintang di jalan , pada waktu itu pagi, ramai dengan orang yang berangkat kuliah ke UGM dan UII , Kolam Renang dekat UGM disebelah Lapangan Tenis , nama Kolam Renangnya Colombo. Untung aku tidak apa-apa sebab dibelakangku mobil angkot. Banyak orang yang didalam angkot teriak karena kagetnya dan rem mendadak dari si supir angkot.
Sejak itu aku tidak berani lagi naik sepeda di jalan ramai tanpa Rem dan aku setiap berangkat renang selalu naik angkot sampai simpang Jetis,selebihnya jalan kaki ke rumah Blunya Gede.