VEF Blog

Titre du blog : Otobiografi
Auteur : Tutisunaryati
Date de création : 07-06-2018
 
posté le 11-08-2018 à 16:20:17

            Ibuku berpesan padaku " Tuti sekarang lagi musim culik banyak anak kecil diculik untuk tumbal"  . Pada waktu itu sedang pembuatan Jembatan Semanggi yang terkenal . Banyak orang dari kalangan orang dewasa dan anak-anak sepantarku tersebar gosif , banyak culik untuk tumbal jembatan. Makanya ibu berpesan " hati'hati jika ada orang yang tidak dikenal memberi sesuatu atau iming-iming sesuatu jangan mau " itu pesan ibuku dan selalu kuingat karena aku tidak ingin ibuku kuatir.

          Pernah pulang dari sekolah saya dan beberapa teman mencari jalan singkat lewat perumahan elit dan ada seorang lelaki yang tidak dikenal menyapa kita, kitapun langsung ambil langkah seribu , setelah tidak nampak lagi orang tersebut baru kita narik nafas lega... 

          Pagi-pagi seperti biasa aku dan beberapa teman berangkat sekolah dengan berjalan kaki, jika berangkat kita selalu mengambil jalan besar walau jauh sedikit tidak apa, pas dijalan ada seorang laki-laki memakai pakaian warna putih,celana  panjang dan sarung kotak-kotak diselempang di bahu serta memakai peci hitam, ketika aku berjalan disampingnya dan teman-temanku dibelakangku, orang itu menoleh kearahku " ecchh neng mau sawo ? " aku lihat tangannya di dalam sarung kotak-kotak dan aku curiga, dalam hatiku kalau memang didalam ada sawo kenapa dia tidak memperlihatkan sawo yang mau dibeerikan kepadaku..... , aku ingat pesan ibuku oohhhh jangan-jangan , aku menggeleng dan kupercepat langkahku untuk menjauhi orang itu.

         Sekolah zamanku tidak memakai seragam walau SD Negeri berpakaian bebas,pakai sepatu atau pakai sandal dan dapat susu,kue dari jagung atau sagon serta vitamin. Vitamin yang disedia kapsul minyak ikan. 

          Didalam ruangan disusun kursi dan meja, lalu dimeja disediakan secangkir susu,sepotong kue jagung atau sebungkus sagon dan dua butir kapsul minyak ikan. 

          Ini rutin dilakukan sehingga aku bosan karena selalu minum susu, kadang aku duduk yang dekat jendela sehingga memudahkan aku buang susu lewat jendela dan guruku taunya aku selalu habis , dia berkata bagus biar sehat dan pintar yaaa....       ( aduhhh jangan ditiru perbuatanku ini, ini tidak bagus) ,anak kecil yang tidak tahu kalau semua itu untuk kesehatan sendiri, mungkin semua anak akan sama jika menghadapi seperti aku.

          Pulang sekolah sepupuku mengajak kerumahnya, tidak jauh dari Sekolah hanya melewati Pasar Mampang Prapatan ,kita lewat kampung untuk ke Jalan Jendral Subroto, sepupuku Yuli anaknya pendiam dia duduk di bagian kelas satu yang masih kecil. Dibarisan Yuli ada anak perempuan yang paling nakal aku dan teman-temanku memanggilnya Ningsih orang tua, padahal nama yang sesungguhnya Ningsih.

          Yuli sering nangis dibuatnya dan aku sering membela sepupuku itu.

          Aku lanjutkan lagi, dalam perjalanan ke jln. Jalan Jendral Subroto ke rumah bulekku kenakalan anak kecil dilakukan oleh sepupuku yang pendiam ini, dipinggir jalan ada seorang kakek dengan keranjang buah ada sawo dan kecapi serta buah lainnya,dengan ciri khas kopiah hitam serta sarung diselempang dibahu si kakek menunggu dagangannya sambil mengantuk, sepupuku mengambil  satu buah kecapi dan sawo dr keranjang dan diberikannya kepadaku untuk" mba simpan dong" sambil menyerahkan,awalnya aku tidak mau " Jangan seperti itu Yul, kasihan kakek itu "

Dia memaksa agar aku menyimpannya,akhirnya aku simpan didalam tasku dengan berat hati terpaksa aku lakukan,aku tak tega melihat matanya yang memelas.

          Begitu jauh dan tidak terlihat lagi , " mana sawo dan kecapinya mba ? , aku ambil dari dalam tas sekolahku dan kuserahkan ke Yuli, sejujurnya aku tidak setuju dengan perbuatannya. Tapi kenalan ini membengkas dihatiku hingga kini.