Hari Sabtu dan minggu seperti biasa bulek Ros ke Blunyah Gede, kali ini bulek membawa lulur katanya walau taruni kewanitaan tetap di jaga dan aku mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. Aku sangat bahagia jauh dari orang tua ternyata ada yang memperhatikan. Hari-hari berjalan seperti biasa masak sebelum berangkat kerja,membantu memberi makan ayam atau mengambil telur sehingga aku susah untuk belajar. Waktuku lebih banyak untuk kegiatan rumah, pulang kuliah malam dan sudah capek serta masih mengerjakan pekerjaan lainnya.
Aku mendengar dari pembicaraan om dan bulek, kalau om ingin memperbesar usaha ternaknya dengan menambah beberapa kandang , sebelum perombakan rumah bagian belakang dengan menambah kamar untukku dan rencana akan membawa orang dari Gunung Kidul untuk membantu pekerjaan di rumah dll.
Sekarang aku punya teman sekamar dan punya kamar baru, kamar kita dekat ruang makan serta disebelah kamar kita kandang ayam yang baru, teman sekamarku itu seorang gadis katanya dari Gunung Kidul sekampung dengan om. Umurnya dibawah umurku sekitar tiga tahun, berambut panjang,kulit putih,tinggi hampir sepantar dengan diriku,seperti gadis jogyakarta lainnya tutur katanya halus dengan bahasa jawa yang halus juga beda denganku walau aku kelahiran Jogjayakarta tapi aku tidak halus lagi, karena aku dibesarkan di perantauan. Tak heran mbah Musri selalu membandingkan aku dengan Warti, kata mbah Musri " Tuti iku ora ndui ungah ungguh " artinya Tuti itu tidak punya sopan santun, itu yang aku dengar , yaacchhh inilah aku , aku adalah aku... aku maklum mbah Musri bilang seperti itu karena sebagai orang tua , beliau pasti kaget melihat tindak tandukku beda dengan orang jawa.
Mbah Musri adalah ibu asuh bulek, sejak kecil bulek diasuh dengan mbah Musri, karena mbah Ida merantau maka anak-anak mbah Ida ditinggal.
Yang aku tahu bapakku tinggal sama buyut, mbah Haji Ilyas,hanya itu yang aku tahu. Ohhhhh yachhhh .. mbah Musri punya anak laki-laki namanya mas Jasman, aku memanggilnya mas Jas. Aku kalau kerumah mbah Musri selalu minjam buku novel sama mas Jas, buku koleksi mas Jas lumayan banyak, malah aku dikasih buku novel karangan Anne Hansham , aku suka Pengarang luar seperti Anne Hansham,Violet Winsphere,Barbara Cartland, Anne Marther dll. Sejak itu aku jadi suka mengoleksi Novel . Koleksiku ada di rumah orang tua tapi sekarang aku tidak tahu lagi yang aku dengar sebagian sudah hilang ntah kemana.
Aku lanjutkan lagi ceritaku, Warti disekolahkan sama om di KKPA Sekolah untuk pegawai yang ingin mendapat izasah SLTA jadi sekolahnya dari siang sampai malam seperti diriku, sehingga aku sering berangkat bareng ,kita selalu mencari jalan singkat di Petinggen, tapi kalau malam hari aku tidak berani lewat sana dan aku lewat jalan normal yaitu jalan besar, cukup jauh tapi enggak apa yang penting aman.
Aku baru tahu ternyata dik Ndaru pinter pengobatan tusuk jari dan dik Ndaru pinter ilmu bela diri juga, bulek Ros adalah pasien tetapnya .
Seperti biasa bulek Ros kalau datang selalu menyapa aku dan aku sering mencari ubannya bulek Ros, kami akrab dan pernah aku diajak sama bulek Ros ikut Tour ATK ke Pantai Gombong Kebumen dan Batu Raden, di Batu Raden aku suka sekali dengan hawanya yang dingin, kita masuk kedalam Gua dan didalamnya ada beberapa patung , didalam Gua mengalir sungai kecil yang airnya jernih serta didalamnya sebagai penerangan diletakkan neon yang dihubungkan dengan tenaga listrik. Aku melihat banyak orang cuci muka disungai kecil yang jernih itu , " Tik cuci muka sana, menurut cerita cuci muka disana untuk awet muda " kata bulek, pikirku itu mitos, tanpa diperintah kedua kali kakiku melangkah ke sungai dan aku mengikuti seperti orang kebanyakan yang ada disitu cuci muka, dengan bantuan kedua telapak tanganku kuambil air bening lalu kubasuh ke mukaku " hmmmmmm...
segarrr " Air segar dan bening dari Pegunungan.
Terus terang karena aku banyak pekerjaan dan pulang kuliah malam, waktu untuk belajar jadi tersita kadang aku menagis aku tidak punya banyak waktu untuk belajar, belum lagi kalau aku bangun kesiangan aku tidak enak sama bulek, kalau masku kelihatannya menikmati karena laki-laki disini menurut pandanganku agak di istimewakan, inilah resiko tinggal dengan saudara tapi apa boleh buat semua harus aku jalani, untuk pindah ngekos tidak mungkin aku takut hubungan saudara akan rusak dan orang tuaku bukan orang kaya .
Seandainya aku bisa ngekost dan bisa belajar penuh, sudah salah masuk jurusan aku susah untuk belajar juga,tak heran aku dalam mata pelajaran tidak unggul.
Setiap hari Rabu aku belajar Renang dan Dosen pembimbingnya dari Angkatan Laut, jika pak Dosen belum datang kita para taruni dikolam renang hanya ngobrol, tak heran aku tidak bisa renang karena setiap renang aku tidak sungguh-sungguh belajar. Mukaku jadi rusak karena selalu renang disaat air kolam kotor sehingga berkulit hitam dan belang-belang putih, atas anjuran bulek Yun yang dapat resep dari seseorang aku membuat campuran daun pepaya,belerang , minyak tanah semua di c jadikan satu dan alhamdulillahhh kulit mukaku normal kembali.