VEF Blog

Titre du blog : Otobiografi
Auteur : Tutisunaryati
Date de création : 07-06-2018
 
posté le 11-07-2018 à 17:30:18

          Th 1968 awal aku masuk sekolah, pada waktu itu masuk sekolah SD (Sekolah Dasar) tidak harus melalui Sekolah Taman Kanak-Kanak. 

Cukup dengan tangan diletakkan diatas kepala dan jika menyentuh kuping boleh masuk SD, karena aku ingin sekali sekolah maka jauh hari sebelum pendaftaran sekolah aku latihan terus agar diterima sekolah.

         Pendaftaranpun tiba dengan diantar bapakku aku tiba di SD Mampang Prapatan, SD Negeri, banyak anak-anak sepantar aku disana untuk mendaftar.

Dengan rasa dag dig giliran aku dites tangan kecilkupun dengan mudah menyampai telinga karena hampir tiap hari aku latihan, alhamdulillahhh  akhirnya diterima juga aku jadi murid SD, masku bersekolah di SD yang sama hanya masku lebih dahulu masuk sekolah. Sekolahan kita dekat Pasar Mampang Prapatan.

          Pada hari yang ditentukan akupun masuk sekolah ,pada waktu itu SD belum mewajibkan muridnya memakai seragam dan aku memakai pakaian bebas.

          Hari yang cerah menyambut kedatanganku di ruangan SD kelas 1 , aku duduk dibarisan sebelah kiri yang diperuntukkan anak kelas satu yang besar dan yang disebelah baris disebelah kanan diperuntukkan SD kelas 1 kecil.

          Aku melihat anak perempuan kecil rambut lurus hitam,kulit sawo matang dengan muka berbentuk oval duduk di barisan kanan, nachhhh itu dia sepupuku Yuli.

          Yuli anak dari bulekku anak, jadi mamanya yuli adik bapakku.

          Ruangan kelas 1 cukup besar , ada empat baris kursi dan berlantai semen adapun didinding sekolahku terbuat dari kayu dan di cat kapur berwarna putih dan atasnya didinding memakai kawat agar udara masuk tidak panas.

          Hari pertamapun kulalui dengan bahagia, bertambah teman,suasana sekolah yang menyenangkan perkenalan para dari teman ada yang lucu dalam perkenalan, sehingga membuat guru dan teman-teman lain tertawa semua kuceritakan pada bapak dan ibu dirumah.

          Aku punya om dan bulek tinggal di Gatot Subroto, tepatnya di tempat yang sekarang dijadikan Musium ABRI Satia Mandala. Saya sering diajak bapak kerumah bulek dengan mengendarai sepeda,kelihatan bapakku sering kesana membicarakan masalah kerja maklum om dan bapak satu kerja hanya bagiannya saja yang berbeda, omku menjadi orang kepercayaan boss dan tidak heran keluarga om berkecukupan alias kaya ,pada waktu itu punya mobil,tinggal di rumah gedong dengan halaman luas ada pohon rambutan,buni dll. Omku anaknya banyak tapi aku lupa pada waktu itu hanya aku ingat ada anak perempuannya yaitu mbaknya Yuli yang umurnya hampir sepantar denganku dia lebih tua sebulan dariku.

          Bulek dan omku sangat perhatian dan sayang padaku, aku senang kalau diajak bapak kesana soalnya bisa main ayunan yang ada pohon rambutan.

          Ayunan yang terbuat dari tambang besar dan tempat duduknya terbuat dari papan, aku kalau main ayunan suka sampai tinggi dibantu dorong oleh anak bulekku           Aas atau yuli, sampai bisa lihat orang diluar pagar dan kami bergantian. 

          Pokoknya aku suka sekali main kerumah omku dan kalau pulang aku duduk didepan sepeda bapakku dengan kursi rotan , itu dulu waktu aku belum sekolah tapi setelah sekolah badan agak besar kursi rotan didepan tidak cukup lagi dan aku dibonceng oleh bapakku dibelakang, agar aku tidak jatuh karena  maka bulekku mengikat kakiku katanya agar kakiku tidak masuk dijeruji da kalau ngantuk tidak jatuh hhmmmmmm lucunya  tapi kalau dipikir ada benarnya juga.

         Adik kecilku sudah mulai tumbuh besar dan ibu agak kerepotan karena menjaga empat orang anak dan mba Parni sudah kembali ke rumahnya di Cawang jadi aku anak perempuan pertama aku diberi tugas menjaga adik kadang aku merasa sedih tidak bisa bermain dengan teman-temanku, maklum namanya juga anak-anak merasa beban jika menjaga adik.

          Rumahku karena besar teman-temanku suka bermain dirumahku kita bermain rebana dan adik laki-lakiku sering ikut mendengarkan duduk dipinggiran rumah dan dia pernah jatuh,berdarah saya panik tapi beruntung aku punya ibu yang sigap dan cekatan ibu langsung metik daun singkong disamping rumah, ditumbuk dan diletakkan dikepala yang mengeluarkan darah cukup untuk pertolongan pertama dan darahpun berrhenti.

          Aku punya kebiasaan jika ibu masak ayam tangan aku tidak cuci aku berlari kerumah teman dan tanganku kusodorkan ke hidung teman-temanku agar mereka tahu aku habis makan enak , ceritanya pamerrrr  he he he

          Bapakku adalah bapak yang kreatif, dia suka bercocok tanam dia memanfaatkan halaman yang kosong dengan menanam pohon singkong,ubi jalar,kacang tanah,jagung dan pohon pepaya.

          Pohon pepaya kita banyak buahnya, saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha tetangga banyak yang minta buah pepaya mentah untuk sayur ketupat; Untuk sayur sambal godog dicampur dengan kacang panjang hmmmm nikmat .

          Bapakku juga suka melihahara ayam kampung dan kelinci, aku suka sekali dengan kelinciku aku juga sering bermain dengan kelinciku bagaikan cerita dalam dongeng dibuku-buku yang sering ibuku baca sebelum aku tidur.

          Akupun suka dengan kucing kali punya kucing induk dan anaknya, aku sering bermain dengan anak kucing dan tanganku penuh dengan cakaran kucing.