Otobiografi

Hidupku

posté le 16-09-2019 à 20:36:44

          Aku ingat sebelum mba Endang menikah,aku ,mba Endang,bu Yanti,pak Amrullah,pak Sayuti,pak Kholik dan istri  dengan mengendarai mobil mini bis punya pak Kholik kita ke Padang kebetulan pada waktu itu libur .

          Perjalanan kita dimulai Linggau lalu berhenti di Jambi kita mampir di rumah  saudaranya pak Kholik di Jambi kita sempat mutar-mutar sambil menuju kota Padang sebelum sampai kota Padang kita ke Bukit Tinggi, Bukit Tinggi indah sekali dengan hawanya yang dingin serta mata air pegunungan di pinggir jalan kita bisa istirahat sambil cuci muka di air yang jernih dari mata air pegunungan  serta melihat Ngarai Sihanuk, masyaallah........ alangkah indahnya ciptaan Allah. Kita juga pergi ke Gua zaman Jepang ,walau agak ngeri masuk kedalam Gua tapi aku memberanikan diri karena rasa penasaranku mengalahkan ketakutanku tochhh....... aku tidak sendiri.

          Dari Bukit Tinggi kita kita menuju Padang Kota, Padang Kota disana pusatnya kota dan disana ada pantai letaknya ditengah kota dan pengunjungnya banyak sekali apalagi ketika sore hari melihat sunset banyak orang yang kesana sambil makan baso , kacang kulit,minum Es sirup dll  karena sekitar pantai banyak yang jualan , pantai terletak di pinggir jalan  dan banyak orang sambil duduk dipembatas jalan ubin dan semen setinggi satu meter dan sepanjang jalan banyak yang jualan kita bisa makan sambil melihat patai. hawa panas enak untuk minum es kelapa muda atau es sirup sambil ditemani semangkok baso memang enak memandang  laut, baunya air laut dan suara ombak hmmmmm...... sungguh punya warna tersendiri.

          Dari Padang Kota kita menuju ke Pesantren untuk menengok anak pak Kholik yang sekolah di Pesantren , kita disana tidak terlalu lama yang masuk ke Pondokan Pesantren hanya pak Kholik dengan istrinya, kita menunggu di mobil.

          Setelah menunggu beberapa jam akhirnya kita melanjutkan perjalan, kita berniat pergi manuju tangga seribu dan tidak jauh dari situ kita ke tempat penjualan oleh-oleh khas Padang seperti kripik Sanjai yang terkenal ,kare-kare,dodol Padang  dll masih banyak lagi. jadi disana pusat penjualan oleh-oleh khas Sumatera Barat. 

         Aku membeli beberapa oleh-oleh untuk dibawah pulang ke Curup, setelah kita membeli oleh-oleh ,perjalanan di lanjutkan ke Padang Pesisir ke kampung halaman pak Amirullah, ini benar-benar perjalan yang melelahkan tapi menyenangkan belum lagi mobil-mobil kadang-kadang mogok maklum mobil tua, untung saja pak Kholik ahli dalam mesin mobil jadi ada saja akalnya agar mobil bisa jalan lagi.

          Dari Padang Kota menuju Padang pesisir kita melewati pantai, ini sungguh menakjubkan sepanjang jalan kita disuguhi dengan pemandangan pantai.

          Kita tiba di Padang Pesisir malam hari dan kita nginap di rumah saudaranya  bapak Amirullah selain untuk mendinginkan mobil yang sudah panas kita juga perlu istirahat , pak Amirullah berkata kalau kita libur itu sebabnya kita tour dan mereka sempat terkejut begitu tahu kita masih pada muda " wahhh.... gurunya masih pada kecil " sambil melihat ke arahku, jangan dilihat posturnya umurku sudah tua. Sudah 26 tahun tapi kata orang aku awet muda karena kecil, ternyata beruntung juga punya badan kecil tidak bongsor.

          Setelah kita istirahat satu malam ke-esokan paginya kita kembali ke Curup , badan sudah segar kembali siap untuk pulang singkat kata kita kembali ke Curup via Linggau , badan sudah lengket banget ketika sampai di Curup dan aku sampai di rumah , mandi dan istirahat.

Lumayan perjalan kita selama seminggu tapi kita mengetahui berbagai kota di Mulai linggau,jambi,Padang dan Padang Pesisir , ini benar-benar perjalannan yang mengesankan.

          Hari Seninnya aku mengajar seperti biasa, tapi aku bekerja dengan semangat karena aku sudah fresh kembali,  setelah liburan .   Mulai menghadapi ulang murid-murid lagi dengan berbagai tingkah lakunya yang kadang-kadang menjengkelkan  dan banyak lagi tingkah mereka semuanya jadi satu.

 

 

 

 

 

 

 


 
 
posté le 13-09-2019 à 06:03:34

INDRA KE ENAM

           Sejak SMA aku selalu mengalami mimpi yang jadi kenyataan, ada yang cepat terbukti dan ada menunggu beberapa tahun kemudian, ini kurasakan setelah lama baru terjadi. Pertama aku tidak menyadarinya tapi karena sering terjadi akhirnya aku baru menyadarinya, mungkin ini merupakan anugrah dari Allah yang diberikan untuk hambanya, alhamdulillahhh...sebetunyal menurutku pada dasarnya orang mempunyai panca indra ke enam hanya saja mereka tidak diasah sehingga tidak nampak, kata mbahku diasahnya dengan menjalankan sholat wajib, sholat sunah serta berbuat baik in shaa Allah nanti dengan sendirinya akan merasakan.

          Karena sering terjadi akhirnya aku menyimpulkan  kalau mimpi sekitar jam 1.00 atau jam 2.00 malam ini berarti kejadiannya masih lama bisa jadi 20 tahun lagi atau 10 tahun lagi pokoknya masih lama tapi kalau hampir subuh kejadiannya sebentar lagi.

          Mimpi itu ada 3 katagori, mimpi kejadian lama yang membekas di hati sehingga sering muncul dalam mimpi, keinginan yang belum tercapai sehingga sering hadir dalam mimpi dan yang terakhir adalah  kejadian yang akan terjadi.

Karena sering terjadi teman-temanku sesama guru di Sekolah sering minta pendapatku tentang mimpinya, pernah temanku mba Endang bermimpi pada waktu masku pacaran dengan mba Endang, aku mengatakan pada mba Endang akan segera menikah tapi dalam hatiku bukan dengan kakakku dan aku tidak utarakan hanya akan menikah saja, akupun menceritakan tentang mimpiku kalau aku mendekati bukit dimana masku sudah diatas sedang aku masih dibawah.

Dalam kenyataan masku telebih dahulu menikah tapi bukan dengan mba Endang. 

          Ada kejadian ketika masku mau pedekate ( pendekatan) sama mba Endang, ketika itu malam minggu masku mengajak aku ke rumah mbak Endang di Dwi Tunggal Ujung. Sesudah magrib kita berangkat naik motor bapak, tahu  sendiri motor bapak suka mogok dan hanya pemiliknya yang tahu menjinakkannya he he he .. agar tidak mogok ketika pulang dari rumah mbak Endang jarak 5 meter benar saja motor mogok, untung saja mogoknya bukan di depan rumah mbak Endang, " Tik...... kamu turun dan dorong " perintah masku, aku mau turun dari motor dan sempat tertegun sejenak karena  terkejut  " Turun Tuti ! " kakakku mengulang kembali perintahnya, aku cepat-cepat turun, ampun masku ini, aku ini wanita bukan pria masak  aku di- suruh dorong motor , inilah keistimewaan masku dia tidak bisa membandingkan antara pria dan wanita , enggak heran dia belum punya pacar karena posesif,tidak romantis dan egois serta di rumah termasuk yang paling galak.

          Dengan berusaha keras aku mendorong motor sambil setengah lari, lumayan ngos-ngosan dan  akhirnya motor jalan kembali sementara aku tertinggal masih dalam keadaan  sangat capek " Cepat  kesini ! " perintah masku sambil diatas motor setengah jalan, dengan setengah berlari aku menghampiri motor dan segera berusaha naik motor yang setengah jalan, yachhhhh ampunn...aku ini wanita bukan pria, kalau pria akan mudah naik ke motor yang setengah jalan, dengan berusaha keras akhirnya aku bisa naik dan kita lanjut pulang. Begitulah karaketer masku yang unik .Masku pada akhirnya pacaran dengan mba Endang, setiap malam minggu selalu apel ke rumah mba Endang dan aku tidak lagi menemani. Tapi dasarnya masku tidak agresif alias posesif dan belum kerja sehingga lepas , diam-diam mba Endang menjalin hubungan dengan teman sesama guru walau belum jadi  guru tetap pak Damar punya penghasilan lain, dia hobby melukis dan aku memesan lukisan darinya yang mana lukisan diriku terpampang di ruang rumah keluarga, mungkin berlandaskan itu mbak Endang pindah ke lain hati disaat masku kembali ikut Ujian Negara di Jogjayakarta, aku memang memutuskan tidak ikut Ujian Negara dulu karena aku ingin memberi kesempatan masku lulus terlebih dahulu agar dia tidak merasa minder dan agar kepercayaannya sebagai anak yang lebih tua kembali lagi,

sehingga aku mengumpulkan uang dulu untuk ikut ujian berikutnya.

          Bagaikan disambar petir aku mendapat khabar dan undangan dari mba Endang, ternyata mimpi mba Endang yang dicerittakan ke aku menjadi nyata serta perasaanku yang mengatakan mba Endang menikah dengan orang lain ternyata benar, mimpi yang jadi kenyataan........ aku sempat agak marah dengan mba Endang yang selingkuh dengan temannya sendiri menghianati maskku, tapi akhirnya aku berpikir mungkin jalan yang terbaik dari Allah, bukan jodohnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

       

 

 


 
 
posté le 11-09-2019 à 15:17:32

          Pak Purwanto bercerita kalau dia di Muara Aman mengajar di SMA swasta dll, aku hanya mendengarkan saja ceritanya dan seperti biasa kalau ada teman datang emak selalu menyiapkan lotek untuk temanku. Tentu saja sebagai tuan rumah yang baik aku selalu ramah apa lagi dia jauh-jauh datang dari Muara Aman perjalanan yang cukup melelahkan.

          Sejak dia datang ke rumahku dia semakin rajin titip salam, lewat kak Amrun maupun lewat ibunya kak Amrun karena ibunya kak Amrun sering ke Muara Aman. 

          Ketika ibunya kak Amrun beli lotek dia cerita ke ibu dan emak serta aku kalau Purwanto suka padaku katanya aku baik , manis ,ramah dll pokoknya segala macam tentang aku, tapi efek dari itu menjadi beban untukku karena melihat aku tidak merespon  ibuku mulai lagi dechhh.... mendesak agar aku segera menikah karena teman-temanku banyak yang sudah menikah " Tuti kapan mau nikah, ada yang mau kamu enggak suka , ingat umurmu, jangan sampai nanti dilangkahi  Ririn "   hanya  bapak yang mengerti aku, bapak selalu membelaku " Jangan suka mendesak Tuti, biarkan Tuti memilih sendiri jodohnya" itu yang selalu bapakku bilang ke ibu.        Aku selalu bilang ke ibu, aku akan menikah dengan pria yang aku cintai, sebab kalau aku tidak cinta bagaimana bisa hidup dalam satu rumah, bukan surga yang didapat  tapi malah nereka yang didapat  karena tidak nyaman.                                              Dalam rumah tangga kenyamanan itu penting, aku tahu kalau Purwanto itu baik, tapi kalau aku tidak jatuh cinta padanya tidak bisa dipaksa.

          Ibu dan mbok cuci selalu bilang cinta bisa nanti menyusul, begitu juga ibunya kak Amrun senang banget jika aku sama Purwanto. Aku pusing dibuatnya karena tiap hari hanya itu ... itu saja yang dibahas, aku sudah tegaskan bahwa rumah tangga itu bukan untuk setahun dua tahun tapi untuk selamanya, akhirnya aku punya cara jitu menghentikan masalah ini " ok... aku mau tapi tidak menjamin untuk selamanya, kalau mau cuman untuk setahun dua tahun " alhamdulillahhhh ...... ternyata caraku mengelak berhasil , akhirnya ibu dan yang lainnya tidak pernah memaksaku lagi.

          Heri  (pacarnya Ririn)  dapat tugas kerja di Muara Aman juga dia satu rumah dengan kak Amrun dan Purwanto juga,Heri satu kerja dengan kak Amrun di PU dari dulu Heri selalu curhat padaku jika ada masalah dengan Ririn aku yang jadi juru pendamai mereka, pernah kata Heri ini membuat Ririn cemburu sebab Heri selalu memujiku, aku maklum sebab aku belum punya pacar padahal enggak mungkinlah aku mau dengan pacar adikku, Heri bagiku bagaikan adik sendiri.

          Banyak orang bilang kalau aku lebih tertarik pada orang bule,padahal enggak juga  hanya  saja memang  teman sahabat  penaku  kebanyakan orang bule sampai sampai seisi rumahpun beranggapan begitu padahal teman buleku banyak wanita.

          Kembali lagi ke Heri.... Heri selalu bilang tentang Purwanto kalau dia merasa jadi pacarku, padahal Heri tahu benar kalau aku menggap Purwanto teman biasa tidak lebih dan Heri bilang kalau Purwanto disukai cewek sana , dia pernah mau ngapel ke cewe sana serta berpesan jangan bilang ke aku, lho... memang aku pacarnya kalau dia ngapelpun itu haknya tochhh .. aku tidak ada hubungan apapun sama dia.

          Kata Heri Purwanto pindah ke Jambi dan berpesan ke Heri untuk disampaikan ke aku bahwa kepergiannya dari  Muara Aman karena ingin  menghindar  dari  cewe Muara Aman yang mengakibatkan aku marah, lhooo... dia benar-benar salah paham  kalau perasaannya bertepuk sebelah tangan kalaulah dia tahu aku tidak menyampaikan salam karena aku tidak mau memberi harapan,salamku hanya salam sebagai te-man. Katanya Heri  lagi dia benar-benar merasa bersalah ke aku, ada-ada saja. 

          Aku punya feeling nanti dia akan kirim surat dengan nama samaran , enggak tahunya betul siang ini mendapat surat dari Jambi dengan sipengirim Purwanti.. aku tersenyum tidak salah lagi pastinya Purwanto ternyata dugaanku benar, didalam su-rat dia memohon maaf kalau dia diganggu sama  cewe Muara  Aman sehingga  aku marah dan minta aku memaafkannya serta minta aku membalasnya , lalu aku balas suratnya bahwa dia salah paham selama ini aku, aku hanya menganggap dia teman. Setelah itu dia tidak berkirim surat lagi itu bagus.. karena kebaikan dari lawan jenis jangan disalah artikan , pengalaman untuk dia dan aku juga.

 

 

 

 


 
 
posté le 10-09-2019 à 07:58:35

          Pagi harinya aku kerumah mbah Ida dan lainnya tanya  kapan aku  menikah ? bla .. bla... bla...pokoknya bikin kuping ini panas, memangnya menikah itu gampang seperti beli pisang goreng, kapan mau langsung dapat, ini masalah hati tidak semba-rangan untuk menjatuhkan pilihan. Banyak aku dengar orang sering bilang pilih-pilih sichhh .... yachhh jelas pilih-pilih , pilih yang baik... pilih yang cocok,pilih yang berta-nggung jawab....... pernikahan bukan untuk main-main tapi untuk selamanya, kalau hanya untuk mendapatkan status menikah aku juga bisa .

          Akhirnya Neni diboyong sama suaminya ke Cilegon dengan bahagia mbah melepaskan anak kesayangannya , aku hanya bisa berdoa agar perkawinannya langgeng ,aamiin.

          Selang kira-kira seminggu kemudian Neni pulang ke Curup katanya kabur me-ninggalkan suaminya karena merasa tidak cocok, lho...... . kok bisa begitu bukannya mereka dulu pernah pacaran ....... tapi yang aku dengar khabar burung katanya pada waktu itu Aswan sedang dalam keadaan labil dan menurut saran seseorang dia akan normal kembali jika dinikahkan dengan pacarnya ketika dia masih SMA nachhh........ tidak lain yaccchhhh Neni , akhirnya mereka nikah dechhhh ... pantas aja nikahnya mendadak dan yang aku dengar lagi Neni di Jogyakarta punya pacar yaitu temennya adikku namanya Harsoyo yang  dari Ponorogo tapi kuliah di Jogyakarta.

Pantas aja Neni kabur  karena tidak cinta  lagi sama Aswan dan  sudah punya pacar, jadi  Aswan adalah cinta masa lalu SMA ,nacchhh.... kalau ini aku tidak tahu apakah mbah sudah tau apa belum.  Pertama aku pikir beruntung......... ternyata dugaanku meleset, apa  yang  aku bilang  pernikahan itu  perkara bukan  asal  nikah  ternyata  benar , ada pepatah bilang " rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita " artinya orang lain kelihatannya bahagia lebih dari kita, ini perlu kita cermati kebanyakan du-gaan kita itu tidak selalu benar, kadang justru kitalah yang bahagia.

          Bapakku  masih seperti  biasa selalu mengantar aku berangkat mengajar tapi jika motor bapakku mogok dan di bengkel aku suka jalan kaki berangkatnya maklum motor lama , walau bapak bekerja di Bank hanya bapak yang tidak kaya berbeda de-ngan teman-teman bapak baru kerja sudah punya rumah bagus dan mobil, itu karena bapak jujur, kata bapak orang mengucapkan terima kasih bapak sudah cukup senang karena kata bapak memang sudah tugas bapak.  Bapak di Bank bertugas bag. Kredit.           Pernah kukatakan sebelumnya jika tidak  dibantu dengan  usaha emak  belum tentu cukup, karena untuk menghidupi lima orang anak dan semuanya sekolah walau si bungsu Taman Kanak (TK) semua butuh biaya. 

Waktu zaman aku kecil untuk masuk SD tidak harus masuk TK 5Taman Kana-kanak), bisa langsung masuk SD jika sekiranya anak itu mampu. Tapi untuk masku dia masuk TK. Zaman sekarang harus masuk TK dulu baru boleh masuk SD. 

          Aku kalau berangkat ngajar pas jalan naik arah atas Sukaraja ketika pulang di depan rumah orang aku tidak tahu dan aku tidak ingin tahu rumah siapa itu ada beberapa pemuda suka menggangguku sambil nyanyi " Ibu guruku cantik sekali ..... " mereka tahu kalau aku seorang guru sebab ketika pulang aku selalu di-iringi dengan murid-muridku. Aku cuek tidak menggubris anak muda yang iseng.

          Masih berkisar soal cinta nichhhh..... ada seorang guru baru datang dari Jawa Tengah namanya Sri Purwanto, orangnya berkulit hitam manis, hidung mancung dan berperawakan tinggi dia mengajar di SMP PGRI di Sukaraja aku sempat kenalan se-bentar karena dia tidak lama mengajar di SMP  PGRI lalu dia pindah ke Muara Aman tapi tiba-tiba saja aku mendengar khabar tentang dia dari kak Amrun tetanggaku, itu juga secara tidak  sengaja dan akhirnya  setiap pulang  dari Muara Aman kak Amrun selalu menyampaikan salam darinya untukku, kak Amrun kerja di PU dan ditugaskan di Muara Aman serta satu rumah dengannya, karena sering titip salam sebagai teman walau belum lama kenal maka aku bilang salam kembali dan kalau ke  Curup mampir kerumah. Benar saja ketika dia Curup di mampir ke rumah, sebagai tuan rumah yang baik aku selalu ramah,  seisi rumah  suka aku  didatangi seorang pria terutama ibuku karena jarang sekali ada tamu pria yang datang kecuali teman pria ketika SMA itu ju- ga murni untuk  belajar atau teman pria datang kerumah walau temanku tapi dia juga teman masku dan tentu saja tujuan datang untuk masku.

 

 

 

 

 

 

 

 


 
 
posté le 07-09-2019 à 19:26:47

          Pernah terjadi ketika ulangan  di Kls .3b aku sudah  memperingati agar tidak  menyontek, aku duduk di kursiku di depan  kelas sambil tenang aku perhatikan satu persatu anak muridku ada yang tegang ketika diperhatikan, ada yang cengesan, ada yang gelisah, ada yang tenang dan tersenyum ketika membaca .. nachhh untuk yang seperti ini artinya dia bisa menjawab ujian, kalau yang gelisah dia biasa nyontek tapi sedang cari waktu untuk nyontek agar tidak ketahuan. Kalau yang mengerutkan dahi dan mengetuk-ngetuk pulpen ini berarti sedang berusaha mengingat apa yang dipe-lajari .  Ada lagi yang menoleh kiri kanan...... itu artinya berusaha minta bantuan ke temannya,  atauberusaha nyontek dengan cara melihat jawaban teman .

          Ketika aku sedang asik memperhatikan satu persatu , aku melihat salah satu murid laki-laki yang mencurigakan  disebalah kanan  deretan  kursi ketiga dari bela-kang.Dengan langkah tenang aku bangun dari dudukku lalu aku berjalan kearah be-lakang sambil berjalan pelan-pelan aku pura-pura melihat perkerjaan mereka.

Ketika tiba dikursi anak yang aku curigai, langkahku terhenti  tingkah lakunya tam-bah mencurigakan , dia  pura-pura  bicara  dengan teman didepannya untuk meng-hilangkan kegugupannya  dan aku  melirik  dibawah mejanya  kakinya menghimpit sesuatu kearah atas dibawah meja agar tidak jatuh oooohhhhhhh..... aku yakin itu buku, tanpa berkata sepatah katapun aku julurkan tanganku dan kuambil  buku itu lalu aku berjalan kedepan kelas kuletakkan buk u diatas  mejaku,  kudengar  anak-anak tertawa dan sebagian menyoraki anak tsb.  Lalu aku  menenangkan   mereka  agar melanjutkan ulangannya. 

          Akhirnya bel berbunyi dan waktu ulangannya selesai, semenjak itu aku jadi pembicaraan mereka , yang aku dengar dari mulut ke mulut  aku guru  yang tidak pernah marah, tapi tegas,punya wibawa,humoris dan anak-anak banyak yang suka.

Maaf bukan aku mengunggulkan diri, pastinya  ada yang pro dan kontra  hanya aku tidak tahu, itu hal yang wajar.

          Aku selalu banyak belajar dan belajar terus karena aku sadar ilmuku belum cukup. Tentu kalian menyadari semakin banyak belajar maka kita merasa kurang .

          Aku sudah kerja walau masih tenaga honorer, orang tuaku terutama ibu dan mbah Ida sudah sering membicarakan pasangan hidupku, mengingat sampai seka-rang aku belum punya pacar, aku lebih menikmati  hidupku bersama teman sahabat penaku sehingga menganggap kalau aku hanya tertarik dengan orang luar.

Sedang adikku Ririn sudah punya pacar dan sudah lama pacaran sama Heri, ibuku takut kalau aku dilangkahi ,dalam arti kata lebih dahulu adikku yang menikah.

          Ririn anak nomor empat dan menurutku diantara kita yang anak perempuan dia yang paling cantik, tak heran banyak yang ingin jadi pacarnya. 

          Pertama Ririn jatuh cinta dengan temannya aku lupa namanya, tapi akhirnya dia pacaran sama Heri, awal mulanya Heri berteman , Atik,Ririn,Heri dan Girin mereka berempat selalu pergi bersama-sama. Heri dan Girin sahabat dekat malah Heri sering nginap di rumah Girin kalau enggak salah rumah Girin tidak jauh dekat DKT.  Karena sering kemana-mana berempat akhirnya Heri dan Ririn pacaran, dari temen jadi demen,hanya Atik dan Girin yang tidak pacaran tapi karena aku dan Heri yang nyomblangin akhirnya mereka pacaran juga. Ternyata gosokkan  aku dan Heri dapat  menjadikan  Heri dan Girin pacaran karena aku lihat mereka ada signal suka sama suka,hanya salah satunya malu mengutarakan terutama yang cowok harusnya agresif  tapi yang cowok tidak agresif jadilah kita berinisiatif jadi mak comblang.

          Kembali lagi padaku, karena aku belum juga punya pacar ini yang membuat kuatir mbah Ida dan ibuku.  Aku ingat  ketika Neni  menikah dengan mantan pacar-nya waktu SMA ,namanya Aswan dan bekerja di Krakatau Steel , Perusahaan baja yang terkenal dan besar terletak di Cilegon.

          Acaranya mendadak jadi menikahnya hanya  disaksikan tetangga kiri kanan dan pihak lelaki dari Jln. Baru; pada waktu itu kalau tidak salah Khotib aja, pokok -nya pada waktu menikah aja... itu yang aku ingat.

Alangkah beruntungnya Neni pikirku, menikah dengan lelaki pujaannya , pekerjaan-nya bagus dan mbah Ida bangga dapat mantu yang mapan .

          Ada kejadian lucu , aku ,emak dan para ibu-ibu duduk dekat ruang kamar pasien kita mendengarkan acara pernikahan dan taufsiah ustad untuk kedua untuk mempelai, dengan khusuk mendengarkan  karena suasana hening  sehingga tanpa terasa emak tertidur sambil duduk tapi tiba-tiba " tuuuttttttt............................. " suara apakah itu, aacchhhhh.. aku menemukan sumber suara , ternyata dari emak yang tanpa sadar kentut emak kaget mendengar suara kentutnya sendiri dan emak menoleh kiri kanan dengan harapan tidak ada yang mendengar ,padahal aku men-  dengar .... aku  melihatnya hanya bisa tersenyum dan menahan tertawa..... 

 

 

 

 

 

 


 
 
 

Ajouter un commentaire

Pseudo : Réserve ton pseudo ici
Email :
Site :
Commentaire :

Smileys

 
 
 
Rappel article